ini ada kabar bagi yg pengin sembuh dari hombreng. semua keputusan ada di tanganmu. ya, semoga saja yg sdh terlalu tua juga bisa sembuh.
bukan begitu? == Menurut psikiater Prof Dadang Hawari, para ahli membagi homoseksual dalam dua kelompok, yakni Ego-distonik dan Ego-sintonik. Yang pertama melakukan hubungan sesama jenis untuk menambah gairah hubungan seksnya dengan lawan jenis. Namun, kelompok ini merasa hasrat homoseks mereka sebagai sesuatu yang tidak diinginkan dan sumber penderitaan. “Homoseks Ego-distonik termasuk gangguan jiwa, sedangkan Ego-sintonik menganggap dirinya “normal”, sebab tidak disertai keluhan-keluhan kejiwaan,” tulis Prof Dadang dalam bukunya, Pendekatan Psikoreligi Pada Homoseksual, terbitan Balai Penerbit FKUI, 2009. Prof Dadang menjelaskan, meski sesama jenis, pada homoseksual juga terdapat pembagian peran “suami” dan “istri”. Namun, reaksi cermburu akibat perselingkuhan di kalangan homo jauh lebih kuat dibanding kalangan heteroseksual atau kalangan normal. “Dalam banyak kasus sampai pada pembunuhan,” katanya. Di Indonesia, beberapa kasus pembunuhan berantai disertai mutilasi dilakukan oleh pelaku homoseks terhadap pasangannya. Seperti kasus Ryan pada tahun 2008. Dalam wawancara dengan Suara Hidayatullah, Prof Dadang menjelaskan, homoseks bukan disebabkan faktor gen atau keturunan karena manusia diciptakan dalam kondisi fitrah. Homoseksual terjadi karena faktor perkembangan kepribadian anak. Hal ini juga didukung oleh psikolog Rita Soebagjo, peneliti bidang psikologi Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS). Katanya, pola asuh yang salah adalah faktor terbesar penyebab homoseksual. Contohnya, ada orangtua yang mengasuh atau memperlakukan anak laki-lakinya seperti anak perempuan karena tidak punya anak perempuan. Contoh pola asuh lainnya, kata Rita, anak tidak mendapatkan gambaran sosok orangtua yang ideal. Misalnya, ayah terlalu lemah sedangkan ibu lebih dominan. Jika demikian, anak akan mencari identitasnya sendiri. Perempuan menjadi tomboy karena dominasi ibu, yang laki-laki jadi kemayu (genit). “Kalau sudah seperti ini, yang diterapi adalah orangtuanya,” kata Rita. Menurut Rita, gejala homoseks bisa dideteksi sejak usia dini, yakni usia 2 tahun. Pada usia itu anak akan memilih bermain dengan teman sejenisnya. Sedangkan pada kasus kelainan identitas gender (gender identity disorder/GID) anak lebih suka bermain dengan lawan jenisnya. ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/