Bukan rahasia dan bukan akal2an, bahwa semua negara yang kalah perang akan 
kehilangan kebebasan dan kedaulatan negaranya karena untuk selamanya kekuatan 
angkatan bersenjatanya harus diawasi oleh si pemenang.  Itali, Jerman, Jepang, 
Indonesia, dan Mesir adalah negara pecundang.

Perang ganyang Malaysia yang dideklarasikan Sukarno ternyata gagal, Sukarno 
menyerang dari pintu depan, tapi Malaysia menyeruduk dari pintu belakang.  
Sukarno dibantu Cina dan Russia tapi Malaysia dibantu Inggris dan Amerika.  
Akhirnya Malaysia menempatkan Suharto sebagai pengawasnya dan mengikat RI 
dengan perjanjian yang mengikat yang dirahasiakan kepada rakyatnya.

Sama saja dengan Itali, Jerman dan Jepang yang kalah dalam perang dunia kedua 
dipaksa meneken perjanjian yang seumur hidup akan mengikatnya sebagai pecundang 
oleh si pemenang.

Jadi jangan lupa bahwa Mesir ber-sama2 negara2 Arab lainnya juga menebar perang 
ditahun 1967 tapi ternyata kalah, sebagai pecundang nasibnya sama, jendral2 
yang setia kepada si pemenang dalam hal ini Amerika harus selalu menjadi 
pengawas di Mesir.  Tapi Mursi blunder memecatnya dan mau melepaskan diri dari 
tanggung jawabnya sebagai pecundang dulu hari.  Jadi kalo Mursi dikudeta 
janganlah salahkan siapa2 selain menyalahkan kegoblokan diri sendiri saja.

Artinya kalo negara anda berperang kemudian kalah, lupakanlah soal kemerdekaan, 
kedaulatan, maupun harga diri sebagai bangsa.  Karena semua pecundang sudah 
jelas tidak punya harga diri, tidak punya kedaulatan dan tidak punya 
kemerdekaan.  Kalo anda mengerti dalil ini, barulah bisa memahami kenapa Timor 
Timur harus dilepas, kenapa Freeport tidak bisa dipaksakan.

> muslim in suffer <musliminsuffer@...> wrote:
> Kontak Intensif Al Sisi dengan
> Pentagon Pasca Kudeta

Apakah enggak boleh kontak ???  Lalu apa yang mau anda simpulkan dengan adanya 
kontak pihak pentagon kepada Al Sisi ini ???

Harusnya anda ingat, bahwa semua negara yang kalah perang akan terikat 
perjanjian sebagaimana halnya pecundang.

Jadi Mesir adalah pecundang dalam perang 1967, sama halnya Jepang dan Jerman 
juga pecundang dalam perang dunia kedua dan sama2 terikat perjanjian dengan 
negara pemenang.

Bahkan Indonesia yang perang ganyang Malaysia dizaman Sukarno juga jadi 
pecundang melalui infiltrasi subversive Malaysia yang didukung Amerika Inggris 
berhasil menggulingkan Sukarno melalui antek2 mereka seperti Suharto ini.

Jadi apa anehnya kalo pentagon harus mendiktekan ini dan itu kepada Al Sisi, 
dan juga menekankan Al Sisi apa yang boleh dan apa yang tidak boleh 
diperbuatnya ???

Makanya sudah saya tulis berulangkali, janganlah menebar perang kalo tidak 
yakin menang, karena sekali kalah seumur hidup tidak ada kemerdekaan dan 
kedaulaan lagi.  Masih beruntung hidup dizaman sekarang, kalo di zaman nabi 
Muhammad anda kalah perang, maka anda dijadikan budak atau dibunuh seluruh 
bangsa anda.

Tapi sekarang dizaman modern ada HAM, enggak boleh main bunuh, tapi mereka yang 
mencoba menebar perang kalo kalah tidak perlu dibunuh cukup kedaulatannya 
dibidang kemiliteran dipasung oleh pihak yang menang.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke