Feb 05 12:39

INDONESIA, MACAN ASIA YANG TERLUKA, BERUPAYA BANGKIT


Davos, Swiss (ANTARA News) - Perhatian dalam Forum Ekonomi Dunia tahun ini 
yang baru saja berlangsung pada umumnya tertuju pada India dan China, namun 
Indonesia, dengan populasi 220 juta jiwa dan negara berpenduduk terbesar 
keempat di dunia, memiliki potensi besar untuk menjadi Macan Asia 
berikutnya.

Namun demikian, negara itu mengalami berbagai masalah yang harus 
diselesaikannya. Pemboman Bali, korupsi yang merejalela dan tsunami yang 
meluluhlantakkan wilayah Nanggroe Aceh Darusalam dan dampak dari krisis 
finansial Asia pada 1997 telah menyebabkan kemunduran besar dalam ekonomi.

Kantor berita DPA berhasil mewawancara Menteri Perdagangan Mari Elka 
Pangestu di sela-sela forum untuk mencari tahu apa yang dilakukan Indonesia 
untuk mengejar ketertinggalan dengan pesaingnya sesama negara berkembang.

"Terorisme dan korupsi adalah dua isu utama, dan terutama sekali bagaimana 
orang asing memandang negara kami," kata Mari. "Namun begitu, kami mencapai 
kemajuan besar di kedua sektor."

"Kami telah menangkap otak pemboman di Bali dan kami masih mengepung sel-sel 
teroris," ujarnya. "Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi merupakan dasar 
untuk mengurangi terorisme."

Mari merasa bahwa korupsi merupakan masalah yang bahkan lebih besar dan 
menahan negara kami untuk maju, namun mengemukakan bahwa pemerintah telah 
berbuat banyak untuk mengatasi korupsi.

"Ada lebih dari 100 orang dipenjara akibat korupsi: para antan menteri, 
gubernur, kepala daerah," katanya. "Kendatipun begitu, ini bukan fitnah dan 
kami akan mengusut setiap kasus secara
seksama."

Mulai menuai hasil

Menurut menteri pedagangan itu, langkah tersebut kini mulai memperlihatkan 
tanda-tanda menuai hasil.

"Kami mengalami pertumbuhan perdagangan yang tinggi dengan China, India dan 
Korea Selatan dan negara-negara ini akan menjadi pasar baru kami," katanya.

Tanda-tanda pemulihan sudah terlihat: ekspor mencapai rekor sepanjang masa 
dengan nilai 85 miliar dolar pada 2005 dan utang pemerintah menurun.

Utang pemerintah adalah indikator yang baik untuk mengetahui seberapa parah 
krisis menghantam Indonesia. Pada 1996 utang hanya mencapai 20 persen dari 
Produk Domestik Bruto (PDB), namun setelah krisis utang membumbung lebih 
dari 100 persen.

Kini utang hanya 49 persen dari PDB dan diprediksi akan menurun menjadi 34 
persen pada 2009.

Para menteri menyatakan bahwa tujuan jangka pendek adalah membawa kinerja 
ekonomi kembali ke level sebelum krisis, dan bagian dari strategi itu adalah 
memperluas perdagangan regional.

Manfaatkan China

Kendatipun para menteri melihat China sebagai pesaing langsung, Mari 
mengemukakan bahwa Indonesia merencanakan akan memanfaatkan pertumbuhan 
pesat adikuasa ekonomi yang baru tumbuh itu bagi keuntungannya.

"Kami tidak akan bersaing secara berhadapan-hadapan," katanya. "China 
membutuhkan minyak, gas dan mineral kami. Kami telah menandatangani 
persetujuan perdagangan bebas dengan China.

Indonesia memiliki banyak lapangan gas yang belum dieksplorasi, katanya, dan 
ini akan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan ekspor.

Mari juga menyatakan bahwa Indonesia ingin menjadi bagian dari pusat 
produksi regional, dan mengungkapkan potensi dalam manufacturing capacity 
tinggi.

"Kami tidak memiliki kapasitas yang sama seperti India, China atau 
Singapura, namun itu tidak berarti kami tidak mempunyai potensi," katanya.

"Para pengusaha manufaktur kini mendiversifikasi sumber mereka, dan 
Indonesia harus memainkan perannya di sektor ini," katanya, seraya 
menambahkan bahwa Indonesia sudah membuktikan dirinya dengan memproduksi 
bagian-bagian boneka Barbie, sedangkan China masih bergulat dengan SARS.

Mari juga mengemukakan bahwa pertumbuhan domestik akan dirangsang, dengan 
menunjuk bahwa hanya 10 persen penduduk memiliki ponsel sebagai contoh bagi 
potensi itu.

Jadi pemain utama

Energi merupakan tema besar lainnya di Davos, dengan kecemasan tertuju pada 
meningkatnya permintaan energi dari negara-negara berkembang, namun Mari 
menyatakan Indonesia juga berusaha untuk melindungi lingkungan.

"Kami telah merumuskan strategi energi," katanya. "Hal pertama yang kami 
lakukan pada tahun lalu adalah menaikkan harga BBM dua kali: pertama dengan 
30 persen dan kedua dengan 100 persen."

"Kami juga menoleh ke sumber-sumber energi alternatif: Kami melakukan 
eksperimen dengan teknologi biomassa dan berharap akan menggunakan sebanyak 
mungkin teknologi ini," katanya.

Dengan sistem investasi yang sudah terbuka dan undang-undang baru yang 
diharapkan akan disahkan akan membuat Indonesia bahkan lebih atraktif, Mari 
merasa yakin Indonesia pada akhirnya akan duduk di tempatnya yang menjadi 
haknya.

"Kami tak berhasrat menjadi sebesar China, namun tentu saja ingin menjadi 
pemain utama di Asia Tenggara," katanya. (*)

http://www.antara.co.id/seenws/?id=27315




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke