Setelah paceklik lebih dari ¼ abad akhirnya halaman pertama koran-koran memuat lagi berita tentang timnas sepakbola Indonesia. Tidak tanggung- tanggung, hanya dalam waktu 20 hari tim Garuda Muda (U-19) duakali masuk halaman pertama. Yaitu ketika menang 2-0 atas Vietnam di final Piala AFF September lalu, dan hari ini setelah mengalahkan Korea Selatan yang kampiun Piala Asia dengan skor 3-2. Lepas dari dua kemenangan besar itu, tampilan anak-anak Garuda Muda memang patut dipuji. Mereka bisa main bola! Jauh lebih baik dan benar dari kakak-kakaknya di tim U-23 yang tempohari cukup menghibur ketika meladeni timnas Belanda di Senayan. Rasa haus melihat anak Indonesia main bola terhapus seketika, sekaligus menumbuhkan harapan membaiknya persepakbolaan nasional. Selain berita tentang kemenangan Garuda Muda, ada juga kisah pinggir lapangan tentang pemain Korsel… :)
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/10/13/kualifikasi-piala-asia-bedak-luntur-sebab-korsel-kalah-dari-indonesia-601049.html http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/10/13/kualifikasi-piala-asia-bedak-luntur-sebab-korsel-kalah-dari-indonesia-601049.html - Langkah Besar Garuda Muda Pelatih Indra Sjafrie: Mereka Militan, Tak Mau Bangsanya Diinjak-injak JAKARTA, KOMPAS - Mental juara para pemain "Garuda Muda" mengantar Indonesia lolos ke putaran final kejuaraan sepak bola Asia U-19 di Myanmar, Oktober 2014. Para pemain masa depan Indonesia itu tampil pantang menyerah untuk menundukkan Korea Selatan 3-2. Dalam laga terakhir Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno , Jakarta, Sabtu (12/10), kapten Indonesia Evan Dimas Darmono , mencetak hattrick. Evan juga memimpin rekan-rekannya meredam emosi dan terus bermain penuh semangat. Pemain binaan klub Mitra Surabaya itu tiga kali menjebol gawang Korsel di menit ke-29, ke-49, dan ke84. Indonesia memuncaki Grup G dengan 9 poin dari tiga kali kemenangan. Korsel turun ke peringkat kedua dengan enam poin. Di Asia, Korsel sudah 12 kali menjadi juara Piala Asia kelompok usia ini, termasuk saat masih dalam kelompok U-20 (Piala Asia U-19 baru diadakan sejak 2012). Gol pertama Indonesia sempat disamakan Korsel di menit ke-32 melalui penalti Seol Taesu. Gol kedua Korsel dicetak di menit ke-90. Gol balasan ini menegangkan karena jika Korsel menambah gol dalam empat menit tambahan waktu, Indonesia akan batal lolos otomatis. Ketergangan itu pecah saat wasit meniup peluit panjang. Stadion berkapasitas 86.000 penonton itu bergemuruh. Para pemain cadangan dan ofisial tim Indonesia menghambur masuk lapangan merayakan kemenangan Indonesia. Tiga gol Evan dan penampilan brilian kiper Ravi Murdianto membawa Indonesia ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar, Oktober 2014. Terakhir kali Indonesia ke putaran final U-19 adalah pada 2004 saat diasuh Peter Withe. “Saya berterima kasih kepada teman-teman yang berjuang keras, kepada coach Indra (Sjafrie) yang menekankan semua bisa dikalahkan, kecuali Tuhan. Perjalanan masih panjang, kita harus bekerja lebih keras,” ujar Evan. Adapun Indra mengajak Indonesia berpikir sebagai raksasa sepak bola Asia. “Mereka ini militan. Mereka tidak mau bangsanya diinjak-injak di depan rakyatnya sendiri,” kata Indra menilai anak-anak asuhnya. Indra menegaskan, tim ini membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dan PSSI. Jika para pemain nanti bergabung dengan klub profesional, alangkah tidak masuk akal jika klub tidak mengizinkan pemain membela bangsa. Di grup lain, Korea Utara, Vietnam, dan Oman sudah lebih dulu lolos ke putaran final. Korea Utara memimpin Grup H dan Vietnam memuncaki Grup F. Jepang juga ke putaran finak setelah mengukuhkan diri sebagai pemuncak Grup I dengan menahan China 1-1 di Jiaxing, China. Korsel di peringkat kedua Grup G akan bersaing dengan Thailand, Australia, Yaman, Arab Saudi, dan Uzbekistan atau Qatar yang masih bertanding saat berita ini diturunkan. Uzbekistan dan Qatar bersaing ketat menjadi juara Grup A. “Selamat untuk Indonesia lolos ke final. Kami berusaha sebaik mungkin malam ini. Kami masih punya peluang ke final dan akan berbenah agar lebih baik untuk final tahun depan,” ujar pelatih Korsel Kim Sang-ho. Laga sempat dihentikan selama 30 menit sejak menit ke-41 oleh wasit asal Malaysia, Mohd Amirul Izwan Bin Yacoob, karena lapangan tergenang akibat hujan lebat. Genangan itu membuat permainan tidak berjalan baik dan menjurus keras. (ANG)