Selama ini MUI selalu berhasil menunjukkan kekuatannya, kejagoannya, 
kesombongannya, mulai dari menista dan menganiaya umat sesama Islam Ahmadiah, 
kemudian Syiah, kemudian memaksakan umat2 ini untuk bertobat masuk Islam jadi 
mualaf meskipun sudah Islam. Sampai hal2 soal pelacuran yang diakibatkan 
pengangguran, krisis ekonomi dan lapangan kerja yang hilang, kesemuanya ini 
tidak ada solusinya selain dengan menjarah mengerahkan anggauta2 terorist FPI 
untuk menambah beban masyarakat yang sudah sangat menderita ini.  Wajar kalo 
akhirnya masyarakat memberontak, melawan, dan memerangi FPI yang dibackingi 
polisi ini.  Kepercayaan masyarakat makin tipis kepada polisi dan kepada negara 
ini.

Kontest Miss World itu adalah wewenang kepolisian dalam pemberian izin-nya dan 
kepolisian bertanggung jawab kepada Presiden RI.  Tetapi dalam perjalanan 
politik negara RI selama ini, MUI se-olah2 merupakan badan legislatif yang bisa 
berkuasa se-wenang2 menetapkan UU-nya sendiri yang disebutnya "Fatwa" yang 
bahkan lebih ditakuti semua pihak eksekutif, legislatif dan judikatif yang 
sebenarnya.  Contohnya saja, kontest "Lady Gaga" yang semula izinnya sudah 
dikeluarkan pihak kepolisian ternyata bisa dibatalkan hanya oleh kekuatan 
"fatwa" MUI.

Sebaliknya kejadian sekarang ini, kontest Miss World yang meskipun ditentang 
mati2an oleh MUI, oleh menteri agama, oleh pemuka2 Islam seluruhnya, ternyata 
pihak kepolisian bisa menunjukkan wibawanya, sama sekali tidak menggubris 
ancaman2 pihak MUI maupun menteri agama.

Mengapa pihak kepolisian bisa mendadak berubah sikap dalam pertimbangannya 
dalam kontest Miss World ini ???  Tentunya dalam hal ini kita harus menyimaki 
kondisi ekonomi akhir2 ini yang kelihatannya cuma sedikit mengalami kegoncangan 
dibulan puasa hingga lebaran bahkan sehabis lebaran terjadi kenaikkan dollar 
yang secara umum tidak dianggap serius.  Padahal belum tentu persoalannya tidak 
serius karena jatuhnya rupiah dari dollar dengan mudah diatasi dengan menguras 
persediaan devisa pemerintah habis2an tanpa harus diketahui rakyat umumnya.  
Karena persediaan devisa tidak pernah transparant, hanya SBY yang tahu betul 
kondisi persediaan devisa yang ada.

Kegoncangan ekonomi yang tidak terlihat inilah yang memaksa SBY menekan pihak 
kepolisian untuk meloloskan kontest Miss World yang se-mata2 untuk mendongkrak 
pertumbuhan ekonomi RI yang macet ini.  Bagi SBY, kekuatan Islam hanyalah macan 
kertas, terbukti dari semua pemilu yang pernah dilakukan sepanjang sejarah RI 
terbukti bahwa Islam bukanlah kekuatan politik yang mayoritas  !!!  
Diabaikannya penolakan2 MUI maupun partai2 Islam gurem ini oleh SBY, tentunya 
menyebabkan anggapan bahwa Islam diabaikan oleh pemerintahan SBY hingga 
timbullah ancaman2 mereka untuk menteror maupun mengacaukan ajang kontest Miss 
World nantinya.

Namun sekali lagi disini, pihak kepolisian sudah menunjukkan sikap yang keras 
untuk membasmi setiap pengacau2 yang muncul.  Entah kebetulan atau disengaja, 
seorang polisi Provost ditembak dimuka gedung KPK yang hingga sekarang belum 
tertangkap.  Kejadian ini mungkin mau dimanfaatkan se-olah2 kaum muslimin bisa 
menunjukkan taringnya dimata SBY.  Sayangnya, rumus penembakan dimanapun di 
Indonesia selalu ada hubungannya dengan militer ataupun kepolisian, karena 
tidak mungkin orang2 sipil bisa memiliki senjata api.

Yang jelas, MUI dan Menteri Agama merasa dilecehkan oleh sikap pemerintah yang 
mengabaikan usulan2 mereka.  Akankah kelompok2 Islam gurem ini menunjukkan 
kekuatannya melalui demo2 seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir yang akhirnya 
ditumpas habis dalam pertumpahan darah yang sia2 oleh pihak militer dan 
kepolisian ???  Kemungkinannya sangat kecil karena MUI dan kelompok2 Islam di 
Indonesia tidak mendominasi umat muslimin seperti kasusnya di Mesir.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

Kirim email ke