EMANG KRISTEN RAJANYA MUNAFIK, PUNYA BINI CUMA SATU TAPI NYABO KEMANA2, SIMPENAN JANGAN DITANYA JMLHNYA.
SANG PASTOR JUGA SOK SUCI DGN TDK MENIKAH, UJUNG2NYA BIARAWATI DAN ANAK ALTAR JADI SOSORAN! --- In proletar@yahoogroups.com, emabdalah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Endahnya Poligami > > Semua lelaki memiliki naluri berpoligami. Dalam hal > ¡§semua lelaki¡¨ ini mengartilulasikannya jangan > sampai terjebak dalam paradigma beragama. Memang dalam > agama sendiri, kasus poligami mendapat tempat yang > khusus. Walaupun sebenarnya kekhususan itu karena > faktor para pemeluknya sendiri. Sedang agama tidak > melulu ngomongin masalah perempuan, kawin, poligami, > monogami atau stereogami. > > Marilah kita sebentar keluar dari kerangka agama. > Meninjau segi-segi kejadian dunia lelaki, baik dia itu > muslim, yahudi, kristen, katolik, ateis dll. Baik dia > itu berprofesi sebagai presiden, buruh bangunan, > operator mesin, sopir, astronot dll. Kita juga tidak > bisa inklusif-nasionalis dalam hal ini. Sebab kita > tidak membicarakan satu jenis bangsa saja, tapi segala > jenis bangsa dan negara kita hilangkan dulu > sekat-sekat pemisahnya. Lebih jauh lagi meninjau > dunia lelaki dari kalangan makhluk lain, baik itu > binatang, ikan, tumbuhan, dan dalam kapasitas yang > lebih luas lagi, melongok para lelaki dari kalangan > makhluk halus, yaitu, jin. > > Kalau kita membicarakan poligami, berarti membicarakan > perkawinan. Kalau kita membicarakan perkawinan, > berarti pembicaraan kita membahas sifat suatu gender. > Nah, setelah kita lihat berbagai kehidupan makhluk > hidup, baik secara empirik kita jumpai, atau melalui > lektur tidak langsung ataupun langsung, kita jumpai > bahwa gender lelaki selalu lebih dominan dibandingkan > gender perempuan atau ¡§lady-woman¡¨ alias bencong > (benci aku¡K u!). > > Secara empirik kita sudah super-super kenyang > menyaksikan bahwa manusia yang berjenis kelamin lelaki > memiliki kuasa lebih dibanding wanita. Melalui > pengamatan-pengamatan dan observasi, kita lihat, > misalnya acara di National Geographic, Discovery > Channel, yg sering menayangkan dunia flora dan fauna, > kita lihat bahwa gender lelaki dari jenis binatang pun > memiliki dominasi yang demikian kuat atas gender > lainnya. > > Bahkan dalam dunia mistis, jagad ing lelembut, banyak > literatur tentang jin yang suka usil mengerjai kaum > wanita dari jenis manusia. Bahkan seandainya jika ada > suami istri yang melakukan ¡§ritual¡¨ tanpa mengucap > nama Allah, sang jin bisa ikut nimbrung di antara > keduanya. Hih, serem. > > Lelaki, secara naluri, selalu ingin diakui lebih > powerful di segala bidang. Bukan hanya di medan > perang, jalanan, atau perkantoran. Bahkan dalam urusan > ¡§ritual suami-istri¡¨ pun lelaki selalu merasa tidak > terpuaskan. Walaupun istri di rumah sudah cantik, > seksi, bahenol, penyabar, penyayang, pandai masak, > cuci baju dan pinter nyetrika, ada-ada saja alasan > untuk ¡§mencicipi¡¨ model baru wanita lain. > > Sejarah mencatat bahwa sejak dulu lagi, kaum lelaki > sangat homogenues dalam urusan syahwat. Psikolog > Singapura, yang saya lupa namanya, dalam suatu dialog > di Channel News Asia, mengatakan bahwa, ¡§Sex is > animal instinc. Sex adalah insting hewani. Ketika > insting itu datang, naluri hewan kita mengedus-endus, > seperti kucing, seperti ayam, seperti kuda. Dan kita > tak akan bisa mencegah instink itu, selagi belum > tersalurkan¡¨. > > Dan hillariousnya, instink hewani itu bukannya > berhenti ketika si lelaki sudah menyalurkannya. Ketika > dilihatnya ada ¡§barang¡¨ yang lebih elok, lebih > mulus, lebih bahenol dibanding pasangannya, instink > hewaninya kembali muncul. Barangkali di sinilah salah > satu hikmahnya, mengapa wanita diharuskan menutup > aurat, menutup lekuk-lekuk tubuhnya. Supaya lelaki > tidak melupakan ¡§ikan asin¡¨ di rumahnya. > > Sejarah mencatat, poligami alias beristri banyak, > bukan hanya monopoli pemeluk suatu agama tertentu > sahaja. Bukan pula hak istimewa suatu bangsa atau ras > tertentu saja. > > Para pemelum Yahudi diperkenankan memiliki istri dalam > jumlah yang tidak terbatas. Bahkan Nabi Yakub, Nabi > Daud, Nabi Sulaiman memiliki istri yang tak cukup > dihitung dengan jari. Pada tahun 1650, pemeluk Kristen > di Perancis pernah mendapatkan fatwa, boleh memiliki 2 > istri. Bahkan dewan tertinggi gereja Inggris, sampai > abad 11 boleh memperlakukan wanita sebagai barang > dagangan. Boleh dijual, dipinjam, digadaikan. Kalau > baru dimadu sih masih urusan kecil. Kebiasaan ini > terhapus, setelah kaum salibis pulang dari perang > Salib. > > Menjelang abad 20 dan sekarang, praktek beristri > banyak masih tetap ada. Tak pandang agama, suku, dan > bangsa. Tentu istilah ¡§istri¡¨ di sini bisa berarti > istri dalam arti yang sesungguhnya dan bisa pula > berarti yang tidak sesungguhnya. Dalam istilah > kerajaan tanah air, wanita-wanita yang jadi istri > raja, dinamakan selir. Dahulu di Jepang, para Samurai > juga biasanya punya banyak selir. Di Amerika, penduduk > aslinya, Indian, para lelakinya lazim membagi cinta > dengan beberapa wanita, selama si lelaki punya > kemampuan finansial dan fisik yang memadai. Bagi para > istrinya, berarti tugas makin ringan. Memasak dan > mencuci bisa dibagi-bagi tugasnya. Walaupun, yah, > bajunya orang Indian berapa lembar sih¡K > > Nah, di zaman kini, para lelaki yang banyak duit tetap > mempraktekkan poligami. Walaupun harus main > kucing-kucingan dengan istri pertama. Kenapa musti > kucing-kucingan? Karena sejak lahir kita sudah > dicekoki makna kesetiaan cinta, ¡§one man, one love¡¨. > Ditambah lagi lagu-lagu cengeng yang > mengagung-agungkan cinta pada seorang saja. Semoderen > apa pun live style seorang lelaki, tetap saja naluri > hewaninya tetap berjalan, yaitu mencintai lebih dari > satu wanita. > > Memang sangat menyakitkan bagi wanita, tapi begitulah > adanya. Di Jepang yang tak diragukan lagi > kemoderenannya, kecanggihan teknologinya, kekayaan > financialnya, para lelakinya selalu mencari dan > mencari ¡§geisha¡¨ alias wanita penghibur. Karena di > rumah ¡§geisha¡¨ nya nyebelin dan mbosenin. > > Sedang lelaki Singapura lebih suka mencari daun-daun > muda dari Indonesia untuk dijadikan wanita simpanan. > Wanita muda Indonesia lebih diminati karena harganya > yang murah dan ¡§rasanya¡¨ yang gurih. (Ini kata > mereka, jangan sewot gitu loh). > > Di negara yang mengaku sebagai bapak moyangnya > demokrasi, Amerika, poligami tetap ada. Tom Green > adalah tokoh poligami yang berani mendobrak tradisi > Amerika yang amat patriartical dalam memperlakukan > gender. > > Kini kita coba kembali ke ajaran agama, dalam hal ini > agama Islam. Sebab agama-agama lainnya terkesan > ¡§ogah¡¨ membicarakan poligami. Kalau zaman sebelum > datangnya agama Islam (dalam hal ini Islam yang dibawa > Nabi Muhammad saw), para lelaki bebas memiliki wanita > tanpa batas. Bebas memperlakukan wanita seperti benda > mati, kini fungsi agama mengingatkan kembali para > lelaki agar tidak sembarangan memelihara gundik yang > diikat tanpa tali pernikahan. > > Merujuk pada ide para liberalis (islib) bahwa > mengartikan Al Qur¡¦an dan Sunnah tidak boleh secara > textual, letterlux, tapi harus sesuai dengan kondisi > suatu zaman, maka adalah suatu keharusan bagi setiap > lelaki untuk berpoligami. Why? Why? Why? Karena dewasa > ini kaum lelaki selalu disuguhi aurat-aurat wanita, di > mana pun dia berada. Coba tengok ke luar sebentar, > pasti ada wanita melenggang bercelana jeans ketat. > Coba menengok ke kiri, ada wanita bertoptank. Ke > kanan, pantat yang merangsang. Ditambah lagi > media-media elektronik, seperti televisi, selalu > menyuguhkan wajah-wajah cantik yang menggoda hasrat > lelaki normal. > > Nah, hal-hal seperti itulah yang membuat instink > lelaki mengalami gejala ¡§ndut-ndutan¡¨. Dalam > fase-fase itulah, seluruh energi, intelegensi, materi, > bahkan wibawa sekalipun tiba-tiba menjadi sesuatu yang > murah. Untuk menghindari itu, peranan agama berfungsi > agar menghalalkan itu semua. > > Kalau para liberalis, mengartikan budaya pluralisme > perkawinan itu hanya budaya Arab, yang katanya > libidonya lebih tinggi dari pada bangsa lain, maka > saya berani katakan bahwa pluralisme juga berlaku pada > perkawinan. Dalilnya, ya, meminjam istilah liberalis, > bahwa mengartikan kitab suci tidak boleh secara > harfiah. Nah, ternyata gejala sosial menyatakan bahwa > lelaki sekarang, baik yang libidonya tinggi, maupun > yang libidonya rendah, atau yang tak punya libido, > sama-sama ¡§ndut-ndutan¡¨ menyaksikan wanita-wanita > yang secara umum mengumbar aurat. > > Jadi solusinya, salah satunya, adalah melegalkan > poligami. Supaya gejala ¡§undut-ndutan¡¨ yang diderita > kaum lelaki berkurang. Degan begitu energi, > intelegensi, materi dan wibawanya tidak terganggu, > karena sudah mendapat payung hukum secara SYAH dan > MEYAKINKAN. > > Wassalam º > > Emabdalah > Masih menerima beberapa wanita lagi¡K ihik¡K ihik¡K > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season! http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/