http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/23/utama/2461118.htm



Warga Menutup Jalan 

Freeport Hentikan Sementara Produksinya


Jayapura, Kompas - Pada Rabu (22/2) kemarin sekitar 500 warga Kampung Kali 
Kabur dan Banti, Distrik Tembagapura, masih menutup ruas jalan di Mil 72-74. 
Jalur itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan 
Grasberg dari permukiman karyawan PT Freeport Indonesia.

Sementara di Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo 
Yusgiantoro kemarin mengungkapkan, akibat penutupan jalan menuju PT Freeport 
Indonesia (PTFI) oleh massa, pihak direksi PTFI akhirnya memutuskan untuk 
menutup sementara dan menghentikan produksi tambangnya. Ini guna menghindari 
konflik lebih luas.

Penutupan sementara produksi PTFI itu langsung dilaporkan kepada Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono. "Mengenai penutupan sementara produksi Freeport 
Indonesia, Presiden telah menginstruksikan agar masalah ini dikoordinasikan 
dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS, serta 
Polri dan TNI," ujar Purnomo.

Selain itu, Presiden juga telah memberikan arahan agar masyarakat luas 
diberikan informasi yang seluas-luasnya mengenai kawasan penambangan PTFI, dan 
masalah yang terjadi sekarang ini agar memahami masalahnya secara jernih.

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Sutanto menyatakan, 
Polri akan mengamankan supaya tidak terjadi gangguan sehingga mengakibatkan 
penghentian produksi. "Ya, kami akan cek ke polda setempat. Kami harapkan 
masyarakat menjaga stabilitas (ke amanan)," ujar Sutanto.

Ia mengaku belum tahu tentang personel satpam PTFI yang jadi korban pemanahan 
dalam bentrok yang terjadi Senin lalu.

Buntut bentrokan

Aksi penutupan jalan yang berlangsung kemarin merupakan buntut dari bentrokan 
antara warga pendulang emas liar dan tim gabungan (tanpa anggota TNI), yang 
menertibkan warga di kawasan tailing (pembuangan limbah). Bentrok itu 
mengakibatkan sejumlah orang cedera.

Dua anggota satpam PTFI, yaitu Norma dan Ohee, terluka akibat kena panah. Tiga 
anggota Brimob Mimika luka-luka akibat terkena lemparan warga. Di pihak warga, 
puluhan orang mengalami luka-luka akibat tergelincir, jatuh, atau terkena 
lemparan batu.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Kartono Wangsadisastra di 
Jayapura kemarin menyatakan, sampai hari ketiga massa belum bergeser dari areal 
pertambangan PTFI di Tembagapura, Papua.

"Sebelumnya hanya 100-200 warga, tetapi pada hari ketiga jumlah warga Kampung 
Kali Kabur dan beberapa orang dari Kampung Banti makin banyak dan masih 
menguasai ruas jalan itu. Para karyawan berjalan kaki menuju areal 
pertambangan. Kendaraan-kendaraan tidak dapat melewati ruas itu. Mereka 
memblokir jalan dengan batu dan kayu," ungkap Kartono.

Aparat kepolisian dan petugas satpam PTFI tidak berani mengusir massa atau 
membersihkan ruas jalan itu. Massa menuntut pemimpin PTFI John Moffett dan 
Bupati Mimika Clemen Tinal datang berdialog dengan mereka. Warga 
mempertanyakan, mengapa PTFI melarang mereka mendulang emas yang merupakan 
sisa-sisa limbah buangan PTFI melalui Sungai Banti dan Aikwa. (kor/har/inu/oin)


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to