---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: jelas hidup yang lengkap tidak tergantung dengan gaji bulanan tidak ada clock in and clock out kesana kemari mirip kancil
--- Pinpin Pada dasarnya manusia itu emang Narsis. Seneng kalau menjadi pusat perhatian, apanan kita bisa bertahan ngobrol berlama lama saat topik pembicaraan adalah kita sendiri. Tapi apanan saya belajar dari seorang teman, yang nikmat itu adalah saat kita bisa merdeka enjadi diri sendiri dimana kemerdekaan itu akan terenggut saat kita menjabat sesuatu atau menjadi seseorang. Misalnya : Sulit bagi SBY untuk jalan kaki pakai kolor menuju warung jengkol di depan Hotel di kawasan buah batu. Padahal di warung itu ada kenikmatan ! Misalnya : Sulit bagi Prof. DR. H Fulan Msi. Msc. MH. MM untuk pakai sendal jepit dan cekikikan di surabi imut di deket enhai. Manusia biasa itu jauh lebih nikmat tinimbang jadi manusia yang luar biasa. gitu kali ya :-) Saya Muak harus pergi pagi pulang petang penghasilan pas pasan 5 hari dalam seminggu sepanjang bulan sepanjang tahun hanya untuk gaji bulanan kemudian tiba tiba tua, lemah, kemudian mampus begitu saja. Itu sebabnya baju karyawan saya tanggalkan di akhir 1999. ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: ada istri dan anak punya rumah tapi bisa tinggal kapan saja di pondok mertua indah mau makan di warteg ayo, makan di tempat mahal ayo juga ( asal dibayarin orang ) wawasan berbeda jauh bagai bumi dan uranus dengan si jusplik penggemar anus --- Pinpin come on sen sei ... nddak pentinglah siapa yang bayarin siapa, atau makan di mana, yang pentingmah pete balado ... idup ini mau ngapain lagi coba ? ngantuk ya tidur, lapar ya makan, haus ya minum, capek ya istirahat. Inget waktu sang budha menegur seseorang yang punya keahlian berjalan di atas air sang Budha bertanya "Berapa lama belajar kayak gituan ?" itu pendekar menjawap dengan bangga "25 tahun !" sang budha berkata "Mengapa harus habiskan waktu sepanjang itu hanya untuk bisa berjalan di atas air ? Tnggal bayar sekian, naik perahu, toh akhirnya kita sama - sama bisa menyeberang ke tepian ". Banyak orang belajar puluhan tahun bahkan sepanjang hidupnya hanya untuk surga dengan hidup -- merasa -- sebagai orang suci. Lha... ngapain coba sok suci, sok iye, sok alim, sok galak, hanya untuk 3 mata air yang terdiri dari susu, khamr dan arak ? Kenapa menghabiskan sekian banyak waktu, tenaga, pikiran, darah keringat hanya karena harapan bisa tidur selamanya dengan sekian banyak bidadari yang selalu perawan ? ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: titelnya nabi, bukan banci seperti si itemabu lebih sering rendah hati dari somsom, walaupun kadang kadang nampak juga dia pameran kemakmuran dalam kerendah hatian --- Pinpin Maksutnya kalau saya punya gelar nabi, terus sensei jadinya punya gelar tuhan gitu ? huahahaha ! ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: perhatian pada orang susah, walaupun begitu mendukung harga bensin naik setinggi tingginya yang pasti bakalan menyusahkan orang yang sudah susah yang sering dia perhatikan nasibnya --- Pinpin Bensin emang kudu naek. Tiket jalan tol emang kudu naek, parkir mosti naek 50 kali lipat, harga mobil baru naikin sampai 5 kali lipat, transportasi masal yang bagus dan murah dikelola oleh negara. Rakyat kecil nddak akan menjerit, orang kaya di rayu agar mau naik angkutan umum. pola pikir yang ngawur kalau mau menggiring rakyat kecil naik angkutan umum namun mendorong orang menengah agar bisa beli mobil murah sampai 3 - 4 biji. yang bener itu adalah merayu orang menengah yang punya mobil pribadi agar mau naik angkutan umum sehingga mobil pribadi yang kelayapan di jalanan jakarta menjadi berkurang. ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: senseinya bertampang ganteng ( hmmmm kayaknya helm motor udah ngga muat di kepala gua nih ) sangat pro indonesia, berusaha menasionaliasi Islam ( ide yang sangat luar biasa ) --- Pinpin besar kepala dikit ya nddak apa apa sensei ... daripada kepala kecil dan semakin mengkerut kayak kerupuk yang tergeletak di rumput. ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: ngga takut berbeda pendapat dengan si reza bin abu arabi --- Pinpin Dalam beberapa hal saya memang sepakat ntuk tidak sepakat dengan haji Reza alaikum gambreng. he ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: berjanji bawa jalan jalan gue dan traktir makan selama jalan di Bandung ( gue oke in aja, soalnya ngga enak nolak ajakannya ) --- Pinpin Bakal kecewa kalau ketemu sama saya mah sensei ... di bandung utara saya makan nya di warung si emak. makan ber dua sama ngopi udud paling 20 rebu perak, makan di warung sangat amat sederhana. Atuh masa iye sang pengendari "Camry" mau gaul sama kaum Proletar kayak saya mah sen sei .. ---In proletar@yahoogroups.com, <proletar4@...> wrote: hidup seperti sipinpin alangkah nikmatnya ngga heran si jusplik dan si item sirik sama dia --- Pinpin Yup ! Di kampng petar saya merasa menjadi orang yang paling berbahagia. bisa tidur kapan ajah, bisa bangun kapan ajah, bisa pergi ke mana ajah. Maen sepeda sama si kecil, nonton di XXI di hari rabu siang disaat yang lain lagi jumpalitan di kantornya masing masing. idup ini emang indah apanan. kerna saya hidup di Indonesia. bukan idup di arap ! ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/