Mohammad SAW a Pedophile
Mohammad SAW anak wedus
______________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________


Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:30)
Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." (Yoh 10:34-38)
Yesus mengatakan bahwa Bapa dan Yesus adalah satu oknum

"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat
daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di
dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada
Allah)”.(QS.3:45)

*YESAYA 28:16*
16 sebab itu beginilah Firman TUHAN ALLAH: "Sesungguhnya, AKU meletakkan
sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru
yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!


2013/7/27 Daniel H.T. <danielht2...@yahoo.com>

> **
>
>
>
> http://hankam.kompasiana.com/2013/07/27/sby-vs-fpi-0-2-sby-memang-pecundang-579917.html
>
> [image: 1374907589975415053]
> Cover Majalah Tempo 21-27 Februari 2011: Mengapa (SBY) Harus Takut
> Presiden SBY berlagak bicara keras dan tegas kepada FPI, tetapi giliran
> Ketua FPI membalasnya dengan suara lebih keras dan cenderung menghinanya,
> lagi-lagi SBY langsung bersembunyi di balik punggung para pembantunya di
> kabinetnya. Ironisnya, pejabat-pejabat negara bawahan Presiden SBY itu
> bukan secara tegas membela dan melaksanakan perintah atasannya yang adalah
> Presiden Republik Indonesia ini, sebaliknya malah terkesan menghindar dari
> substansi masalah, meng-ngeles dari perintah SBY. Parahnya, Presiden SBY
> yang juga adalah seorang Jenderal TNI bintang empat (purnawirawan) itu pun
> tak berdaya. Meninggalkan kontroversi yang terus mengambang.
> Maka, seperti yang sudah-sudah kontroversi eksistensi dan aksi-aksi
> anarkis FPI yang saat ini kembali memanas akibat terjadinya bentrok massal
> antara FPI dengan warga Kendal, Jawa Tengah itu akan berlalu begitu saja.
> Untuk kemudian, kelak muncul lagi masalah serupa, kontroversi, kemudian
> berlalu, begitu seterusnya.
> Pada Kamis, 18 Juli 2013, di Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa
> Tengah terjadi bentrok ratusan warga setempat dengan puluhan anggota FPI.
> Bentrok tersebut berawal dari ketika FPI asal Temanggung melakukan sweeping
> di sebuah lokalisasi. Warga setempat menolak dan melakukan perlawanan
> karena menganggap apa yang dilakukan FPI itu bukan wewenang mereka.
> Lagipula asal ormas yang setiapkali melakukan aksinya mengatasnamakan agama
> Islam itu berasal dari kabupaten yang berbeda.
> Akibat bentrokan massal tersebut, beberapa orang anggota FPI itu menderita
> luka, dan seorang perempuan setengah baya tewas karena tertabrak mobil FPI
> yang menyeretnya bersama sepeda motornya sampai sekitar lima ratus meter
> jauhnya.
> *SBY Memutar Lagi Lagu Lamanya*
> Atas dasar kejadian inilah lalu pada Minggu, 21 Juli 2013, seusai acara
> buka puasa bersama 5.000 anak yatim di JIEXPO Kemayoran, Presiden SBY pun
> mengangkat suara keras dan tegasnya yang ditujukan kepada FPI, katanya*,
> “Hukum harus ditegakkan, harus dicegah konflik atau bentrokan horizontal,
> dan dicegah untuk tidak ada elemen dari mana pun (yang bertindak di luar
> hukum), termasuk FPI!”*
> **
> *“Posisi negara dan saya sangat jelas, kita tidak akan memberikan
> toleransi kepada siapa pun yang melakukan aksi-aksi kekerasan, tindakan
> perusakan, main hakim sendiri, dan semua yang bertentangan dengan hukum dan
> aturan berlaku di negeri ini,” *tegas SBY lagi.**
> Pada kesempatan itu SBY juga mengatakan sangat malu dan sangat keberatan
> terhadap apa yang dilakukan oleh FPI yang mengatasnamakan Islam, padahal
> Islam tidak pernah membenarkan perilaku main hakim sendiri dan anarkis.
> “Islam tidak identik dengan main hakim sendiri, juga tidak identik dengan
> dengan perusakan. Sangat jelas, kalau ada elemen yang melakukan hal seperti
> itu dan atas nama Islam, justru telah mencederai Islam, dan memalukan nama
> Islam,” ujar SBY.
> **
> Di *Fan Page* Facebook-nya, Presiden SBY juga menulis pesan buat FPI.
> Dalam pesan yang ditulis pada 21 Juli 2013 itu juga, SBY mengingatkan FPI
> agar tidak lagi melakukan aksi-aksi anarkis main hakim sendiri dan
> melakukan perusakan, “Tetapi, kalau tidak bisa dan aksi kekerasan tetap
> dilancarkan, hukum harus ditegakkan dengan tegas. Polri tidak perlu ragu
> dalam bertindak!”
> Namun, semuanya itu semua lagu lama SBY yang diputar ulang setiapkali
> terjadi insiden seperti ini. Tanpa ada eksekusinya.
> *Rizieq Syihab Balik Menyerang, SBY Diam*
> Ketua FPI Rizieq Syihab pun langsung merespon pernyataan Presiden SBY itu
> dengan balik menyerangnya dengan pernyataan yang lebih keras, bahkan
> cenderung menghina sang Presiden. Dia bilang, “SBY begitu bersemangat
> berbicara tentang FPI dan bungkam terhadap preman bersenjata dan tempat
> pelacuran yang buka siang malam pada Ramadhan.” *Presiden SBY juga
> dinyatakan sebagai tukang fitnah dan seorang pecundang!*
> Hasilnya? Seperti yang saya sebutkan di atas Presiden SBY yang tadinya
> berlagak galak dan tegas itu pun untuk kesekian kalinya ciut nyalinya,
> diam, dan buru-buru bersembunyi di balik punggung para pejabat pembantunya
> di kabinetnya. Ironisnya, mereka bukan mendukung dan melaksanakan perintah
> SBY, sebaliknya justru melakukan hal-hal yang justru semakin merosotkan
> wibawa Presiden SBY nyaris mencapai titik nadir.
> Sulit dipercaya, aneh tetapi nyata, yang punya wibawa meskipun
> diperlakukan demikian pun diam saja.
> Sayakatakan untuk kesekian kalinya SBY ciut nyalinya menghadapi FPI,
> karena memang ini bukan untuk pertama kalinya SBY kalah uji nyali dengan
> FPI. Pada 9 Februari 2011, Presiden SBY juga pernah mengeluarkan pernyataan
> senada mengenai FPI. Meskipun, pada waktu itu tidak menyebutkan nama FPI
> secara langsung, namun jelas yang dimaksudkan SBY itu adalah FPI. Ketika
> itu dalam peringatan hari Pers Nasional ke-65 di Kupang, NTT, terkait kasus
> Cikeusik yang menewaskan tiga orang jemaat Ahmadiyah, SBY menyerukan kepada
> pihak berwenang agar menindak tegas ormas yang sering melakukan aksi
> kekerasan. “Penegak hukum agar mencari jalan yang sah atau legal, jika
> perlu dilakukan pembubaran atau pelarangan!”
> Meskipun SBY tidak menyebutkan nama ormas yang dimaksud, FPI yang
> merasakan mereka yang dimaksud SBY bukannya takut malah balik mengancam,
> dan memberi ultimatum kepada SBY. Sedikitnya empat kali berturut-turut FPI,
> mulai dari Juru Bicaranya, Munarman, sampai dengan Ketua Umumnya, Habib
> Rizieq Syihab mengancam dan memberi ultimatum kepada SBY: FPI tidak
> terlibat dalam peristiwa Cikeusik. Jangan coba-coba berani membubarkan FPI.
> Sebaliknya, pemerintah segera membubarkan Ahmadiyah selambat-lambatnya
> tanggal 1 Maret 2011. Apabila tidak dilakukan, FPI menyerukan dan akan
> memimpin revolusi untuk menggulingkan Presiden SBY!
> Ketika itu perintah SBY tersebut tak dilaksanakan sama sekali oleh semua
> bawahannya, termasuk Menteri Dalam Negegeri (Mendagri) Gamawan Fauzi,
> maupun Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
> Mendagri malah mengelak dengan berlagak menafsir perintah SBY itu. Dia
> bilang, yang dimaksudkan SBY itu pemerintah boleh bertindak kalau sudah ada
> buktinya.
> Sebaliknya, seolah-olah demi melaksanakan ultimatum FPI itu juga, beberapa
> pemerintah daerah pun segera mengeluarkan peraturan daerahnya yang
> membatasi gerak-gerik Ahmadiyah di daerahnya masing-masing.
> Mengenai FPI vs SBY jilid 1 ini, pernah saya tulis di *Kompasiana*, pada
> 13 Februari 2011 dengan judul *Semoga Presiden SBY Tidak Ciut Nyalinya,* 
> <http://hankam.kompasiana.com/2011/02/13/semoga-presiden-sby-tidak-ciut-nyalinya-341597.html>dan
> pada 5 Maret 2011 dengan judul *SBY vs FPI: Siapa yang 
> Menang?<http://hankam.kompasiana.com/2011/03/05/sby-vs-fpi-siapa-yang-menang-346365.html>
> *
> *“Tong Kosong SBY Bunyinya Memang Nyaring”*
> Pada 20 Januari 2012, di Jakarta, dalam acara pengarahan di rapat pimpinan
> TNI-Polri, Presiden SBY juga kembali menyerukan soal penindakan yang tegas
> kepada FPI. Waktu itu SBY menyatakan, “Hukum mereka yang main hakim
> sendiri. Lanjutkan proses hukum itu. Itu kewajiban kita, negara. Jangan
> sampai ada sentimen di masyarakat, Polri lakukan pembiaran. Bahkan yang
> dituduh adalah negara.”
> Bukan hanya ini pernyataan-pernyataan sok tegas Presiden SBY. Masih ada
> lagi beberapa pernyataan sok heroik, sok keras dan sok tegas lainnya,
> tetapi kelanjutannya dan aksinya nyatanya nihil. Sangat cocoklah peribahasa
> ini untuk SBY: “Tong kosong bunyinya nyaring”. Bahkan “tong kosong SBY” ini
> bunyinya lebih nyaring daripada tong kosong biasa.
> Contoh lain, pada Juni 2008, ketika FPI melakukan penyerangan terhadap
> massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di
> Lapangan Monas, Presiden SBY berseru, “Negara tidak boleh kalah dengan
> perilaku kekerasan yang dilakukan oleh ormas (yang menggunakan atribut
> agama untuk melancarkan aksi anarkisnya).”
> Menurut Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha ketika itu SBY dengan
> tegas mengatakan: “*Enough is enough*!” Faktanya? Sampai 2013 ini pun FPI
> masih merasa belum cukup untuk terus melancarkan aksi-aksi anarkisnya.
> **
> *“Menjual Nama” Pejabat Timur Tengah, Bumerang untuk SBY*
> Dalam kasus melawan FPI kali ini (Juli 2013), SBY mencoba menarik simpatik
> publik dengan menyebutkan, di masa Menteri Agama sebelum Suryadharma Ali,
> pernah ada seorang pejabat tinggi dari salah satu negara dari Timur Tengah
> menyatakan kepada SBY, keprihatinannya dengan ulah FPI yang sering anarkis
> itu. Karena, SBY berkisah — menurut pejabat tinggi negara Timur Tengah itu,
> ulah FPI itu merusak nama Islam dan merusak nama Arab. Karena, pertama
> Islam tidak pernah mengajar apa yang dilakukan oleh FPI itu. Dan, kedua,
> ketika melakukan aksi-aksi memalukan itu, mereka mengenakan busana khas
> Arab.
> SBY merasa mempunyai nilai plus dengan kisahnya ini yang dikatakan sebagai
> “*true story*” yang disampaikan saat pertemuan dengan Forum Rektor
> Perguruan Tinggi Islam di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2013.
> Padahal, yang terjadi justru nilai minus lagi buat dia dalam kasusnya
> melawan FPI. Betapa tidak, SBY mengatakan itu kejadian sebelum sejak era
> Menteri Agama sebelum Suryadharma Ali, berarti sedikitnya sebelum 2009,
> sudah ada seorang pejabat negara Timur Tengah yang secara terang-terangan
> menyatakan rasa prihatinnya terhadap ulah FPI itu, tetapi, kenapa sampai
> sekarang (2013) urusan FPI dengan ulah anarkisnya itu masih terus berulang?
> Presidennya di* mannnnnaaaa*?
> Bukan hanya pejabat negara Timur Tengah itu, tetapi dunia internasional
> pasti terheran-heran, *kok* bisa ada seorang Presiden, yang memerintah
> sampai dua periode, menang Pilpres dengan dukungan lebih dari 60 persen
> suara, seorang Jenderal Bintang Empat (purnawirawan). didukung oleh
> kekuatan Polisi Republik Indonesia, yang beberapa kali sukses dalam misi
> pemberantasan terorisme, didukung oleh kekuatan militer dari TNI, tetapi
> mengurus sebuah ormas yang bernama FPI ini saja tidak becus bahkan takut?
> *Harga Diri SBY*
> Anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Hayono Isman mengaku prihatin
> dengan pernyataan Ketua Front Pembela Islam FPI Rizieq Syihab tentang
> PresidenSBY itu. Dia minta supaya FPI menghargai SBY sebagai Presiden.
> Tetapi, apakah SBY itu memang layak dihargai kalau dia sendiri berperilaku
> demikian? Kenapa SBY sendiri seolah tidak menghirau harga dirinya ketika
> dilecehkan oleh seorang Ketua FPI itu?
> Ketika SBY memerintahkan bawahannya agar menindak tegas FPI yang
> menyebabkan terjadinya bentrokan massa dan jatuhnya korban jiwa di Kendal,
> Jawa Tengah, pada 18 Juli 2013 itu,  yang dilakukan oleh Kesbangpol
> (Kesatuan Bangsa dan Politik) Pemda Temanggung dan Pemda Kendal adalah
> hanya berupa teguran kepada FPI.
> “(FPI) sudah diberi sanksi teguran oleh Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan
> Politik) Pemda Temanggung dan Pemda Kendal pada Selasa (23/7/2013) lalu,”
> ujar Kepala Sub Direktorat Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kementerian
> Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar, saat dihubungi, Jumat (26/7/2013) (*
> Kompas.com*).
> Dengan kata lain sebenarnya Pemda Temanggung dan Pemda Kendal
> mengabaikankan perintah Presiden SBY. Mereka hanya melakukan sanksi
> basa-basi untuk FPI dengan hanya memberi sanksi teguran itu. Padahal yang
> diserukan SBY adalah penegakan hukum dan sanksi yang tegas.
> Hal yang sama juga terjadi pada Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Mendagri
> Gawaman Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali dan pihak Kepolisian RI (Kapolri
> Jenderal Timur Pradopo). Mereka semua pada prinsipnya menganggap sepi
> pernyataan dan perintah-perintah Presiden SBY yang sudah diucapkan
> berulang-ulang sejak beberapa tahun lalu itu, karena mereka sudah tahu
> semua pernyataan itu hanya terdengar keras dan tegas, tetapi isinya
> kosong-melompong. Tong kosong SBY memang semakin nyaring bunyinya, tetapi
> yang namanya tong kosong, ya, tetap saja tong tanpa isinya.
> Apalagi selama ini dalam mengeluarkan pernyataan-pernyataan kerasnya itu
> SBY tidak pernah berani menyebut nama FPI secara terang-terangan. Yang
> disebutkan hanya dengan nama “ormas tertentu”, pada hal tidak ada ormas
> lain yang berulah seperti FPI. Baru sekarang setelah memerintah sejak
> 2004, atau 9 tahun berkuasa, setahun menjelang berakhirnya masa
> pemerintahannya, SBY baru berani menyebut nama FPI secara terang-terangan.
>  Yang langsung kemudian mendapat serangan balik dari Ketua FPI itu, dan
> langsung membuat SBY berbalik ketakutan.
> *Dipo Alam*
> Menanggapi wacana pembubaran FPI, Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyebut
> FPI belum terdaftar di Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik
> (Kesbangpol) Kementerian Dalam Negeri sebagai organisasi masyarakat
> (ormas). Dipo menyebut FPI hanyalah forum kumpul-kumpul. Sehingga tidak
> bisa dibubarkan dengan menggunakan UU Ormas.
> “Organisasinya itu hanya forum, belum terdaftar sebagai ormas, itu hanya
> forum kumpul-kumpul,” kata Dipo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu
> (24/7/2013).
> Oleh karena itulah, Dipo merasa heran dengan wacana pembubaran FPI.
> Pasalnya, sanksi pembekuan suatu ormas tidak dapat dikenakan pada FPI.
> “Menurut Mendagri belum terdaftar sebagai ormas, apa yang mau dibekukan?”
> kataDipo (*Kompas.com*).
> Kalau benar Dipo Alam merasa heran atas wacana pembubaran FPI itu,
> sebaiknya dia mencari jawaban juga kepada SBY, sebab SBY juga pernah
> menyebutkan soal pemburan FPI tersebut.
> *Gawaman Fauzi*
> Pernyataan sebaliknya diucapkan oleh Menteri Dalam Negeri Gawaman Fauzi pada
> hari yang sama di lokasi yang sama, Istana Kepresidenan.  Dia mengatakan,
> untuk membubarkan FPI berdasarkan UU Ormas bisa saja dilakukan, tetapi
> harus melalui mekanisme yang ribet dan panjang.
> “Di situ diatur, kalau memang dia melakukan tindakan yang melanggar, yang
> mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum, mengambil peran penegak hukum,
> dia (FPI) dapat dihukum. Tapi mekanismenya panjang sekali, dan itu pun
> tergantung ruang lingkupnya, apakah nasional, provinsi, kabupaten/kota,”
> ujar Gamawan.
> Menurut Gamawan, UU Ormas mengatur larangan-larangan yang harus dihindari
> suatu ormas agar tidak dibekukan. Untuk FPI, menurut dia, ormas tersebut
> bisa saja dianggap melanggar Pasal 59 Ayat 2 huruf d dan huruf e UU Ormas,
> yakni menganggu ketenteraman dan ketertiban umum, serta mengambil peran
> penegak hukum.
> Kendati demikian, lanjut Gamawan, mekanisme pemberian sanksi untuk dugaan
> pelanggaran yang dilakukan FPI itu terlalu ribet dan sangat prosedural (*
> Kompas.com*).
> Pernyataan Gamawan yang terkesan kuat sengaja menciptakan persepsi bahwa
> FPI hampir tidak mungkin dibubarkan itu seharusnya dia ajarkan juga kepada
> Presiden SBY. Sebab bukankah SBY sendiri juga pernah menyerukan soal
> pembubaran FPI ini?
