Pandangan orang Jawa yang biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir, yaitu manusia menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gusti Allah.
Upaya manusia untuk memahami keberadaannya diantara semua makhluk yang tergelar di jagad raya, yang notabene adalah makhluk, telah membawa manusia dalam perjalanan pengembaraan yang tak pernah berhenti. Pertanyaan tentang dari mana dan mau kemana (sangkan paraning dumadi) perjalanan semua makhluk terus menggelinding dari jaman ke jaman sejak adanya " ada ". Pertanyaan yang amat sederhana tetapi substansiil tersebut, ternyata mendapatkan jawaban yang justru merupakan pertanyaan-pertanyaan baru dan sangat beragam, bergantung dari kualitas sang penanya. Perkembangan kecerdasan dan kesadaran manusia telah membentuk budaya pencarian yang tiada henti. Apalagi setelah muncul kesadaran religius yang mempertanyakan " apa atau siapa yang membuat ada " semakin menggiring manusia ke dalam petualangan meraba-raba di kegelapan rimba raya pengetahuan. Di dalam kegelapan itulah benturan demi benturan akibat perbedaan pemahaman terjadi. Benturan paling purba berawal dari kisah Adam dan Hawa yang melemparkan mereka dari surga. Benturan terkadang teramat dahsyat sehingga " perlu " genangan darah dan air mata, yang dipelopori oleh Habil dan Qabil. Kesemuanya bermuara pada kata sakti yang bernama " kebenaran " yang sungguh sangat abstrak dan absurd. Tetapi bukankah hidup dan kehidupan ini abstrak dan absurd ? sehingga tak terjabarkan oleh akal-pikir yang paling canggih sekalipun. Ketika akal-pikir tak lagi mampu menjawab pertanyaan diatas, manusia mulai menggali jawaban dari " rasa " sampai akhirnya manusia merasa seolah-olah telah menemukan apa yang dicari. Tetapi ketika pengembaraan rasa tersebut sampai pada titik simpang, dimana di satu sisi muncul kebutuhan untuk melembagakan hasil " temuan rasa " tersebut dan di sisi lain menolak pelembagaan, kembali terjadi benturan-benturan yang sesungguhnya sangat tidak perlu terjadi. Sesuatu yang tidak akan pernah diketahui, baik dengan akal-pikir dan rasa, bahkan intuisi sekalipun. Sebab " dia " adalah Sang Maha Gaib. Rumusan apapun tentang " dia " seperti apa yang telah dilakukan oleh manusia pasti akan menemui kegagalan. Karena " dia " tidak pernah merumuskan " dirinya " secara kongkrit, kecuali dalam bentuk simbol-simbol dan lambang-lambang yang metaforik. Perjalanan panjang manusia yang menempuh jarak jutaan tahun untuk mendapatkan jawaban pasti tentang " dia " menjadi amat bervariasi. Tetapi kepastian itu sendiri tidak pernah dijumpai. Sehingga sebagian manusia menjadi putus asa, karena perjalanan pencariannya tak ubahnya seperti tragedi Syshipus, sebuah perjalanan kehilangan. Sementara untuk sebagian manusia lainnya, semangat pencariannya justru semakin menggebu. Mereka tidak pernah patah, karena mereka tidak terpukau oleh hasil akhir. Telah muncul kesadaran baru pada mereka, bahwa yang terpenting adalah proses pencarian itu sendiri. Bertemu atau tidak bukan lagi menjadi pangkal kerisauan, karena mereka menyadari, bahwa keputusan tidak berada di tangan manusia. Nah mereka inilah para pejalan spiritual, sang pencari sejati yang selalu haus pada pengalaman empiris di belantara pengetahuan tentang hal-hal yang abstrak, absurd dan gaib. Dan mereka adalah kita. Syarat utama bagi para pejalan spiritual adalah kebersediaannya dan kemampuannya menghilangkan atau menyimpan untuk sementara pemahaman dogmatis yang telah dimilikinya, dan mempersiapkan diri dengan keterbukaan hati dan pikiran untuk merambah jagad ilmu pengetahuan ( kawruh ) non-ragawi. Ilmu yang gawat dan wingit, karena sifatnya sangat mempribadi dan tidak bisa diseragamkan dengan idiom-idiom yang ada, dimana idiom-idiom itu hanya bisa dipergunakan sebagai rambu penunjuk yang kebenarannya juga sangat relative. Pengalaman spiritual adalah pengalaman yang sangat unik dan sangat individual sifatnya, sehingga kaidah-kaidah yang paling dogmatispun tak akan mampu memberikan hasil yang sama bagi individu yang berbeda. Perjalanan spiritual adalah proses panning upaya manusia untuk pencapaian tataran-kahanan ( strata, maqom ) pembebasan, yaitu kemerdekaan untuk menjadi merdeka ( freedom to be free ) dari segala bentuk keterikatan dan kemelekatan serta kepemilikan yang membelenggu, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, seprti dijalani oleh para penuntun spiritual dimasa lampau. Jika persyaratan diatas sudah disepakati, barulah terasa ada perlunya perjalanan wisata spiritual yang baru saja kita lakukan. Jika terjadi pengalaman mistis bagi satu atau beberapa orang, harus disikapi sebagai pengalaman yang bersifat " sangat individual " yang tidak bisa diseragamkan. dipetik dari www.jawapalace.com selamat bertualang dan berimajinasi aw. mangucup88 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Apabila manusia berhasil membunuh Allah, maka ia bisa meningkatkan dirinya menjadi setaraf dgn Allah. Lagi pula manusia pada jaman sekarang ini sdh tidak membutuhkan Allah lagi, apa yg kita butuhkan bisa kita dapatkan di Carefour ataupun di Mall. Hanya manusia kuno yg ketinggalan jaman atau manusia cengeng dan lemah saja yg masih membutuhkan Allah. Pengetahuan kita sdh setaraf dgn Allah, kita telah dapat meng-ungkapkan semua rahasia DNA, kita telah bisa mengkloning binatang maupun menciptakan bayi tabung, bahkan usia hewan pun telah dapat kita perpanjang berkali lipat ganda. Si Buyung tidak perlu merindukan bulan lagi, sebab setiap orang berduit sdh bisa dolan2 ke bulan, jadi bukan hanya sekedar mimpi. Mang Ucup tidak mempunyai cita2 ingin jadi Menteri ataupun Presiden, melainkan lebih daripada itu ialah ingin jadi Tuhan", hanya yg menjadi pertanyaan: Apakah mungkin mang Ucup bisa meningkatkan dirinya sendiri tanpa bantuan dari siapapun juga menjadi Allah ?" Bisa ! Dan ini telah dibuktikan oleh Sang Budha, dimana ia telah menjadi "Bodhisattva" = dlm bhs Sankrit "Mahkluk hidup yg telah setaraf dgn Tuhan". Ia mencapai level ini hanya dgn usaha, kekuatan, pengetahuan, dan kemurniannya sendiri. Dlm tradisi Buddhist lebih dikenal dgn sebutan "Samma-Sambuddha". Sejak manusia ada di dunia ini; di dlm lubuk hatinya selalu ada keinginan agar dapat mencapai sesuatu yg lebih; entah itu lebih cantik, lebih kaya, lebih pinter, lebih berkuasa, bahkan lebih suci dsb-nya hal ini diungkapkan oleh Nietzsche sebagai prinsip "kehendak" atau "Wille zur Macht". Puncak dari konsep kehendak itu antara lain kehendak mengatasi segala persoalan di muka bumi yg semata-mata dihadapi sendiri (eksistensial), tanpa harus tergantung lagi pada Allah. Hanya dengan cara itulah manusia bisa mencapai keagungannya menjadi Uebermensch manusia paripurna (super human). Uebermensch arti sebenarnya dlm bhs Jerman adalah "diatas manusia" atau manusia yg memiliki nilai lebih daripada manusia2 lainnya. Sejak ribuan th bangsa Yahudi mengharapkan kedatangannya seorang Uebermensch, sebagai tokoh utama dari agama mereka yg lebih lazim disebut Mesias, maka dari itu tidaklah heran kalau mereka mampu menciptakan manusia khayalan "Uebermensch" sebagai tokoh2 komik - Superhero. Jerry Siegel dan Joe Shuster adalah kedua orang Yahudi yg menciptakan figur Superman di th 1931. Begitu juga dgn Batman & Robin adalah hasil ciptaan dari orang Yahudi lainnya Bob Cane sedangkan Spiderman ciptaannya dari Stan Lee. Secara tidak langsung manusia telah menciptakan Uebermensch atau manusia paripurna (super human) sebagai idola mereka sebagai contoh Paus, Dalai Lama, Buddha, sedangkan bagi kaum remaja bisa saja Madona atau Michael Jackson sebagai tokoh idola mereka. Dan bagi para pencinta cersil mungkin Yoko atau Pendekar Pulau Es yg bisa juga dikategorikan sebagai Uebermensch. Tidak bisa dipungkiri bahwa teori Uebermensch dari Nietzsche ini berakar dari tradisi Buddhist yg dipelajarinya pada saat ia berusia 24 th. Dan ini diungkapkan pertama kalinya oleh dia dlm karyanya "Menschliches, Allzumenschliches" (Manusiawi, terlalu manusiawi), sebelumnya dia hal ini juga pernah diungkapkan oleh filsuf Perancis Claude Adrien Hélvetius dgn istilah "homme supérieure". Salah satu persyaratan untuk menjadi Uebermensch kita harus melupakan dan mengosongkan semua yg ada sebelumnya, terutama kita harus melupakan bahwa Tuhan itu ada, sebab seperti juga yg diutarakan oleh filsuf Rusia Dostojewski: "Apabila Tuhan itu tidak exist, maka kita bebas dan boleh melakukan apapun juga!" dan ini merupakan titik awal dari Existentialismus. Oleh sebab itulah timbul pemahaman atau doktrin "Nihilisme" dari Nietzsche. Dlm bhs Indonesia nihil bisa diartikan sebagai ke-sia2an, tetapi makna yg sebenarnya adalah "tidak ada apa2-nya" yg diserap dari bhs Latin "ne-hilum" dlm bhs Inggris disebut no-thing, orang Italia mempunyai kata niente atau nulla, orang Jerman menyebutnya nichts sementara orang Perancis mempunyai kata rien. Semua makna ini jelas merujuk pada konteks "kosong" yg diambil dari filsafat timur sebagai contoh dlm aliran Tao mereka menganut Wu, (nihil), aliran Buddha menganut Kong (kosong). Seperti juga yg disebut oleh seniman almarhum Andy Warhold "Everything is nothing". Dan saya yakin tidak lama lagi manusia akan berhasil menciptakan Uebermensch atau manusia unggulan, lihat saja sejak bln Feb 2005 yg lampau perusahaan XY Inc." http://www.xyinc.com telah mendaftarkan hak paten dimana orang tua yg ingin mendapatkan anak laki2 ataupun perempuan, ini sudah dapat diatur terlebih dahulu sebelum terjadinya janin; terutama untuk bayi tabung. Sehingga dgn mana orang tua yg ingin mendapatkan bayi laki2 atau perempuan ini semuanya sudah dapat dipesan jauh2 hari sebelumnya, jadi bukannya hanya berdasarkan doa, harapan ataupun impian lagi. Manusia jaman sekarang sdh memiliki kekuasaan maupun kemampuan untuk menentukan jenis kelamin bayinya jauh2 hari sebelum janin tsb eksis, sehingga dgn mana kita sdh tidak akan tergantung lagi dari Allah lagi. Karena kitalah sekarang yg menentukannya terlebih dahulu, jenis kelamin bayi yg akan dilahirkan dan ini tidak ditentukan oleh karena kebenaran ataupun nasib melainkan bedasarkan "pesanan khusus" dari ortu nya. Dgn adanya paten ini, maka bukan kehendak-Nya Sang Pencipta lagi yg akan terjadi melainkan kehendak ortu nya lah yg pasti dan akan terjadi! Maka dari itu saya akhiri tulisan ini dgn pertanayaan "Why we need God ? Kenapa kita butuh Allah ?" Mang Ucup Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.net Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ SPONSORED LINKS Writing book Writing a book Book writing software Writing a book report Business writing book Writing and publishing a book --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "proletar" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- --------------------------------- Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/