beginikah moral para pemimpin agama kristen?

  Romo Alex Jebadu: "Homoseksual dan Gereja Katolik-Roma"


Gejala liberalisme di tubuh gereja tak bisa dibendung. Salah satunya adalah 
gejala maraknya praktek gay dan lesbianisme di kalangan pendeta dan pastur. 
Karena itu, pihak Vatikan segera mengeluarkan instruksi terbaru tentang 
kriteria penyaringan calon-calon siswa yang mempunyai kecenderungan 
homoseksual. Bisakah kalangan Katolik bertahan menghadapi serangan kaum 
liberal? dan bagaimana sikapnya menghadapi ini? Ikuti wawancara dengan Romo 
Alex Jebadu di Vatikan-Roma, Italia sebagaimana dirilis Radio Nederland, Senin, 
19 Desember 2005. 

Radio Nederland: Apakah ini artinya gereja Katolik-Roma memukul gong 
pemberantasan kasus homoseksual di dalam tubuhnya? lalu bagaimana dengan aspek 
hak-hak asasi manusia kelompok homoseks dalam gereja Katolik-Roma? 

Romo Alex Jebadu: Instruksi resmi dalam bentuk dokumen khusus tentang ini baru 
dikeluarkan tanggal 4 Novembver 2005. Tapi Paus Yohanes Paulus Kedua pada tahun 
1994 sudah menyadari ada sesuatu yang kurang beres dalam gereja, khususnya 
dalam pendidikan seminari, imam, katanya, ada yang homoseks sehingga 
menimbulkan ini dan itu, terutama dalam hubungan dengan kasus gereja Katolik di 
Amerika Serikat. Karena itu dia memerintah satu tim untuk menyelidiki dan 
mempelajarai kasus itu. Setelah suatu studi yang cukup panjang, tanya ahli sana 
sini, kemudian ahli gereja, pada akhirnya mereka memutuskan mengeluarkan hasil 
dokemennya berupa instruksi ini.

Di gereja Katolik Amerika Serikat sendiri, ada yang mengatakan 20 persen dari 
imam itu homoseks. Tapi ada juga yang mengatakan 30 persen, 50 hingga 60 
persen. Kemudian juga ada isu bahwa semua seminari Katolik di AS mulai tahun 
70an didominasi oleh calon-calon siswa seminari yang homoseks. Pihak Katolik 
yang ortodoks pernah menuduh bahwa gereja Katolik sudah dimasuki oleh pihak 
homoseks, sampai mengakibatkan siswa seminari yang heteroseksual, katanya, ada 
yang dianiaya, dipaksa supaya ikut kultur mereka yaitu kultur gay, sampai 
akhirnya mereka tinggalkan

Saya pernah menghadiri sidang pastoral yang dihadiri seluruh imam di keuskupan 
negara bagian West Virginia, AS. Kemudian sewaktu makan siang, saya duduk 
dengan seorang pastor Amerika. Lalu saya bilang, " setelah saya pelajari 
isu-isu selama ini, ada yang bilang gay itu merupakan bawaan sejak lahir." 

Saya tanya kepada pastor Amerika itu, "pendapatmu bagaimana, apakah itu benar?"

Lalu dia jawab, "oiya memang! itu benar! saya dilahirkan begitu! saya tidak 
bisa menyembunyikan identitas saya!"

Waktu itu saya baru terkejut ternyata dia juga seorang pastor Homoseksual.

Dia menambahkan, "saya selama ini gagal, ya saya tetap manusia, tapi saya tetap 
berusaha untuk bangkit kembali, saya tidak bisa sembunyikan ini, Tuhan 
menciptakan saya begitu!" 

Waktu itu dia marah-marah, tapi saya tidak mau buka diskusi, walaupun saya juga 
punya argumen, tapi tidak ingin berkepanjangan sampai akhirnya ia berkata, 
"kalau you tidak percaya, biar gereja tidak setuju, tapi kenyataan kita punya 
pastur gay banyak, kalau kamu mau tahu, saya bisa tunjuk keliling meja 
sekarang!"

Jadi instruksi ini keluar karena memang ada sesuatu yang tidak beres.

Radio Nederland: Kita bicara dengan aspek lain Romo. Dunia sekarang mengenal 
istilah hak-hak asasi manusia, termasuk keberadaan kelompok homoseksual. 
Bagaimana gereja Katolik Vatikan melihat ini? 

Romo Alex Jebadu: Wah ini masalah rumit. Gereja kan termasuk sebagai perintis 
dalam perjuangan hak-hak asasi manusia. Hanya di pihak lain gereja tetap 
membedakan apa yang menjadi hak kita sebagai manusia dan apa yang merupakan 
bukan hak kita manusia. Ada hal-hal tertentu yang kita tidak bisa lihat sebagai 
hak kita yang bisa kita perjuangkan untuk harus dapat.

Dalam hubungan pendidikan seminari untuk menjadi imam, kita ditahbiskan. Kita 
dikaruniakan salah satu sakramen. Dan sakramen-sakramen di dalam gereja, 
menurut tradisi, merupakan rahmat ilahi, dan itu artinya sesuatu yang 
dikaruniakan dari pihak Allah sendiri. Dan kita tak punya hak memaksa Tuhan 
untuk mendapatkannya.

Persoalannya, menurut ajaran gereja Katolik, itu merupakan hak Tuhan menurunkan 
karunia melalui gereja di dalam gereja. Jadi kita tidak terima secara langsung, 
tapi melalui gereja. Tuhan mempercayakan itu kepada gereja. Sehingga dalam hal 
ini gereja memutuskan atas nama Tuhan.

Radio Nederland: Keputusan gereja melarang kaum homoseks ini, bukankah kurang 
bisa dipahami oleh orang-orang di luar gereja. Bukankah itu dipandang sebagai 
sebuah keputusan yang sangat arogan dari Vatikan?

Romo Alex Jebadu: Well.. bisa saja dilihat seperti itu dari luar. Tapi gereja 
punya sudut pandang lain. Itu tadi. Dia punya wewenang yang diberikan oleh 
Tuhan sendiri. Pada intinya, gereja lewat instruksi tersebut, bilang gini. 
Tentang hakikat seorang imam menurut ajaran gereja Katolik adalah simbol hidup 
dari Yesus Kristus sendiri sebagai imam, nabi dan raja. 

Dan setiap imam diharapkan menjadi gambaran hidup dari Dia yang kita tidak bisa 
lihat. Karena itu tugas tersebut merupakan hal yang mulia. Oleh karena mulia, 
seorang imam dituntut antara lain, demikian instruksi tersebut, kematangan 
emosi dan kematangan bapak spritual yang berarti bapak bagi komunitas beriman.

Kemudian tentang homoseksual sendiri menurut tradisi gereja dibedakan menjadi 
praktik homoseksual dan kecenderungan homoseksual. Praktik homoseksual itu 
artinya dia aktif melakukan perbuatan/hubungan homoseksual. Sedang 
kecenderungan homoseksual itu artinya dia punya kecenderungan tapi tidak 
melakukan perbuatan/hubungan homoseksual.

Tentang praktik homoseksual, kitab suci mengkategorikannya sebagai dosa karena 
bertentangan dengan hukum kodrat dan sebagainya. Orang yang punya kecenderungan 
homoseksual yang berakar sangat kuat, dalam hal ini mereka juga praktik dan 
mendukung kebudayaan homoseksual, pihak gereja tidak akan mentahbiskan mereka 
sebagai imam. Sedangkan orang yang hanya punya ketertarikan homoseksual sebagai 
suatu tahap transisi dalam hidupnya, instruksi tegaskan, bisa ditahbiskan 
menjadi imam setelah ia bisa membuktkan diri dan bisa mengatasinya selama tiga 
tahun sebelum ditahbiskan.

Radio Nederland: Dia harus membuktikan. Seperti apa itu? apakah dia digoda 
cowok nggak tertarik? bagaimana?

Romo Alex Jebadu: Ya, perasaan itu hilang. Kita belum tahu bagaimana cara 
pembuktiannya. Instruksi itu tidak menjelaskan secara detil. 

Radio Nederland: Kita kembali bicara soal hak-hak asasi manusia. Salah satunya 
adalah bagaimana menerima orang apa adanya, tidak membeda-bedakan. Tapi kok 
kesannya gereja punya standar ganda dalam kasus homoseksual?

Romo Alex Jebadu: Dalam dokumen-dokumen, biasanya gereja selalu membuat 
catatan, dalam menghadapi saudara-saudara kita yang homoseks. Di satu pihak 
kita menghormati mereka, memperlakukan mereka secara baik dan tidak melakukan 
diskriminasi. Tapi tetap ada catatan hal-hal tertentu yang merupakan hak 
gereja. Kita tidak bisa, hanya karena kita ingin, saya musti dapat ini. 
Jangankan homoseks. Gereja Katolik punya undang-undang bahwa yang menjadi imam 
tidak boleh kawin. Mereka tetap kita perlakukan sebagai manusia, tidak kita 
kucilkan dari masyarakat, tidak kita kucilkan dari gereja.

Kalau saya sendiri tidak melihat adanya suatu kontradiksi di dalamnya antara 
posisi gereja dan perjuangan hak-hak asasi manusia di pihak lain. Tapi ada 
hal-hal tertentu yang tidak bisa kita kategorikan sebagai hak. Coba misalnya 
perempuan. Dia sudah dilahirkan sebagai perempuan. Tidak bisa dia, misalnya, o 
saya sekarang mau jadi laki-laki, dan saya berhak mengubah diri menjadi 
laki-laki. Misalnya juga seorang laki-laki berhak berubah menjadi perempuan. 
Tidak bisa dong hanya karena ingin.

Saya punya pengalaman di Washington, Amerika Serikat. Tahun 98 saya mengenal 
seseorang yang tengah menjalani masa transisi entah mau tetap tinggal di biara 
atau mau keluar. Dia teman baik saya. Setelah beberapa bulan kemudian dia juga 
beritahu kalau saya berminat untuk mengikuti suatu pertemuan. Terus saya bilang 
boleh. Pertemuan itu tiap Rabu Sore jam empat. Isinya tentang berbagi 
pengalaman kemudian diakhiri dengan doa. Setelah pertemuan pertama, kedua, 
ketiga, dan kali berikut saya tanya dia, "ini kelompok siapa orang-orang ini."

Lalu dia bilang, "mereka itu kelompok gay, kamu belum tahu?"

Saya bilang, "saya belum tahu."

Dia lalu berkata lagi, "saya juga gay, menurut kamu bagaimana!"

Setelah menarik napas panjang, saya bilang, "well..itu keputusan kamu, itu 
pilihanmu dan saya menghormatinya, dan saya tetap menerima kamu sebagai teman 
saya."

Saya tetap bersahabat dengan dia dan saya kunjungi dia sekali sebulan sekalipun 
jarak sangat jauh harus berkendara selama empat jam. Tidak ada perubahan 
hubungan persahabatan. ( diambil dari situs Radio Nederland, Senin, 19 Desember 
2005/cha)l 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season!
http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke