Masyarakat agama terutama umat Islam hampir semuanya tidak bisa membedakan 
antara "realita" dan "imaginasi" yang bukan realita tapi hanya merupakan 
kepercayaan saja.
Keduanya baik "realita" maupun "imaginasi" tercipta atau muncul sama2 di tempat 
lokasi yang sama yaitu di otak melalui suatu proses yang juga se-olah2 sama.
Ilustrasi "realita" bisa dicontohkan dengan buang sampah sembarangan sehingga 
menyebabkan rasa yang tidak enak dan juga menebar penyakit yang merugikan 
lingkungan. Ini merupakan realitasnya, dan reaksi terhadap realitas ini, 
masyarakat dipaksa untuk dilarang buang sampah sembarangan dan pemaksaan ini 
dilakukan dengan UU atau dengan hukum yang ditegakkan oleh pemuka atau pemimpin 
dalam masyarakat tsb.  Mereka yang melanggar atau melawan aturan dan UU ini 
tentu akan tergilas oleh aturan itu sendiri demi melindungi masyarakat yang 
lebih banyak.
Hampir mirip dengan ilustrasi "imaginasi" yang eksistensinya merupakan 
kepercayaan maupun agama, karena dianggapnya Allah itu sang pencipta dan 
merupakan realita dimana alQuran merupakan perintah2nya, maka si pemuka 
masyarakat atau pemimpin dalam masyarakat tsb memaksanya untuk menyembah, 
mensucikan, dan mewajibkan pelaksanaan perintah2 Allah tsb dari AlQuran yang 
merupakan eksistensi Allah tsb sebagai realitasnya.  Hal ini akan menjadi 
konflik dalam masyarakat yang tidak percaya hal ini sebagai realitas meskipun 
sama2 ke Islamannya.
Jadi dari kedua ilustrasi diatas, sama2 memaksakan UU, tapi bedanya konfliknya 
lebih banyak dalam memaksakan UU atau hal2 yang terkait kepada kepercayaan 
karena tidak ada realitasnya, karena bukan realitas sehingga pandangan dan 
pendapat setiap individu lebih banyak variasinya daripada kalo ada realitasnya.
Dalam hal ini dikarenakan realitas itu absolut tidak bisa berubah atau diubah, 
sedangkan imaginasi atau kepercayaan selalu ber variasi, selalu bisa berkembang 
ke-mana2 jauh dari yang bisa ditebak oleh individu yang lainnya sehingga sama2 
agama Islamnya pun akan berkembang ke tafsir2 yang saling ber-tentangan yang 
cuma akan menimbulkan konflik massal.  Jadi konflik Islam itu bukan cuma aliran 
Sunni dan Syiah saja yang konflik, bahkan sesama Sunni juga konflik seperti 
antara Islam NU dan Islam Muhammadiah yang ditahun 2007 saling bakar2an namun 
beritanya dilarang disebarkan media di Indonesia.
Hal2 seperti begini akan melemahkan bahkan menghancurkan negara, tapi untuk 
mencegah kehancuran ini maka negara ini harus ditopang kekuatan negara lain 
yang lebih kuat, yang lebih teratur, dan yang melarang imaginasi dinegerinya.
Inilah sumber dari superioritas Amerika dimana dulunya sebelum menjadi kekuatan 
yang superior harus menjadi bumper dari yang lebih superior waktu itu seperti 
Inggris yang jajahannya di-mana2 diseluruh dunia ini. Terutama negara2 Timur 
Tengah yang dijadikan negara Syariah menjadi tergantung kepada Amerika setelah 
rontoknya pengaruh Inggris pasca perang dunia kedua.
Ny. Muslim binti Muskitawati.






[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to