"carisurga" yang anak kemaren sore bisa lebih pandai 
daripada orang tua bangkotan ....
argumentasi ada...
dasar-dasar berpijak jelas...
dan yang penting "berpikir" 
bukan mengutip...
yang sama dengan tukang caplok taik...
produk jaman sekarang!!

carisurga <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Harmonisasi Negara

Terlepas dari konsep benar - salah suatu agama, Amerika Serikat 
merupakan sebuah negara yang mampu membentuk suatu harmoni. Harmoni 
ini terbentuk karena adanya sinkronisasi antara agama dan negara. 
Sebagaimana kita tahu, Amerika Serikat merupakan negara dengan 
mayoritas penduduk memeluk agama kristen. Dalam agama kristen, hukum 
Tuhan bukanlah suatu yang mengikat karena dalam iman kristen, setiap 
manusia tumbuh dalam kebenaran melalui roh kudus. Hukum negara 
merupakan manifestasi bentuk kebenaran yang tumbuh dalam skala 
komunitas berdasarkan suatu musyawarah yang akhirnya mengikat dan 
ditaati bersama. Tidak ada yang lebih harmonis dari agama yang 
berpadu dengan hukum negara. Sekulerisme Amerika pada dasarnya 
bukanlah pemisahan antara agama dan negara jika melihat landasan 
iman kristen. Bisa dikatakan hukum - hukum sekuler adalah bentuk 
kebenaran yang tumbuh dari masyarakat kristen itu sendiri untuk 
kemudian ditaati bersama.

Di negara kita, harmonisasi ini tidak terjadi. Adanya hukum 
pemerintah (sekuler) yang mengikat di satu sisi dan hukum agama yang 
juga mengikat di sisi lain menimbulkan dualisme aturan. Jika tetap 
dipaksakan maka kerap kali terjadi friksi karena hukum negara belum 
tentu sesuai dengan hukum agama. Tidak adanya keselarasan dan aneka 
konflik yang kronis timbul karena dualisme ini. Hukum di negara kita 
lemah karena memang pada dasarnya tidak terbangun berlandasan hukum 
agama yang dipeluk mayoritas masyarakatnya. 

Dewasa ini muncul gerakan yang mengaku sebagai pembaharu islam dan 
menamakan dirinya JIL. Sebuah konsep liberal yang berhasil di negara 
kristen ingin diterapkan di negara yang mayoritas penduduknya 
beragama islam. Dalam contoh kasus ini, upaya pembentukan harmoni 
negara dilakukan dengan meningkatkan toleransi antar manusia melalui 
degradasi keyakinan hukum dari segi agama. Toleransi dan kesadaran 
akan relatifitas pemahaman tiap pribadi dikedepankan demi 
menghindari kesewenang - wenangan dalam aplikasi hukum agama. Quran 
diturunkan nilainya dari bentuk hukum Tuhan yang mengikat menjadi 
semacam ajaran yang diinterpretasikan secara sangat relatif dan 
terbuka. . Mungkin ini bisa berhasil jika orang islam tidak lagi 
berpegang pada Quran, atau boleh dikatakan, Quran hanya menjadi 
bacaan filsafat keagamaan tanpa kekuatan dalam mengatur dan 
mengikat. Ajaran JIL ini pada dasarnya mengakomodasi keengganan para 
munafik yang mengaku islam dari kewajiban mereka untuk taat pada 
tuntunan Quran. Jika gerakan ini membuahkan hasil, bisa disimpulkan 
bahwa kekuatan hukum sekuler (pemerintah) mempunyai daya ikat yang 
lebih kuat dibanding daya cengkeram hukum agama. Hukum sekuler 
negara mampu membuat masyarakat tidak tunduk pada hukum agama tanpa 
ada keberatan dalam masyarakat itu sendiri.

Gerakan harmonisasi model JIL ini tidak akan pernah membuahkan hasil 
di Indonesia. Hal ini jelas terlihat karena ajaran islam dan ajaran 
kristen mampunyai konsep dasar yang berbeda. Kristen melepas hukum 
untuk menumbuhkan kebenaran, sedang islam justru berpegang pada 
hukum untuk mendapatkan kebenaran. Memaksakan diri menciptakan 
harmonisasi liberal ala barat untuk bangsa yang masyarakatnya 
diajarkan taat pada hukum agama jelas hanya akan menimbulkan 
tambahan konflik di masyarakat itu sendiri. Sentimen negatif 
terhadap JIL dan aneka konflik pemikiran yang menyertainya menjadi 
rambu - rambu yang jelas bahwa gerakan ini bukanlah pemberi solusi 
dan mungkin keberadaannya tidak layak lagi untuk dipertahankan. 

Selain liberalisme ala barat, ada 1 lagi solusi untuk harmonisasi 
negara. Solusi terakhir ini mungkin terdengar agak radikal, tapi 
pandangan ini cukup logis jika melihat mayoritas pemeluk agama di 
Indonesia adalah islam. Cara lain tersebut adalah dengan melemahkan/ 
menghilangkan hukum  sekuler (negara) dan memperkuat daya ikat hukum 
agama. Liberalisme diterapkan dalam memahami Quran tanpa ada hukum 
lain ( hukum sekuler ) sebagai tujuan pembenaran pemahaman liberal 
atas Quran itu sendiri. Hukum negara dibentuk dan dimusyawarahkan 
secara demokratis atas dasar hukum agama. Metode ini hanya bisa 
terlaksana jika kita menggunakan hukum islam ( Quran ) sebagai dasar 
negara, tidak ada cara lain, sedangkan dalam aplikasi konkretnya ( 
peraturan - peraturan praktisnya) dibuat dalam sistem musyawarah 
(dengan melibatkan agama non mayoritas) namun tetap dalam kaidah 
hukum islam. Keberatan dari non islam sudah pasti ada, terutama di 
daerah - daerah dimana non muslim menjadi mayoritas, namun hal itu 
bisa diatasi mengingat Indonesia sekarang menggunakan sitem otonomi 
daerah dimana terdapat aturan - aturan khusus di tiap - tiap daerah. 
Otonomi ini bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan fleksibilitas 
hukum/ peraturan di daerah dimana non muslim menjadi mayoritas.  
Menciptakan negara yang islami ini tidak mudah sebenarnya, karena di 
kalangan muslim sendiri banyak yang telah terjebak ajaran liberal 
ala barat ataupun pola hidup hedonis yang justru bertentangan dengan 
ajaran Quran itu sendiri. Memang solusi ini tidak mungkin instan, 
tapi jika kita bangun sedikit demi sedikit dan kita mulai dari 
sekarang, mungkin harmoni sebuah negara islami dapat kita wujudkan.

Intinya adalah : Kita tidak mungkin seperti ini terus. Kita harus 
mulai berbenah diri. Dasar negara kita terdengar indah tapi amat 
lemah. Pancasila itu tampak adil dan berada diantara agama, 
sosialis, dan liberal, tapi justru pancasila itu sebenarnya terlalu 
rapuh untuk menjadi dasar suatu negara. Ia bisa ditarik dalam 
kecenderungan tertentu di satu jaman, lalu ditarik ke kecenderungan 
lain di jaman berikutnya. Contoh saja saat kita dipimpin Pak Karno. 
Bangsa ini dibawa lebih dekat ke Cina yang cenderung sosialis 
komunis. Saat Pak Harto, semua ism sepertinya tidak ada yang jalan. 
Bahkan indonesia menjadi semacam negara feodal dengan kekuatan 
pimpinan yang absolut dan otoriter. Akhir - akhir ini, baik dalam 
rezim Gus Dur, Mega, atau  SBY, kecenderungan yang terbentuk adalah 
liberalisme barat yang semu. Semua punya kehendak sendiri - sendiri 
namun masih takut - takut jika kehendaknya itu menohok sisi 
moralitas agama mayoritas. Anda lihat? Pancasila tidak mampu menjadi 
pondasi. Ia bergoyang kesana kemari tanpa kejelasan sikap. 
Liberalisme ala Amerika jelas mustahil dalam negara yang mayoritas 
beragama islam karena hukum sekuler liberal tidak akan cocok 
berjalan bersama ajaran Quran, demikian juga sosialis atau komunis. 
Semua tidak bisa memberikan acuan moral absolut untuk ditaati 
masyarakatnya. Sebagai dasar negara, pancasila justru lebih parah 
lagi karena ia justru mengakomodasi aneka ism untuk berkembang dan 
membentuk kecendrungan penguasa suatu jaman. Ini jadi semacam 
pondasi yang terus saja bergoyang. Bagaimana jika pondasi terus 
bergoyang? Sudah pasti bangunan tidak bisa tinggi. Ia akan rubuh dan 
rubuh lagi. Seperti Indonesia.

Bersandar pada Quran itu sebenarnya tidak sulit asalkan kita 
melakukannya bersama - sama dengan membentuk penafsiran logis yang 
saling menghormati. Beberapa kefanatikan kelompok islam adalah 
akibat kesendiriannya dalam memikirkan sebuah ide berdasarkan Quran 
tanpa ada pandangan kelompok lain sealiran dalam memperjuangkan 
gagasan yang sama. Beberapa masalah lain dalam menciptakan sebuah 
negara islami adalah anggapan negatif yang mengatakan hukum islam 
itu kejam dan tidak manusiawi. Itu tidak benar. Jika Quran ditelaah 
secara massal sebagai acuan/ dasar negara, kekejaman sebagai asumsi 
awal itu tidak akan berlanjut karena Quran mulai dipahami secara 
moderat dari sudut pemaknaan manusia masa kini. Pemahaman manusia 
modern tidak lagi kaku dan kolot seperti pemahaman Quran di masa 
lalu. Jadi berpijak pada Quran bukan berarti berpijak pada 1 konsep 
pemahaman, namun lebih dari itu. Ajaran islam bukanlah bentuk 
absolutisme, karena meskipun Quran dijadikan dasar yang mutlak, 
namun pada dasarnya pemahaman manusia tidak mungkin mutlak 
kebenarannya. Selalu ada ruang untuk berbagi pendapat dalam 
toleransi yang saling menghargai untuk memahami Quran itu sendiri. 
Jika kita punya sedikit impian saja dan mau memikirkannya sedikit 
demi sedikit, tanpa perlu kekerasanpun sebenarnya sebuah negara 
islami dapat kita wujudkan. Seperti halnya negara kita saat ramadan, 
negara islami adalah negara dimana manusianya saling menghormati, 
sabar, mampu menahan diri, dan tidak memaksakan kebenarannya sendiri 
seakan - akan ia adalah Tuhan atau Al Quran berjalan. 



--- In proletar@yahoogroups.com, "Jusfiq Hadjar" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
>     Salah satu kemajuan pemahaman ajaran Nasrani  yang bagus adalah
>     pemisahan urusan agama dari urusan negara. 
> 
>     Dan negara Indonesia, mulanya,  mewarisi dari pemerintah Hindia
>     Belanda, prinsip pemisahan urusan agama dari urusan negara. 
> 
>     Tapi orang Nasrani Indonesia baik yang Katolik maupun yang
>     protestan banyak yang pada munafik lalu menerima Pancasila yang
>     TIDAK memisahkan urusan agama dari urusan negara sebagai dasar 
negara. 
> 
>     Dan proses syariahisasi di Indonesiapun berlangsung secara
>     pelan-pelan... 
> 
>     Mula-mula ada kementerian agama... 
> 
>     Orang Nasrani yang mestinya mendukung pemisahan urusan agama 
dari
>     urusna negara tidak angkat bicara dengan lantang... 
> 
>     Lalu disekolah negeri ada pelajaran agama... 
> 
>     Orang Nasrani juga tidak banyak protes... 
> 
>     Dan di halaman Istana Negara didirikan mesjid... 
> 
>     Orang Nasrani juga tidak begitu protes... 
> 
>     Lalu di Aceh diberlakukan syariah... 
> 
>     Orang Nasrani juga nggak banyak ribut.. 
> 
>     Orang Nasrani  Indonesia  yang diam dihadapan semua ini saya
>     anggap manusia munafik...
>






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 



SPONSORED LINKS 
Writing book Writing a book Writing child book Book writing software Writing a 
book report Business writing book 

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "proletar" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------



__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to