> Mengenai pembubaran FPI sebenarnya bukan hal yang paling subtansial saat
> ini.Pembubaran FPI juga tidak akan efektif menghentikan aksi-aksi
> kekerasan dan anarkis sekelompok massa seperti yang dilakukan FPI itu.
> Kalau pun FPI bubar, maka sangat mungkin mereka  akan kembali muncul dengan
> hanya mengubah nama ormas-nya.
> Saat ini yang terpenting dan paling efektif adalah soal kepastian dan
> ketegasan  penegakan hukum tanpa kompromi dan tanpa toleransi terhadap
> segala tindakan yang dilakukan FPI yang sudah bertahun-tahun ini terbiasa
> melakukan tindakan-tindakan main hakim sendiri dan anarkis, tanpa berani
> disentuh pihak yang berwajib. Sebaliknya, yang terjadi adalah polisi
> biasanya melakukan pembiaran, atau bahkan mem-*back-up* FPI, atau polisi
> berubah menjadi sekumpulan pramuka yang hanya berani menonton aksi-aksi
> perusakan dan teror yang dilakukan oleh FPI.
> *Suryadharma Ali*
> **
> Tidak diragukan lagi, sebenarnya Menteri Agama Suryadharma Ali ini adalah
> simpatisan FPI. Apa yang dilakukan oleh FPI hampir selalu dibelanya.
> Ketika SBY menyerukan pernyataan yang keras dan memperingatkan FPI,
> Suryadharma Ali malah mengatakan untuk menghadapi FPI, kita memerlukan
> kesabaran tingkat tinggi. Sebelumnya juga dia mengatakan sekarang ini FPI
> sudah berubah banyak menjadi lebih baik.
> Ketika terjadi insiden penyiraman air teh ke wajah Guru Besar Sosiologi
> Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola oleh Juru Bicara FPI Munarman di
> acara siaran langsung *Apa Kabar Indonesia Pagi* TV One pada Jumat, 28
> Juni 2013, Suryadharma Ali membela Munarman. Munarman yang jelas-jelas yang
> tidak bisa mengontrol emosinya malah dipuji Suryadharma Ali sebagai sosok
> pemuda yang idealis yang bisa mengendalikan dirinya. Sebaliknya, Tamrin
> Tomagola yang menjadi korban dikatakanSuryadharma Ali sebagai cendekiawan
> yang tidak bisa mengendalikan dirinya karena menyela orang yang lagi
> berbicara.
> **
> *Kepolisian RI (Kapolri Jenderal Timur Pradopo)*
> **
> Untuk pertama kalinya dalam insiden yang melibatkan FPI, dalam peristiwa
> bentrok FPI dengan warga di Kendal, pihak Kepolisian juga menahan dan
> memproses hukum pelaku-pelaku perusakan/pembakaran. Tetapi itu karena yang
> dirusak.dibakar adalah aset (mobil) milik FPI. Untuk itu tiga orang telah
> ditahan oleh Kepolisian Kendal dengan sangkaan sebagai pelaku utama
> pembakaran mobil FPI yang telah menabrak sampai tewas seorang ibu-ibu itu.
> Biasanya, setiap ada anggota FPI yang melakukan perusakan aset/harta
> orang lain, tidak pernah ditahan dan diproses hukum.
> Janganlah mengharap Kapolri Timur Pradopo akan benar-benar memerintahkan
> anak buahnya untuk menindak tegas apalagi sampai menahan Ketua FPI  Rizieq
> Syihab atas pernyataan yang dinilai menghina Presiden SBY itu. Memang
> informasinya adalah Polri telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki
> kasus ini, tetapi percayalah itu tidak lebih dari sebuah tim khusus
> berbasa-basi belaka.
> Februari 2011, ketika Rizieq Syihab juga melakukan serangan balik
> terhadap SBY lewat pernyataannya yang lebih keras daripada sekarang, yakni
> mengancam SBY dengan aksi makar penggulingan Presiden SBY jika berani
> membubarkan FPI, Kapolri Timur Pradopo tidak melakukan tindakan apapun
> juga. Ketika wartawan menanyakan apa tindakan Polri atas ancaman Ketua FPI
> itu, Timur tidak mau menjawabnya. Dia hanya terus mengatakan “terima kasih,
> terima kasih …” sambil berjalan cepat menghindari wartawan yang terus
> mengikutinya. Baca tulisan saya tentang ini di 
> sini<http://hankam.kompasiana.com/2011/03/05/sby-vs-fpi-siapa-yang-menang-346365.html>
> .
> Sebelum terjadi bentrokan FPI dengan warga di Kendal, menjelang Ramadhan
> 2013,Wakapolri Komisaris Jenderal Nanan Sukarna sudah mengeluarkan
> pernyataan bahwa Polri akan melakukan tindakan tegas kepada setiap ormas
> yang berani melakukan*sweeping* di bulan Ramadhan ini. Namun ketika belum
> dingin seruan Wakapolri itu,  pada 6 Juli 2013, di Mojokerto, Jawa Timur,
> FPI melakukan aksi *sweeping*-nya di hotel-hotel, tempat karaoke dan 
> toko-toko.
> Polisi bukannya mencegah dan menindak tegas sebagaimana diserukan Wakapolri
> itu, mereka malah – seperti biasa – mengawal dan hanya menonton aksi *
> sweeping* FPI itu.
> Membaca reaksi dari Sekretaris Kabinet Dipo Alam sampai dengan sikap
> Kepolisian RI (Kapolri Timur Pradopo) yang cenderung menguntungkan posisi
> FPI ini, apa yang bisa masyarakat harapkan dari pemerintah SBY saat ini
> dalam menghadapi aksi-aksi anarkis dan teror yang acapkali dilancarkan oleh
> FPI? Nyaris tanpa harapan.
> Setelah ini,  FPI tidak akan ragu-ragu untuk mengulangi lagi aksi-aksi
> anarkisnya seperti biasa. Apalagi semakin terbukti berkali-kali Presiden
> negara ini begitu lemahnya, hanya besar di omongan dan besar badannya,
> tetapi nyalinya tidak cukup bisa dipakai untuk melawan FPI. FPI akan bak
> harimau yang tumbuh sayapnya.Negara yang dipimpin oleh SBY dan para
> pembantunya ini akan terus mengalami kekalahan dari sebuah ormas sekecil
> FPI. Sesuatu yang di luar logika, tetapi itulah faktanya.
> **
> **
> *SBY vs FPI: 0 - 2 =  SBY Memang Pecundang!*
> Jadi, ada benarnya apa yang disebut Rizieq Syihab bahwa SBY itu adalah
> seorang pecundang (orang yang selalu kalah), karena terbukti selalu kalah
> dalam uji nyali dengan FPI, sedikitnya dua kali. Pertama di tahun 2011 dan
> yang kedua di Juli 2013 ini. Skor SBY vs FPI adalah 0-2. Bagaimana SBY bisa
> menang kalau para bawahannya dari Sekretaris Kabinet sampai dengan Kapolri
> malah cenderung *ngepro*pada FPI?
> Dari Presiden sampai dengan menteri-menterinya berikut Kapolri setiap
> saat, dan setiap Ramadhan akan selalu disibukkan oleh FPI dengan
> urusan-urusan seperti ini. Yang tidak pernah dibereskan. Padahal masih
> sangat banyak urusan bangsa dan negara yang jauh lebih penting untuk
> diselesaikan.
> Apabila pemerintahan SBY terus menunjukkan ketidakberdayaan dalam
> menghadapi FPI seperti ini, maka potensi terjadinya konflik horizontal akan
> semakin kuat. Peristiwa di Kendal itu sudah merupakan signal kuning bagi
> SBY.  ***
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke