Selesai sarapan di penginapan Susteran, gw langsung meluncur ke Bajawa.

Tiba di kota Bajawa sekitar jam 2 dan makan siang terlebih dulu sebelum check 
in di penginapan.  Gw makan siang di restoran Dito's yang terletak di tengah 
kota Bajawa.  Gw pesan ikan bakar tuna khas Flores karena chef nya ibu pemilik 
restoran.  

Rasanya agak pedas dan cocok untuk lidah orang Padang dan Sunda yang demen 
makanan pedas.  Setiap kali masuk restoran selama perjalanan di Flores, gw 
pasti memesan ikan jika ada di menu.  Gw rasa ikan adalah makanan khas Flores 
jadi, they know how to cook it.

Dan terbukti, selama perjalanan sampe ke Bajawa ini makanan ikan yang gw pesan 
'tidak ada yang gagal'.

Kota Bajawa lebih sejuk dari Ruteng.  Gw tinggal di Hotel Happy Happy.  Hotel 
ini bersih, kamarnya lebih besar dari "Susteran", kamar mandinya agak kecil, 
tapi secara umum penginapan ini memuaskan.   

Hotel ini dikelola oleh orang Belanda yang sudah pensiun.

Si Belanda ini menyewa rumah dan bekerja sama dengan orang lokal membuka 
penginapan di Bajawa.  Ada 5 kamar disini dan saat itu kamarnya penuh semua 
diisi bule Eropa.  

Breakfastnya roti home made dengan butter, jam, nasi goreng, kopi atau teh.  

Sarapan disini buat bule orang Eropa sangat menyenangkan karena rotinya home 
made, udah gitu jam dan butter yang semuanya dari Eropa, ditambah lagi dengan 
buah2an lokal kualitas utama, dan kopi Flores fresh home made.

Bajawa punya 2 tempat yang dikunjungi, salah satunya adalah hot springs sekitar 
1 jam dari kota Bajawa yang namanya Mengeruda di desa Soa.  Air panasnya 
langsung keluar dari mata air panas disitu.  

Buat gw sih, air panas itu masih kalah panas dengan di Cipanas Garut walaupun 
air panasnya langsung keluar dari mata air disitu.  Sama seperti di Cipanas, 
disini juga air panasnya tidak bau belerang.

Jadi cuma gw sendirian aja yang berendam di kolam air panas yang langsung 
keluar dari mata air itu, orang lain pada umumnya berendam sekitar 5 meter dari 
mata air yang berupa sungai kecil.  

Setelah sarapan di ala Eropa di hotel gw meluncur ke Moni, sekitar 5 jam 
perjalanan yang berada di kaki gunung Kelimutu.  On the way to Moni, gw singgah 
mengunjungi Kampung Bena, kampung tradisional dari sejak jaman batu 
(megalitikum) yang terletak di kaki gunung Inerie.

Kampung Bena ini termasuk salah satu dalam daftar "Situs Warisan Dunia di 
Indonesia".  Tidak banyak kehidupan dan adat yang berubah dari kampung ini 
sejak ribuan tahun yang lalu.  Penduduknya menyapa kita dengan senyum ramah 
sambil menenun kain ikat tenun ketika memasuki perkampungan Bena.

Perjalanan ke Moni melalui kota Ende yang terletak di pinggir pantai.  

Selama perjalanan dari sejak Labuan Bajo sampe ke Maumere jalannya 
berkelok-kelok melalui pegunungan.  Jadi, dari ketinggian jalan di atas gunung 
kita bisa menyaksikan pemandangan laut yang indah sebelum memasuki kota Ende.

Sekitar 1 jam sebelum memasuki kota Ende jalannya berada di pinggir pantai, 
dengan pantai disebelah kanan dan batu karang di sebelah kiri.  Mirip seperti 
Highway 1 menuju ke Monterey di California, hanya saja jalanan disini lebih 
kecil dan lebih banyak tikungan tajam.

Di Kota Ende gw hanya singgah sebentar ke rumah pengasingan Bung Karno dan 
makan siang di restoran Cina.  Gw lupa nama restorannya karena masih terkenang 
dengan rumah pengasingan Bung Karno itu.  

Sayangnya gw datang kesana sudah sore hari sehingga rumah itu sudah tutup jam 2 
siang, padahal kita bisa masuk ke dalam rumah yang katanya seperti musium.

Seperti biasa, kali ini gw pesan ikan goreng, ayam goreng hong kong, dan cah 
buncis.

Gw terkejut ketika restoran ini menyediakan ayam goreng hong kong karena tidak 
semua restoran Cina punya menu ayam goreng hong kong.  Restoran Cina yang punya 
menu ayam goreng hong kong udah tentu masakannya lezat.   Saking penasaran, gw 
pergi ngintip ke dapur mau lihat kokinya yang bisa bikin ayam goreng hong kong.

Perjalanan dari kota Ende ke Moni sekitar 2 jam.  Moni adalah sebuah desa kecil 
yang biasanya dipake untuk menginap turis untuk menuju ke Kelimutu.  Perjalanan 
ke Kelimutu dari Moni sekitar 30 menit, sangat praktis untuk ke Kelimutu karena 
biasanya mengejar sunrise di Kelimutu.

Di Moni gw menginap di Bintang Lodge yang dikelola oleh orang lokal.  Ada 6 
kamar disana dan semua kamar penuh terisi, isinya tamu sama aja, yang itu2 
juga.  Dari sejak penginapan di Ruteng, Bajawa, dan sekarang di Moni, hampir 
semuanya diisi oleh turis yang sama.  Jadi gw ketemu turis yang itu2 lagi.

Tiba di Bintang Lodge sore hari dan setelah check in gw ke restoran Bintang 
Lodge yang dikelola istri pengelola penginapan.  Gw makan spaghetti carbonara 
dan kroket sebagai light appetite di sore hari lalu pesan steak untuk dinner.

Semua setiap restoran yang gw kunjungi di Flores ini untuk penyanyian 
masakannya sekitar 30 menit sampe 45 menit.  Cukup lama juga untuk orang yang 
kelaparan seperti gw.  Mereka memasak dari sejak awal sesuai dengan pesanan, 
berbeda dengan restoran pada umumnya yang masakannya sudah tersedia setengah 
matang.

Jadi, makanan yang datang memang agak lama, tapi fresh cook.  Makanya selama 
perjalanan ini gw tidak pernah merasakan makanan yang tidak enak di Flores.  
Pesanan makanan di Bintang Lodge ini bahkan lebih lama lagi, lebih dari 1 jam 
baru tersedia karena restorannya penuh.  

Kayaknya nggak ada lagi restoran yang memadai selera di kampung Moni karena 
restoran ini dikunjungi oleh turis dari luar penginapan juga.   Suasananya 
penuh sesak dan beberapa turis dari Chech dan Norway mabok berat sehingga 
suasananya menjadi lebih hidup dan a little bit rowdy.

Gw berangkat pagi2 jam 4 subuh menuju ke Kelimutu untuk melihat sunrise di 
Kelimutu.  Perjalanan dari hotel naik mobil sekitar 30 menit kesana lalu 
trekking naik ke atas puncak gunung sekitar 30 menit lagi.  Perjalanan trekking 
ke puncak gunung nggak terasa berat karena walaupun jalan menanjak tapi udara 
subuh membuat badan tidak terasa capek.

Setelah selesai mengagumi keindahan di Kelimutu lalu pulang ke hotel untuk 
sarapan sekalian check out menuju ke Maumere sebagai tujuan akhir di Flores. 
Perjalanan dari Moni ke Maumere sekitar 5 jam dan gw sering tidur di mobil 
karena kurang tidur semalam di Moni.

Sebelum tiba di Maumere gw mengunjungi gereja tertua di Flores yang berumur 
lebih dari 100 tahun.  Gereja ini berada di Sikka dan semuanya masih orisinal, 
hanya lantai keramik dan atap gentengnya yang sudah direnovasi.  Lantai 
sebelumnya hanya semen hitam biasa dan diganti lantai keramik.

Kayu tiang bangunan, meja, kursi, podium kebaktian, kursi2 jemaat, dinding 
gereja yang bermotifkan tenun ikat Flores, semuanya masih bangunan asli.  
Amazingly, gereja ini berdiri dekat pantai dan tidak mengalami erosi dari angin 
laut.

Tiba di Maumere sekitar jam 3 sore dan late lunch di restoran Golden Fish.  
Pemilik restoran ini kayaknya punya hobby memancing deep sea fishing sehingga 
menjadi tempat tongkrongan Cina2 Maumere yang hobby memancing deep sea fishing.

Pertama kali gw masuk ke restoran ini, gw udah bisa merasakan dilihat dari 
customernya, bahwa restoran ini pasti rasanya 'maknyuss'.  Gw dibawa ke kolam 
ikan untuk memilih ikan, seperti restoran "Bandar Jakarta" lalu gw pilih ikan 
malas dimasak steamed, cumi goreng mentega, dan sayur kailan udang dengan sauce 
tiram.

Ini adalah restoran yang paling gw suka sejak di Flores.

Setelah selesai makan siang, gw check in di hotel Sea World Club sekitar 15 
menit di luar kota Maumere.  Karakteristik orang Maumere kurang ramah 
dibandingkan orang Flores Barat, seperti di Labuan Bajo, Ruteng dan Bajawa.  
Kelihatannya orang Flores Barat jauh lebih ramah dibandingkan dengan orang 
Flores timur.

Gw lihat anak muda disini sore hari terlihat bergerombol di pinggir jalan dan 
udah kelihatan mabok arak sofi, sejenis arak khas Flores hasil fermentasi dari 
gula aren.  Minuman arak ini sangat keras, gw lihat bule Norway di Moni yang 
minum cuma 2 botol kecil sofi udah terkapar.

Sea World Club ini kepunyaan orang Jerman yang terdiri dari beberapa cottage di 
pinggir pantai.  Pantainya sih kurang bagus jika dibandingkan dengan pantai 
pasir putih di Bali, udah gitu cottagenya kurang terawat.  Restoran menyediakan 
makanan Indonesia dan sedikit menu Jerman, rasanya not bad.  Eatable lah...

Pemandangan lautnya bagussepeeri cekungan selat dengan gunung di daratan kiri 
dan kanan.  Sayangnya, sunset nya tidak jatuh ke laut, tapi ke balik gunung 
yang berada disisi kiri hotel.

Setelah seminggu melakukan perjalanan darat di Flores, gw mengambil kesimpulan 
bahwa semua keajaiban dan keindahan Flores akan lebih sempurna jika kita 
menyelam.  

Ketika gw sedang menyewa kapal di Labuan Bajo, beberapa kali bertemu dengan 
para penyelam yang akan diving di kepulauan sekitar Labuan Bajo.  Gw hanya bisa 
sekedar snorkling di sekitar P. Kambing didekat P. Rinca, itupun gw sudah 
sangat kagum dengan keindahan alam bawah lautnya.

Ada penyewaan kapal phinisi di Labuan Bajo dengan minimal 10 penumpang seharga 
60 juta untuk berlayar selama seminggu dengan mengunjungi seluruh tempat 
menyelam di Flores.  Semua kebutuhan makanan, minuman oksigen sudah tersedia di 
kapal, penumpang tinggal hanya membawa peralatan menyelam saja.

Kota seperti Labuan Bajo, Ende, Maumere, semuanya menawarkan wisata bahari 
menyelam dengan peralatan yang komplit.  

Menurut diver yang ngobrol dengan gw, dibandingkan dengan Raja Ampat, Flores 
ini memiliki sangat banyak ragam ikan yang ditemui sementara Raja Ampat 
memiliki kekayaan tumbuan batu karangnya lebih banyak dari Flores.

Keindahan wisata bahari bawah laut Indonesia memang tidak ada duanya di dunia...




----



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke