Jujur saja, saya termasuk dari sekian banyak orang yang masih tidak percaya dengan berita kematian Dr. Azahari. Kematian Dr. Azahari buat saya masih menyimpan sejuta misteri dan diselubungi kabut tebal. Jangankan tentang kebenaran berita kematiannya, bahkan mengenai benar adanya sosok Dr. Azahari pun saya masih belum bisa mempercayainya. Menurut analisa saya sosok Azahari ini, adalah sosok yang imajiner dan hanya hidup dalam dunia rekaan pihak keamanan dan intelijen negeri ini saja. Banyak hal-hal yang janggal sejak awal mulai munculnya nama Azahari di media massa. Kalau kita runut ke belakang, nama Azahari mulai mencuat ke permukaan sejak terjadinya peristiwa Bom Bali , dimana ketika itu Kapolri Dai Bachtiar berkomentar bahwa dalang dan konseptor segala aksi terorisme di negeri ini adalah Dr. Azahari dan Noordim Mohd. Top. Nah, sejak itu setiap ada aksi-aksi pemboman pasti selalu dikaitkan dengan dua nama ini. Pihak kepolisian mulai menyebar gambar-gambar rekaan sosok dua orang ini, yang dalam pandangan saya tidak lebih dari karikatur belaka. Faktanya, kita tidak pernah tahu persis nyata atau tidaknya dua sosok tadi, bahkan dari perbincangan dengan berberapa rekan yang aktif dalam kajian terorisme, nama Azahari dan Noordin Mohd. Top merupakan dua nama yang sama sekali tidak dikenal dalam blantika terorisme di jagat ini. Belum lagi, penangkapan-penangkapan terhadap orang-orang yang dianggap punya wajah mirip dengan karikatur wajah dua orang ini, sungguh menggelikan, hampir setiap penangkapan pasti berujung dengan dilepaskannya orang-orang yang diciduk karena sama sekali tak ada kaitannya dengan terorisme. Indikasi, yang semakin menambah tebalnya dugaan saya bahwa Azahari adalah tokoh fiksi-rekaan, adalah ketika SBY melantik Kabinetnya, ketika itu Dai Bachtiar yang masih menjabat sebagai Kapolri bersumpah bahwa dalam waktu 100 hari pihak kepolisian akan meringkus jaringan terorisme yang pentolannya Azahari Cs. Dari pernyataan Dai ini, saya melihat bahwa pihak kepolisian , dalam hal ini Kapolri begitu percaya diri akan mampu menangkap Azahari dalam waktu singkat, sementara kita tahu sendiri selama berbulan-bulan aksi-aksi bom terjadi, tanpa Polri sanggup mengatasinya, dan pihak intelijen kita seperti sama sekali tak bertaring dalam mengendus pergerakan Azahari Cs. Sementara itu, kenapa saat itu dengan begitu mudahnya Dai Bachtiar bersumpah, menurut analisa saya pasti ada sesuatu di balik semua ini...???? Dugaan saya kenapa Dai berani bersumpah, adalah karena Azahari adalah tokoh rekaan yang sengaja dimunculkan, sehingga terserah pihak yang memunculkannya untuk mematikan atau menghidupkan tokoh rekaan tersebut setiap saat. Tentunya dengan melakukan sebuah rekayasa peristiwa yang mampu menarik perhatian publik, bahwa Azahari si dalang bom sungguh-sungguh telah tewas. Faktanya, kita tahu persis bahwa Dai Bachtiar tidak bisa memenuhi janjinya, menurut saya hal ini terjadi karena pada saat itu momentumnya belum tepat untuk mematikan Azahari , pada saat itu popularitas SBY masih di puncak, sementara kondisi perekonomian masih lumayan stabil, jadi tidak perlu ada upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat. Sementara itu nama Azahari masih harus didengungkan, agar bila suatu saat dibutuhkan bisa dijadikan amunisi untuk mengalihkan isu. Kemudian , terjadi berbagai ledakan lain di negeri ini, sampai puncaknya Bom Bali II di Jimbaran. Pada saat bom ini meledak kempemimpinan Kapolri sudah beralih ke tangan Sutanto. Sementara saat itu, kondisi politik nasional sedang panas-panasnya, dimulai dengan kenaikan harga BBM yang memicu gelombang demonstrasi di berbagai kota, tuntutan reshufle kabinet yang semakin keras, rencana impor beras yang mendapat tentangan dari berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat itu popularitas SBY dan kabinetnya jatuh pada titik terendah, dan publik sudah semakin Frustrasi dengan kondisi ini. Menurut saya pada kondisi seperti inilah momentum yang sangat tepat untuk mengalihkan berbagai isu yang melemahkan pemerintahan SBY, salah satu isu yang paling dapat menarik perhatian publik tentu adalah terorisme. Nah, pada saat inilah waktu yang tepat untuk mematikan Azahari sang tokoh rekaan ini. Hingga pada suatu malam di kawasan Batu, Malang. Terjadi suatu peristiwa yang diselimuti kabut yang sangat tebal, bahkan warga sekitar pun tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi di Villa tersebut pada malam itu. Banyak kejanggalan lain diseputar "kematian Azahari" ini, salah satu yang paling aneh adalah penolakan Polri untuk melakukan tes DNA terhadap jenazah yang dianggap Azahari, menurut Polri tes sidik jari sudah cukup, sementara semua orang saya pikir sudah paham bahwa menurut standard ilmiah Tes DNA merupakan tes yang paling Valid untuk mengidentifikasi seseorang. Lalu ada apakah di balik semua ini??? Kini "Azahari" sudah tewas, tinggal satu tokoh lagi yang masih hidup Nordin Mohd. Top. Kita tinggal menunggu momentum yang tepat untuk mendengar berita kematian sosok ini. Memperbincangkan terorisme di Negeri ini, memang selalu menarik. Sayangnya pemerintah tidak pernah mau belajar mencerdaskan masyakatnya.
Wallahualam Tabik --------------------------------- Do you Yahoo!? Find a local business fast with Yahoo! Local Search [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/