Ini lo Mus saya pasti ngasih data yg lengkap ada back up datanya ,gak 
kayak kamu bilang ada masjid yg didol jadi gereja gak bisa ngasih 
datanya,lihat nih:

Gereja-Gereja Yang Menjelma Menjadi Masjid
Posted by KabarNet <http://kabarnet.wordpress.com/>  pada 03/01/2010

Gereja  Katolik Roma, yang pada tahun 1998 memiliki 1.217.800 orang,
akan  tetapi pada tahun 2005 jumlahnya turun menjadi 875.600 orang.



http://www.hidayatullah.com <http://www.hidayatullah.com/>
Banyaknya jumlah gereja yang terjual dan  kosong di Inggris, disebabkan
banyaknya warga Inggris yang enggan  melakukan peribadatan. Untuk tahun
2007 saja, tercatat hanya 10 persen  penduduk negara itu yang berangkat
ke gereja tiap pekannya. Sedangkan 15  persen pergi ke gereja tiap
bulannya. Adapun penduduk yang beribadah  setahun sekali di gereja
mencapai 26 persen. Dan mereka yang tidak  pernah ke gereja sama sekali
sudah mencapai 59 persen, sebagaimana hasil  riset Tearfund (3/4/2007).

Penurunan anggota jumlah jama'ah beberapa  komunitas Kristen,
semakin lama-semakin meningkat tajam. Gereja Katolik  Roma, yang pada
tahun 1998 memiliki 1.217.800 orang, akan tetapi pada  tahun 2005
jumlahnya turun menjadi 875.600 orang, artinya komunitas ini  telah
kehilangan 49 persen pengikutnya. Hal yang sama dialami komunitas 
Metodis, yang pada tahun yang sama telah kehilangan 44 persen pengikut. 
Dan yang paling parah adalah kondisi Serikat Gereja Reformasi, yang 
telah kehilangan 53 persen anggotanya, sejak tahun 2005, sesuai data 
hasil sensus gereja Inggris pada tahun 2005, yang dilansir National 
Secular Society (14/9/2007).

Antara tahun 1990 hingga 2001, seluruh  gereja Inggris kehilangan 18
persen jama'ah pekanan, 17 persen  rohaniawan, dan 1 persen dari
bangunan yang mereka miliki. Dampaknya,  sumbangan yang masuk ke
"kantong" gereja berkurang hingga 3,5 milyar  pound sterling,
sebagaimana dilansir The Economist (8/4/2003).

Jual Gereja
Yang menyedihkan, bukan hanya sepi pengunjung saja, beberapa gereja juga
ikut terjual. Di penghujung tahun 2007, boleh dikata sebagai tahun 
"menyedihkan" bagi para penganut Katolik yang bermukim di
Bufallo, New  York. Pasalnya, mereka tak bisa melakukan ibadah lagi di
Queen of Peace,  sebuah gereja besar nan ekstotik yang berdiri di jalan
Genesee 1955.  Hal itu disebabkan karena gereja yang telah dibangun
tahun 1920 itu  segera ditutup di akhir 2007, karena akan dijual!

Sebelumnya,  hiasan-hiasan gereja sudah terlebih dahulu dijual ke sebuah
gereja  paroki Katolik di Colorado. Sedangkan sebagian besar
bangku-bangku telah  dibersihkan dan simbol-simbol Kristen telah
dihapus.

Sebegaimana dilansir oleh The Bufallo  News (18/4/2009) Penjualan gereja
yang dirancang oleh arsitek ternama  George Dietel itu digunakan untuk
melunasi hutang gereja-gereja lainnya,  serta hutang keuskupan atas
pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan segala  properti yang dimilikinya.

Sebenarnya ada 4 pihak yang melakukan  penawaran, akan tetapi transaksi
akhirnya jatuh ke tangan Yayasan Darul  Hikmah dengan harga 300 ribu
dolar, atau senilai 2,8 milyar rupiah.  Rencananya area gedung dengan
luas tanah 15.875 kaki persegi dan sekolah  dengan luas tanah 13.338
kaki persegi itu akan digunakan sebagai masjid  dan pusat kegiatan para
pemuda Muslim, yang bakal menyemarakkan  aktivitas umat Islam New York,
yang sebelumnya telah memiliki 9 masjid.

Gereja yang telah terjual sebenarnya  bukan hanya Queen of Peace saja.
Ia merupakan gereja Katolik kedelapan  yang sudah terjual di Bufallo,
semenjak tahun 2006. Dan Keuskupan masih  juga berusaha untuk menjual 30
properti lainnya, 7 diantaranya gedung  yang berada di kota itu.

Beberapa gereja Amerika lainnya, ada juga  yang memiliki nasib serupa
dengan Queen of Peace. Yakni, sengaja  dijual, untuk menutupi kekurangan
dana yang melanda komunitas gereja.  Adalah gereja St. Matthew, sebuah
gereja yang berlokasi di Indian  Orchard juga dijual. Sebelumnya, gereja
yang telah berusia 140 tahun  lebih itu telah dipromosikan selama lebih
dari satu tahun.

Gereja yang dibangun sejak tahun 1864 itu  dibeli oleh Komunitas Islam
Turki-Amerika, dengan harga 150 ribu dolar,  atau sekitar 1,4 milyar
rupiah. Dan pada bulan Oktober 2006,  kepemilikan bangunan itu sudah
resmi berpindah ke komunitas tersebut.

Pada awalnya, gereja tua itu dijadikan  tempat ibadah para imigran
Irlandia yang sebagian besar bekerja di  pabrik-pabrik Indian Orchard
dan Ludlow. Kegiatan di gereja itu sempat  aktif selama beberapa tahun,
kemudian didirikanlah Paroki St Matthew  pada tahun 1879.

Komunitas Islam Turki-Amerika  menginginkan bangunan tua itu, karena
keanggotaan komunitas ini sudah  mencapai 80 keluarga, sehingga mereka
memerlukan tempat ibadah sendiri.  Dan kemungkinan, tidak hanya anggota
Komunitas Islam Turki-Amerika yang  bakal meramaikan kegiatan ibadah di
tempat itu, tapi komunitas  Meshkitian Turki  juga ikut bergabung.
Mereka merupakan pengungsi dari  bekas Republik Soviet Georgia. Mereka
mulai menetap di wilayah itu  setahun yang lalu. Demikian lansiran dari
Catholic News (12/7/2006).

Nasib gereja Utica, juga nyaris sama  dengan dua gereja di atas.
Sebagaimana diberitakan oleh uticaod.com  (28/3/2008), bangunan yang
beralamat di 306 Court Street, yang lengkap  dengan menara itu telah
dinego, oleh Bosnia Islamic Assocation of Utica  (Komunitas Islam Bosnia
Utica) sejak Maret 2008 lalu. Mereka telah  menemui Walikota David
Roefaro, guna membahas kemungkinan penjualan  bangunan bekas gereja yang
dulu dimiliki oleh United Methodist Church  (Persatuan Gereja Metodis)
itu.

Penawaran itu disambut posistif oleh  walikota, karena sejak bangunan
itu beralih tangan ke pemerintah kota,  tidak ada satu pihak pun yang
berminat untuk membelinya. Bahkan pada  tahun 2006 tagihan air sebanyak
208 dolar pun belum dibayar. Sedangkan  untuk menghancurkannya, juga
memerlukan biaya tidak sedikit, yakni  membutuhkan biaya kurang lebih
satu juta dolar.

Jika penjualan itu disetujui oleh Dewan  Umum, maka di Utica akan hadir
satu-satunya masjid bermenara, yang mampu  menampung 600 jama'ah.
Padahal di akhir tahun 2008  Bosnia Islamic  Assocation of Utica yang
mayoritas anggotanya adalah pengungsi itu telah  membangun masjid di
kawasan Albany Street dan Maria Street. Setelah  sebelumnya mereka
beribadah di masjid yang didirikan oleh Muslim  Community Association
(Perkumpulan Komunitas Muslim) di Kemble Street.
_____________________________
Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja
Di saat umat Kristen Inggris "lari" dari  gereja, umat Islam
ambil alih tempat mereka untuk dijadikan masjid. Di  Peace Street 20
Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang amat  berwibawa, yang
lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi warga  Bolton,
terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan umat  Islam
hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung itu  tidak
lain adalah Masjid Zakariyya.

Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah  kisah yang singkat. Kala itu
antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam  Bolton dan Balckburn belum
memiliki tempat permanen untuk melaksanakan  shalat. Untuk melakukan
shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The  Aspinal, sebuah
diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari,  sedang siangnya
di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna  dijadikan
sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.

Karena jumlah jama'ah semakin bertambah,  maka diperlukan tempat
besar yang permanen. Dan dimulailah pencarian  bangunan yang bisa
digunakan sebagai masjid sekaligus islamic center.  Pada tahun 1967, ada
penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas  Metodis, yang
terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750  pound
sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu  menjadi
milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid  Zakariyya
itu.

Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa  masjid Inggris pun memiliki
kisah yang hampir sama dengan kisah masjid  kebanggan Muslim Bolton itu,
yakni sama-sama berasal dari gereja yang  dijual, baik karena kehilangan
pengikut, atau karena sebab lainnya.  Berikut ini masjid-masjid yang
dulunya merupakan gereja:

Masjid Jami' London

Tempat  ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena
posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, 
merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000
jama'ah.  Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung
seluruh anggota  jama'ah shalat Jumat, hingga sering kali
jama'ah meluber ke jalan raya.  Mayoritas anggota jama'ah
merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah  tersebut disebut
Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang sangat  unik dan panjang. Awalnya,
bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini  adalah gereja Protestan.
Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para  pemeluk Protestan yang lari
dari Prancis untuk menghindari kekejaman  penganut Katolik. Akan tetapi,
karena jama'ahnya menurun, maka gereja  ini dijual.

Di tahun 1809, bangunan ini digunakan  masyarakat London untuk
mempromosikan Kristen kepada para pemeluk  Yahudi, dengan cara
mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi,  program ini juga
gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis  pada tahun 1819.

Komunitas Metodis cukup lama "memegang"  gereja ini. Walau
demikian, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh  komunitas Ortodok
Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang  menempati lantai
dua.

Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi  menyusut, karena mereka pindah ke
wilayah utara London, seperti Golders  Green dan Hendon, sehingga
bangunan ditutup sementara, dan hal itu  berlanjut hingga tahun 1976.
Setelah itu gedung itu dibuka kembali,  dengan nama barunya, Masjid
Jami' London.

Masjid Didsbury

Masjid  ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung
yang  digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis,
yang  bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena
telah  beroprasi sejak tahun 1883. Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja
ditutup,  dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini,
kini mampu  menampung 100 jama'ah, dan yang bertanggung jawab
sebagai imam dan  khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.

Masjid Brent

Terletak  di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan
dipimpin  oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan
gereja.  Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah
kubah  kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak
menara.

Masjid New Peckham

Didirikan  oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess
Park, tepatnya  di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah
pengawasan Imam  Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya,
gedung masjid ini  merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.

Masjid Sentral Wembley

Masjid  ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park 
Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko 
Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga 
merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya,
tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian,siapa 
saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah 
gereja.

Selian masjid-masjid di atas, sebuah  gereja bersejarah di Southend juga
sudah dibeli oleh Masjid Jami' Essex  dengan harga 850 ribu pound
sterling. Gereja dijual, karena jama'ah  berkurang, sehingga
kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park  Road.
Konseskwensinya, gereja ini sudah tidak beroprasi sejak tahun 2006 
lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu 
ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh 
komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan 
tempat untuk melaksanakan ibadah.

Saat itu jumlah komunitas ini mencapai  250 orang, "gereja
bekas" itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu  menampung 300
jama'ah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk  bangunan yang
telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah  tempat untuk
berwudhu dan sebuah menara. (Hidayatullah.com)
Paulus Anak Wedus.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke