http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=130737


KEJAHATAN
Terorisme, dari Bom ke Penculikan 



Sabtu, 24 Desember 2005
Terorisme itu sejatinya mirip dengan falsafah pencet balon yang kalau ditekan 
di satu bagian, maka bagian lainnya akan menggelembung. 

Hal itu ditandai dengan selalu berpindahnya lokasi yang menjadi target 
pengeboman. Setelah kantor-kantor kedutaan atau perwakilan asing, mal dan 
tempat hiburan selalu dijaga ketat, mereka mengebom restoran, seperti pada Bom 
Bali II. 

Sebagaimana kejahatan lainnya, aktor pelaku terorisme selalu mencari cara baru 
dalam beraksi, jika cara lama mereka sudah dapat dilumpuhkan oleh polisi. 

Setelah aksi bom bunuh diri yang salah satu aktornya, Dr Azahari, berhasil 
ditembak oleh satuan antiteror Polri di Batu, Jatim, 9 November 2005, pelakunya 
lainnya mulai mencari cara lain yang membuat aparat keamanan harus memutar otak 
untuk mencari cara baru menumpasnya. 

Kini, aksi terorisme di Indonesia disebut-sebut masih dikendalikan oleh Noordin 
Moh. Dia kini diduga merencanakan model aksi baru, yakni penculikan terhadap 
beberapa kalangan, termasuk pejabat-pejabat Indonesia dan warga negara asing. 

"Mereka (teroris-Red) ada rencana mengubah target, misalnya ingin menculik 
orang-orang tertentu," kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Syamsir 
Siregar, ketika menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Selasa (20/12). 

Ketika ditanya dari kalangan mana target penculikan, ia menjawab; "Ya 
(kalangan) orang-orang yang bisa dipengaruhi situasi tersebut. Bisa orang dari 
luar, pejabat-pejabat kita, dan sebagainya." 

Kapolri Jenderal Polisi Sutanto seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono pada pelantikan perwira TNI dan Polri di kampus Akademi Angkatan Laut 
(AAL), Bumimoro, Surabaya, Rabu (21/12) mengakui kemungkinan itu adanya ancaman 
kelompok Noordin M Top untuk menculik pejabat dan warga negara asing. 
"Kemungkinan bisa terjadi. Karena itu kami melakukan pengamanan terhadap semua 
lokasi yang menjadi sasaran," katanya. 

Menurut jenderal polisi berbintang empat itu, lokasi-lokasi yang menjadi 
sasaran teroris adalah tempat berkerumunnya masyarakat dan tempat peribadatan. 

"Seperti bom di Bali kan terjadi di restoran. Jadi kami harus mewaspadai tempat 
keramaian, tempat peribadatan dan lainnya," kata mantan Kapolda Jatim itu. 

Hal itu juga diakui mantan Kapolda Bali Irjen Polisi Made Mangku Pastika yang 
menyatakan bahwa setelah dua kali aksi peledakan bom dengan ratusan korban 
tewas dan luka-luka, Bali ternyata belum tercatat sebagai daerah yang aman dari 
serangan kejahatan teroris. 

"Bali masih menjadi sasaran utama para teroris dibandingkan dengan 
daerah-daerah lain di Indonesia," kata polisi yang mendapat promosi sebagai 
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) itu ketika 
ditemui di Denpasar, Rabu (21/12). 

Mengenai aksi kejahatan kemanusiaan itu, para tokoh agama sudah sepakat bahwa 
hal itu bertentangan dengan ajaran agama apapun. Karena itu aksi yang selalu 
diidentikkan dengan "jihad" - namun salah itu- harus dihadapi bukan hanya oleh 
polisi, tapi semua komponen masyarakat. 

Salah satu langkah untuk itu adalah berkumpulnya 20 tokoh lintas agama yang 
tergabung dalam Komite Indonesia untuk Agama dan Perdamaian (KIAP) di Jakarta, 
Rabu (21/12) lalu yang menyerukan agar Natal 2005 dan perayaan penyambutan 
tahun baru 2006 berjalan damai. 

Ketua Umum KIAP Din Syamsuddin bersama 19 tokoh agama lainnya di kantor Pusat 
Dakwah Muhammadiyah di Jakarta mengharapkan agar aparat keamanan dapat menjaga 
keamanan sehingga "Natal Berdarah" tahun 2000 tidak terulang. 

Mereka juga mengimbau agar masyarakat yang merayakan Natal dan tahun baru 
waspada. Pemuda Muhammadiyah dan Pemuda Anshor dari NU sudah menyatakan akan 
membantu aparat keamanan untuk menjaga keamanan. 

Bahkan Din yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah pada pertemuan tersebut 
menyatakan Muhammadiyah menawarkan fasilitas sekolah dan gedung pertemuannya 
untuk kaum Nasrani yang karena alasan tertentu gereja atau tempat pertemuannya 
ditutup untuk perayaan Natal. 

Pertemuan itu dihadiri Ketua MUI Amidhan, mantan Ketua PGI Nathan Setiabudi, 
Paulus Hardi dari Ikatan Sarjana Katolik, Hartati Murdaya dari Walubi, Maya 
Rumantir, Wakil Sekjen PBNU Syaiful Bahri, aktivis perempuan dari CSIS Clara 
dan wakil dari Konghucu, Hindu, dan lainnya. (Antara/Masuki M. Astro

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season!
http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke