Saya ulang: 

    Menurut sumber Islam sendiri yaitu hadits dan sirah nabi
    sifat nabi Muhamamd itu emang sundelan... 

    Anak kecil umur enam tahun dikawini dan ketika Aisyah berumur
    sembilan tahun dientotin... 

    Janda anak angkat sendiri juga dikawinin... 

    Dan tu nabi sungguh ganas, buas, kejam, biadab  lagi kejinya... 

    Ketika tu nabi sundel sampai di Yathrib, sebahagian penduduk
    oasis itu terdiri dari orang Yahudi...  

    Ketika tu nabi mati, boleh dibilang tidak ada lagi orang Yahudi
    yang tinggal di Yathrib. 

    Ada yang dibunuh beramai-rami oleh orang Islam dibawah pimpinan
    tu nabi bermental babi... 

    Lalu perempuannnya diperkosa beramai-rami oleh orang Islam
    dibawah pimpinan nabi sundel itu... 

    Kemudian bersama anak anaknya dijadikan budak orang Islam 

    Ada pula orang Yahudi yang diusir ke Khaybar setelah kebon korma
    mereka dirampok oleh tu nabi kepala gerombolan garong yang
    ganas, kejam, keji lagi biadab... 

    Tu nabi Muhamamd, saya bilang dan saya ulang sama biadabnya
    dengan Slobodan Milasovic... 

    Tapi bukan itu saja yang menyedihkan dengan orang Islam yang
    menjadikan nabi Muhamamad itu sebagai panutan dan junjungan... 

    Nabi Muhamamd itu adalah tokoh fiktif yang hanya ada di hadits
    dan sirah nabi...

    Hadits  dan sirah nabi itu MUSTAHIL ada yang  sahih. 


On 16 May 06, at 1:22, amrace69 wrote:

> 
> Well....nabi ini benar-benar doyan kawin yaa.... [:)]
> 
> Dasar nabi sundel !
> 
> THINK !
> 
> 
> --- In islamkristen@yahoogroups.com, "gokil" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Perkawinan Rasulullah
> >
> > Pembunuhan karakter melalui isu seksual, adalah hal yang biasa
> dilakukan
> > baik Yahudi maupun Kristen, kita bisa melihatnya dalam Bibel yang
> berisi
> > Taurat dan Injil. Para nabi seringkali digambarkan melakukan hal-hal
> yang
> > tidak pantas, seperti incest, mengambil istri orang lain, bahkan
> > Yesus sendiri mereka gambarkan dekat dengan pelacur, bahkan sebagian
> > mereka menuduh Yesus melacur -satu tuduhan yang membuat umat Muslim
> > ikut
> merasa
> > sakit-. Maka tidak heran jika mereka berusaha membunuh karakter nabi
> > Muhammad seperti yang pernah dilakukan oleh sebagian mereka terhadap
> nabi
> > dari mereka sendiri.
> >
> > Masalah istri-istri Nabi seringkali dijadikan sasaran hujatan,
> > dengan meninggalkan fakta-fakta dibalik perkawinan tersebut. Oleh
> > sebab itu
> dalam
> > tulisan ini kami mencoba menelusuri sejarah Rasulullah yang
> > berkenaan
> dengan
> > latar belakang perkawinannya, maka kita mendapatkan hikmah dibalik
> > perkawinan beliau.
> >
> > Perkawinan pertama Rasulullah dengan seorang janda berumur 40 tahun,
> yaitu
> > Siti Khadijah, yang berlangsung hingga tahun sepuluh kenabian atau
> tiga
> > tahun menjelang hijrah.Pernikahan tersebut berlangsung selama 25 th.
> sebab
> > beliau menikah usia 25 th, dan menjadi utusan Allah ketika berusia
> > 40
> th..
> >
> > Sepeninggal Khadijah Rasulullah ditawari oleh Khaulah binti Hakim
> untuk
> > menikahi salah satu dari dua orang wanita, satu perawan (Aisyah),
> > dan
> satu
> > lagi janda (Saudah), dan Rasulullah menikahi Saudah,seorang janda
> berbadan
> > gemuk.-tanpa bermaksud mengecilkan penampilan fisik istri seorang
> > Nabi
> ini-
> > kedua perkawinan tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah bukan type
> pengumbar
> > hawa nafsu sebagaimana yang dituduhkan oleh Robert Morey. Lebih dari
> itu,
> > bahwa Saudah memiliki anak banyak yang membutuhkan pelindung,menurut
> hemat
> > kami, alasan ini merupakan hikmah mendasar dibalik perkawinan beliau
> dengan
> > Saudah.
> >
> > Perkawinan ketiga, dengan Aisyah binti Abu Bakar. Pinangan
> > Rasulullah
> atas
> > Aisyah telah menyelamatkan Abu Bakar dari dilema antara menikahkan
> putrinya
> > dengan seorang kafir atau mengingkari janjinya kepada Muth'im bin
> > Ady
> orang
> > tua dari pemuda kafir tersebut yang telah dijanjikan untuk menikahi
> > putrinya. Sungguh beruntung bahwa yang terjadi justru istri Muth'im
> bin `Ady
> > tidak menghendaki anaknya menikahi Aisyah karena tidak menginginkan
> anaknya
> > masuk agama baru yang dibawa Nabi, maka pinangan Rasulullah pun
> diterima.Hal
> > itu terjadi pada tahun yang sama -sepuluh kenabian-, namun baru
> berkumpul
> > pada saat di Madinah -tiga tahun kemudian-. Kebanyakan hadits
> menyebutkan
> > bahwa pertemuan Aisyah dengan Rasulullah di Madinah saat usia Aisyah
> > 9
> th,
> > walaupun ada yang mengatakan berusia 11 th, Zainal Arifin Abbas
> -penulis
> > "Peri hidup Muhammad Rasulullah Saw"- menyebut usia Aisyah waktu itu
> antara
> > 12-14 th.
> >
> > Perhitungan usia yang ditulis oleh H. Zainal Arifin Abbas,
> > berdasarkan analisa atas hadits tentang penawaran Khaulah binti
> > Hakim, bahwa
> penawaran
> > itu terjadl pada th. 10 kenabian, dan Abu Bakar tidak bisa langsung
> menerima
> > pinangan karena telah menunangkan putrinya dengan putra Muthim bin
> Ady.
> > Logikanya saat itu usia Aisyah adalah minimal 10 th, karena tidak
> mungkin
> > Abu Bakar menunangkan putrinya dengan Djubeir bin Muth'im yang
> > berada
> di
> > front terdepan dari para penentang Rasul sementara beliau menjadi
> tangan
> > kanan Rasulullah, maka kemungkinan pertunangan tersebut terjadi
> sebelum
> > Islam (sebelum kenabian), sebab adat seperti itu sudah ada. Hal ini
> > dikuatkan dengan pandangan Arab saat itu yang memandang usia gadis
> yang
> > pantas untuk menikah adalah antara 11-12 th.Menurut perhitungan ini,
> maka
> > saat pertemuan di Madinah, usia Aisyah antara 14-15 th. Tentang umur
> Aisyah
> > banyak penulis yang berbeda pendapat, dari usia 9 hingga 15 th.
> >
> > Sensitifitas modern kadang merasa risih dengan hal ini, tapi hal ini
> terjadi
> > pada satu komunitas yang memandang usia 9-15 th, adalah usia
> > terendah
> bagi
> > seorang anak perempuan untuk dikawini, itupun 14 abad yang lalu.
> Hingga
> > akhir-akhir inipun beberapa komunitas masih memberlakukan adat
> pernikahan
> > dini. Namun demikian pernikahan anak usia dini adalah lebih baik
> ketimbang
> > merebaknya pergaulan bebas yang membuat anak usia tersebut sudah
> > tidak
> ada
> > yang perawan, walaupun secara resmi mereka menikah pada usia 28 ke
> atas. Toh
> > kenyataannya usia 28 sebagai patokan perkawinan di beberapa negara
> maju
> > hanya berdasarkan faktor psikologis dan masalah karir serta
> emansipasi,
> > namun diluar formalitas itu kebejatan seksual merebak dimana-mana
> > pada tingkat yang paling fulgar. Perbandingannya jika ada komunitas
> (manapun)
> > yang mengawinkan putrinya pada usia dini di Amerika anak usia yang
> sama
> > sudah tidak perawan lagi. Perbedaan dalam agama, yang satu formal,
> yang satu
> > lagi zina. Perzinaan sejak dini akan dibawa hingga masa perkawinan,
> maka
> > akibatnya penyelewengan suami atau istri adalah hal biasa, dan
> > ajaran
> Yesus
> > yang tidak mengizinkan perceraian menjadi lelucon belaka.
> >
> > Kembali kepada sejarah Rasul, pada tahun ketiga Hijriah, Putri Umar
> bin
> > Khattab, Hafshah binti Umar ditinggal mati suaminya Khunais bin
> Khudzafah
> > setelah perang Badar. Seperti layaknya seorang ayah Umar berusaha
> mencarikan
> > suami bagi putrinya yang masih berumur 18 th. agar terbebas dari
> kemurungan
> > yang dideritanya. Upaya selama 6 bulan atau lebih belum menghasilkan
> > apa-apa, hingga pada masanya, ia menawarkan anaknya kepada sahabat
> > Abu Bakar, namun Abu Bakar hanya menjawab dengan diam. Umar lantas
> > menemui `Utsman, namun sahabat ini hanya menjawab: "belum berhasrat
> > menikah
> saat
> > itu". Kejengkelan Umar terhadap dua orang sahabat terdekatnya
> disampaikan
> > kepada Rasulullah, dan beliau menjawab: "Hafshah akan menikah dengan
> yang
> > lebih baik dari Utsman, dan Utsman akan menikah dengan yang lebih
> > baik
> dari
> > Hafshah". Umar tidak pernah menyangka bahwa Rasulullah akan menikahi
> > putrinya, hingga ia bersorak kegirangan mengumumkan kepada para
> sahabatnya,
> > yang kemudian disambut oleh Abu Bakar juga Utsman. Dan seperti
> dikatakan
> > oleh Nabi, maka Utsman akhirnya menikah dengan putri beliau; Umi
> Kultsum.
> >
> > Jika kita kembali lagi, pada tahun 1 H. Rasulullah menikahi Aisyah,
> pada
> > tahun 2 H. Rasulullah menikahkan putrinya Fathimah dengan sahabat
> > Ali
> bin
> > Abi Thalib, dan pada tahun 3 H. Rasul menikahi Hafshah binti Umar
> > dan menikahkan putrinya Umi Kultsum dengan `Utsman bin Affan. Tidak
> > cukup
> sampai
> > disini, anak angkatnya Zaid bin Haritsah dinikahkan dengan sepupunya
> sendiri
> > yaitu Zainab binti Jahsy, serta perkawinan antara warga imigran
> (muhajirin)
> > dan penduduk Madinah (Anshor). Dari sini kita dapat melihat bahwa
> > perkawinan-perkawinan tersebut nampaknya dilatar belakangi upaya
> memperkuat
> > barisan dikalangan para sahabat, apalagi bahwa tahun-tahun tersebut
> adalah
> > awal pembinaan sebuah komunitas baru berdasar Tauhid, maka sangat
> wajar jika
> > perkawinan menjadi salah satu jalan demi terwujudnya harapan
> > tersebut.
> >
> > Perkawinan kelima juga dengan seorang janda yaitu Zainab binti
> Khuzaimah
> > al-Hilaliyah. Sebelumnya telah menikah dengan At-Thufail bin
> > al-Harits
> bin
> > Abdil Muththolib yang kemudian menceraikannya, lantas dinikahi oleh
> > saudaranya `Ubaidah bin al-Harits yang kemudian meninggal pada
> > perang
> Badar.
> > Sepeninggalnya Rasulullah menikahi Zainab pada tahun 4 H. Ia dikenal
> dengan
> > sebutan Ummul Masakin (Ibu orang­orang miskin), karena kedekatan
> dan kasih
> > sayangnya terhadap orang-orang miskin. Pernikahannya tidak
> > berlangsung
> lama
> > sebab dua atau tiga bulan setelah perkawinannya ia meninggal.
> >
> > Pada tahun yang sama, Rasulullah mengawini seorang janda lain yaitu
> Ummi
> > Salmah yang nama aslinya Hindun binti Umayyah bin al-Mughirah,
> sebelumnya
> > dipinang oleh Abu Bakar dan Umar, namun ia tidak berkenan. Bahkan
> ketika
> > Rasulullah meminangnya, ia menjawab bahwa ia minder karena sudah
> berumur dan
> > memiliki banyak anak. Hal ini dapat dimaklumi sebab dikalangan
> istri-istri
> > Rasulullah terdapat Aishah yang masih muda dan cantik. Mendengar
> jawaban ini
> > Rasulullah menjawab: `Jika engkau berumur, maka aku lebih tua
> > darimu,
> soal
> > minder biarlah Allah yang menghilangkannya dari dirimu, adapun
> > masalah tanggungan keluarga (anak-anak) serahkan kepada Allah dan
> > Rasulnya".
> >
> > Dalam pembentukan komunitas baru yang menjadikan keluarga dan
> perkawinan
> > sebagai salah satu instrumennya, maka perhatian terhadap janda dan
> anak-anak
> > yang ditinggal ayah mereka yang syahid akibat peperangan adalah
> > suatu
> yang
> > sudah semestinya, apalagi kesempatan mendapatkan kebutuhan
> sehari­hari
> > ditanah yang gersang tidaklah semudah yang dibayangkan, tidak heran
> jika ada
> > yang menjual manusia dipasar budak demi mencukupi kehidupan
> sehari-hari.
> > Langkah Rasulullah yang juga diikuti para sahabatnya untuk
> memperhatikan
> > para janda dan anak-anaknya, tampak dalam beberapa perkawinan yang
> kita
> > sebutkan di atas, begitu juga dengan apa yang akan kami bahas
> > berikut
> ini.
> >
> > Pada th. 5 H. (th. 18 masa kenabian) Rasulullah menikahi, Zainab
> > binti Jakhsy, setelah diceraikan oleh Zaid bin Haritsah. Seperti
> > yang telah
> kita
> > bahas pada kajian tentang perbudakan, bahwa Zaid yang diangkat anak
> oleh
> > Rasulullah pada masa sebelum kenabian, dinikahkan dengan kerabat
> Rasulullah
> > Zainab yang tentu saja memiliki nasab tinggi dikalangan Quraisy-dari
> pihak
> > ibu Zainab adalah sepupuh nabi atau cucu Abdul Mutholib-. Pada masa
> itu
> > masalah nasab (keturunan) sangatlah diperhatikan oleh masyarakat
> > Arab. Pencapaian ketinggian derajat nasab seringkali diupayakan
> > melalui perkawinan, maka tidak heran jika satu orang bisa memiliki
> > istri
> banyak,
> > bukan sekedar karena mereka suka, tapi para istri memiliki
> > kepentingan sendiri dengan pernikahan tersebut, termasuk untuk
> > masalah nasab,
> apalagi
> > bahwa penghormatan kepada wanita pada masa itu amatlah rendah.
> Fenomena
> > tersebut tldaklah aneh saat itu, karena bangsa lain juga memiliki
> > adat
> yang
> > tidak jauh berbeda.
> >
> > Bahkan hingga saat ini masalah keturunan sangat diperhatikan,
> > terlepas
> dari
> > pandangan yang melatar-belakangnya: apakah karena status sosial,
> kekayaan,
> > atau kebangsawanan; dikalangan muslim sebagian memandang nasab
> berdasarkan
> > kesalehan beragama. Kembali pada masalah perkawinan Zainab,
> > Rasulullah
> yang
> > ingin merombak adat tersebut, demi tujuan pokok menyamakan umat
> manusia
> > dihadapan Allah (tauhid), mencoba mempertemukan antara bangsawan dan
> budak
> > (walaupun sudah diangkat anak), rupanya hal itu belum mampu
> meruntuhkan rasa
> > kebangsawanan Zainab hingga perkawinan tersebut gagal. Namun
> > demikian tanggungjawab Rasulullah menghendaki beliau untuk
> > menikahinya. Lain
> dari
> > pada itu bahwa pernikahan tersebut atas perintah langsung dari
> > Allah,
> sebab
> > sebelumnya setiap kali Zaid mengadu kepada Rasulullah atas sikap
> Zainab,
> > Rasulullah menasehatinya agar mempertahankan perkawinannya serta
> > takut kepada Allah.
> >
> > Dengan begitu, tidak hanya masalah tanggung jawab Rasulullah
> mengembalikan
> > Zainab yang merasa martabatnya telah terendahkan, namun menjadi
> panutan
> > hukum bahwa anak angkat tidaklah sama dengan anak kandung, maka
> > istri
> yang
> > telah diceraikannya boleh dinikahi bapak angkatnya. Namun sebaliknya
> wanita
> > yang diceraikan oleh seseorang tidak boleh dikawini anaknya. Tentang
> hukum
> > perkawinan bukan tempatnya untuk kita bahas di sini.
> >
> > Menurut Ibnu Ishaq, seorang dari sejarawan awal Muslim, Pada tahun
> > ke
> 6 H.
> > terjadi peperangan antara kaum Muslim dengan kaun Yahudi Bani
> Mushthaliq.
> > Akibat peperangan ini, sebagaimana hukum peperangan yang berlaku
> > saat
> itu,
> > mereka yang kalah menjadi tawanan dan budak bagi pemenang. Diantara
> mereka
> > yang tertawan adalah Juwairiyah binti al-Harits, seorang putri dari
> > al-Harits bin Abi Dlorror pemimpin Bani Mushtholiq. Sebagai putri
> seorang
> > terpandang Juwairiyah tidak rela dirinya dijadikan budak, maka ia
> berniat
> > menebus kepada Tsabit bin Qois yang kebetulan saat pembagian harta
> rampasan
> > mendapat dirinya. Karena tidak memiliki harta lagi, maka ia pergi
> menghadap
> > Rasulullah agar dibantu melunasi tebusan tersebut.
> >
> > Rasulullah yang telah mengajarkan kepada para sahabatnya agar
> > mendidik
> budak
> > dan kalau bisa memerdekakan dan menikahinya (lihat bahasan tentang
> > perbudakan), memberikan contoh dengan memerdekakan Juwairiyah dan
> menawarkan
> > pinangannya, ternyata Juwairiyah mengiyakan. Dengan persetujuan
> Juwairiyah
> > ini maka Rasulullah menikahinya, dan dengan pernikahan tersebut para
> sahabat
> > mengembalikan harta rampasan perang, sekaligus memerdekakan ± 100
> keluarga.
> > Ibnu Ishaq mengomentari: "Saya tidak pernah melihat keberkahan
> seseorang
> > atas kaumnya melebihi Juwairiyah".
> >
> > Pada tahun ketujuh H, terjadi perang Khaibar. Pada saat penyerbuan
> > ke benteng al-Qomush milik bani Nadlir, pemimpin benteng ini yaitu
> Kinanah bin
> > Rabi' suami Shofiyah binti Hay terbunuh. Dan istrinya juga
> > istri-istri
> bani
> > Nadlir yang lain menjadi tawanan. Dan seperti yang pernah dilakukan
> oleh
> > Rasulullah terhadap bani Mushtholiq, maka Rasulullah menikahi
> Shofiyah.
> > Menurut keterangan Shofiyah sendiri, yang diceritakan oleh Ibnu
> > Ishaq
> bahwa
> > sebelum kejadian ini ia telah bermimpi melihat bulan jatuh di
> kamarnya.
> > Ketika mimpi tersebut diceritakan kepada suaminya, ia malah mendapat
> > tamparan dan dampratan, "Itu berarti engkau menginginkan raja Hijaz
> > Muhammad", kata suaminya.
> >
> > Tentang apakah harta dikembalikan dan tawanan dibebaskan dengan
> perkawinan
> > ini, tidak kami dapatkan keterangan yang jelas, namun diceritakan
> bahwa
> > mahar perkawinan tersebut adalah pembebasan Shofiyyah. Walaupun
> > masih
> muda,
> > usia 17 th, tapi sebelumnya Shofiyah telah menikah dua kali, dengan
> Salam
> > bin Misykarn kemudian dengan Kinanah bin Rabi'.
> >
> > Dari dua perkawinan di atas, dapat kita lihat bahwa upaya pembebasan
> > perbudakan -akibat peperangan- lebih menonjol ketimbang masalah
> lainnya.
> > Disisi lain dua pernikahan ini semakin mengokohkan kedudukan Muslim
> dalam
> > rangka pembentukan komunitas bersama yang tidak saling bermusuhan.
> > Selanjutnya, bahwa melihat usia Shofiyah yang masih 17 th. dan sudah
> menikah
> > dua kali, setidaknya menunjukkan bahwa selain masyarakat Arab,
> komunitas
> > Yahudi yang tinggal di Khaibar juga memiliki adat mengawinkan
> > seorang
> wanita
> > sejak masih dini.
> >
> > Pada saat kedudukan kaum Muslimin di Madinah mulai menguat di
> > jazirah
> Arab,
> > Rasulullah mengirimkan utusan ke Habasyah (Etiopia) memanggil para
> emigran
> > Muslim yang hijrah ke Habasyah pada masa awal kenabian (periode
> Makkah).
> > Diantara para emigran tersebut terdapat Ummu Habibah yang menjadi
> janda
> > karena tidak ingin berkumpul dengan suaminya yang murtad, yaitu
> Abdullah bin
> > Jahsy. Ummu Habibah yang tidak memiliki tempat kembali, tidak
> > mungkin
> ke
> > keluarganya di Makkah sebab ia hijrah ke Habasyah karena masuk Islam
> dan
> > lari dari keluarganya, sedang di Madinah ia tidak tahu harus ke
> > mana.
> >
> > Beruntung bahwa surat Rasulullah yang memanggil mereka melalui Raja
> Najasyi,
> > disertai pinangan terhadap Ummu Habibah. Pinangan tersebut bahkan
> diwakili
> > oleh Najasyi sediri dan memberikan mahar sebesar 400 dirham. Adapun
> yang
> > menikahkan adalah Kholid bin Sa'id bin 'Ash. Rombongan yang dipimpin
> Oleh
> > Ja'far bin Abi Thalib ini datang bersamaan dengan kepulangan
> Rasulullah dari
> > perang Khaibar.
> >
> > Pada tahun ketujuh Hijriah ini juga, utusan Rasulullah ke
> Iskandariah-Mesir
> > telah datang dengan membawa hadiah dua orang budak dari Mesir, yang
> pertama
> > bernama Maria binti Syam'un dan Sirin. Yang pertama dinikahi oleh
> Rasulullah
> > dan yang kedua diberikan kepada Hassan bin Tsabit.Seperti yang telah
> kita
> > bahas sebelum ini, bahwa Rasulullah yang mengajarkan agar para budak
> dididik
> > kemudian dibebaskan dan dinikahi, dicontohkan sekali lagi oleh
> Rasulullah.
> > Maria al­Qibthiah yang menjadi budak di Iskandariah, kini menjadi
> istri
> > seorang pemimpin besar di tanah Hijaz. Ia bahkan telah memberikan
> keturunan
> > yang diberi nama Rasulullah seperti nama kakeknya "Ibrahim",
> > walaupun
> tidak
> > berusia panjang. Rasulullah menyatakan : "Ia telah dimerdekakan oleh
> > anaknya".
> >
> > Para istri nabi -termasuk yang sebelumnya menjadi budak-, mendapat
> > penghormatan yang tinggi dikalangan para sahabat dan umat Muslim,
> > maka
> tidak
> > mengherankan jika banyak wanita yang ingin dinikahi oleh nabi. Salah
> satu
> > dari mereka adalah Maimunah yang dalam al-Qur'an disebut "Seorang
> wanita
> > mu'min yang menyerahkan dirinya kepada nabi".
> >
> > Penawaran itu dilakukan oleh Maimunah melalui saudaranya Ummul Fadl,
> > kemudian Ummul Fadl menyerahkan masalah ini kepada suaminya yaitu
> Abbas bin
> > Abdil Muththolib (paman nabi). Maka `Abbas menikahkan Maimunah
> > kepada Rasulullah dan memberikan mahar kepada Maimunah atas nama
> > Nabi sebesar
> 400
> > dirham. Pernikahan ini terjadi pada akhir tahun ke 7 H. tepatnya
> > pada
> bulan
> > Dzul-Qo'dah.Selain Maimunah masih banyak wanita lain yang ingin
> dinikahi
> > oleh Nabi, tapi beliau menolak. Jika dilihat dari seluruh pernikahan
> nabi
> > seperti yang telah kita bahas, maka penolakan nabi tersebut agaknya
> lebih
> > dilandaskan pada sisi kemanfaatan dan kemaslahatan, baik bagi umat
> maupun
> > bagi wanita itu sendiri. Hal ini sekaligus menampik tuduhan bahwa
> perkawinan
> > Rasulullah dilandaskan pada kepentingan pemuasan seksual.
> >
> > Dalam tuduhannya Robert Morey menyatakan :
> >
> > Para wanita pemuja Muhammad juga menawarkan diri mereka sebagai
> penghuni
> > harem Muhammad.
> >
> > Ia kemudian menyitir sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
> sebagai
> > berikut:
> >
> > Seorang wanita menghadap pada nabi Allah sambil berkata, "Wahai
> > Rasul
> Allah!
> > Saya ingin menyerahkan diri saya untukmu" (Hadits III/505A).
> >
> > Hadits yang disitir oleh Robert Morey ini sebenarnya belum selesai,
> artinya
> > dipotong. Padahal hadits ini selengkapnya berbunyi seperti berikut
> > ini
> :
> >
> > ...dari Sahal bin Sa'ad, ia rnengatakan : seorang wanita menghadap
> kepada
> > Rasulullah sambil berkata : "Wahai Rasulullah saya menyerahkan diri
> saya
> > kepadamu". Kemudian seseorang berkata: "Nikahkan aku dengannya".
> Berkata
> > (Rasulullah): "Kami telah meniikahkanmu dengan hafalan al-Qur'an
> > yang
> engkau
> > miliki ". (HR. Bukhari).
> >
> > Hadits ini ditulis Imam Bukhari untuk masalah hukum perwakilan dalam
> masalah
> > pernikahan. Hadits yang sama dari Sahal bin Sa'ad tentang kasus yang
> sama
> > ditulis Imam Bukhari sebanyak kali dalam kitabnya. Kecuali hadits di
> atas,
> > hadits­hadits lain tersebut ditulis selengkapnya oleh Imam
> Bukhari,
> > maksudnya percakapan lebih lengkap dalam kejadian tersebut, yang
> intinya
> > bahwa Nabi tidak berkepentingan untuk menikahi wanita tersebut, dan
> salah
> > satu sahabat meminta Nabi untuk menikahkan wanita tersebut dengan
> dirinya,
> > karena si lelaki tersebut tidak memiliki mahar berupa harta maka ia
> ditanya
> > apa memiliki hafalan surat-surat al-Qur'an, dan surat yang ia hafal
> itu ia
> > dinikahkan oleh nabi.
> >
> > Semua hadits yang menerangkan kejadian adanya seorang wanita yang
> menawarkan
> > dirinya kepada nabi, maksudnya menawarkan untuk dinikahi. Salah
> seorang dari
> > mereka yang diterima oleh Nabi adalah Maimunah, adik dari istri
> > paman
> nabi
> > sendiri. Robert Morey tampaknya sengaja memaknai hadits-hadits
> > dengan kata-kata fulgar layaknya sebuah harem yang digambarkannya
> > seperti
> rumah
> > pelacuran. Kesengajaan ini tampak jelas ketika memotong hadits yang
> > disitirnya. Maha benar Allah yang mengabarkan kepada kita melalui
> al-Qur'an,
> > bahwa para ahli kitab seperti Robert Morey selalu menutupi kebenaran
> yang ia
> > ketahui.
> >
> > Tentang jumlah istri, di mana sebagian menyebut 9, sebagian menyebut
> 11,
> > tidak bisa di artikan bahwa sisa hitungan dari sembilan adalah
> > partner seksual, seperti yang dituduhkan oleh Robert Morey
> > Perhitungan
> sembilan
> > karena tidak memasukkan Shofiyah dan Juwairiyah -keduanya adalah
> rampasan
> > perang sebelum dinikahi-, serta Maria yang sebelumnya adalah budak.
> Sedang
> > hitungan 11 tidak memasukkan Maria al-Qibthiyah yang memang
> > sebelumnya adalah budak dari Iskandaria, itulah sebabnya banyak
> > penulis klasik
> yang
> > menyebutnya ummul walad (ibu dari anak), walaupun Rasulullah sendiri
> > menyatakan "ia dlmerdekakan oleh anaknya" artinya Maria yang telah
> > memberikan keturunan bagi Rasulullah telah dimerdekakan oleh beliau.
> Jumlah
> > seluruhnya yang pernah ditulis dalam kitab-kitab sejarah menurut
> hitungan
> > kami sebanyak 12 orang.
> >
> > Pandangan seseorang terhadap sesuatu seringkali dipengaruhi oleh
> > latar belakang budayanya. Pandangan negatif masyarakat barat
> > terhadap Nabi, terlepas dari apa yang dihembuskan oleh Gereja sejak
> > berabat-abat
> lalu, juga
> > dipengaruhi oleh latar belakang budayanya. Dengan latar belakang
> kehidupan
> > yang sangat bebas dalam pergaulan antar jenis yang bahkan kebablasan
> antar
> > sejenis, akan mudah menuduh nabi-nabi mereka sendiri melakukan
> > incest
> dan
> > melacur, dan tentunya akan lebih mudah berpandangan miring terhadap
> > seseorang yang beristri hingga sembilan lebih
> >
> > Namun tidak demikian bagi masyarakat yang masih menjaga kesucian
> hubungan
> > antar lawan jenis. Apalagi jika ternyata kebanyakan dari para Istri
> tersebut
> > adalah janda dan cuma satu yang gadis. Akal sehat pasti mengatakan
> > ada sesuatu niat mulia dibalik perkawinan itu, tapi akal bejat akan
> menyayangkan
> > kenapa tidak memilih seluruhnya perawan. Maka tidak heran jika
> > hujatan terhadap nabi jarang keluar dari masyarakat timur. Hal ini
> > dapat
> dimaklumi
> > sebab ditimur memang gudangnya etika dan pemikiran religius yang
> > dapat membentengi kerusakan moral. Maka jika Gereja timur
> > ikut-ikutan
> menghujat
> > para nabi-nabi, pastilah akibat pengaruh dari kiblat modern mereka.
> >
> > sumber : - Hj. Irene Handono - ISLAM DIHUJAT, Menjawab buku The
> Islamic
> > Invasion.
> >
> 
> 
> 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
You can search right from your browser? It's easy and it's free.  See how.
http://us.click.yahoo.com/_7bhrC/NGxNAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke