http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=16075


Kegalauan Hati Buruh, Revisi UU No 13/2003
Oleh Bgd Joni



Sabtu, 27-Mei-2006, 02:19:46
Penggeseran aturan kerja bidang tertentu melalui perubahan Undang-undang 
melemahkan kesejahteraan dan jaminan sosial kaum buruh, memuluskan investor, 
penanam modal perusahaan mendapatkan kekuatan serta terus meningkatkan laba, 
memeras kaum buruh, itu tercermin sebagaimana ketidak senangan kaum buruh 
terhadap revisi Undang - Undang nomor 13 tahun 2003.


Ratusan ribu kaum buruh turun kejalan sambil mendengar orasi, bertekad membela 
kepentingan bersama, hanya dalam bentuk kesetiakawanan itu baru dilakukan 
dengan menggalang solidaritas. Gaung kesakitan didengar setelah perwakilan 
buruh diterima oleh angota DPR, dan anggota DPR bersedia menolak, mungkinkah 
ucapan anggota DPR baru pendapat pribadi. 

Secara normatif orang tak mungkin bertindak anarkis, untuk pengrusakan, karena 
itu kurang baik, kita juga sependapat menolak, tetapi manusia untuk hidup harus 
bekerja, berusaha mencukupi kebutuhan primer, jaminan social. Sedangkan orang 
yang lemah susah untuk hidup. Demi mempertahankan masa depan, perlu berjuang 
jangan sampai dirugikan. Didorong oleh hal ini, menolak revisi Undang-undang 
No. 13 tahun 2003 tentang kontrak dan bagian tertentu. Perlu juga kita ingat, 
bangsa ini barn melangkah untuk berdemokrasi secara lansung, seperti pemlihan 
Presiden dan kepala-kepala daerah oleh rakyat dan juga mempunyai perobahan 
social lainnya ditengah masyarakat. 

Secara mikro, kebutuhan rill seharusnya sebanding dengan pendapatan dapat 
memenuhi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan primer, bag] pekerja 
rnengharapkan tidak mendapat gangguan. Karena penrevisian Undang-undang dengan 
system kontrak kebutuhan atau penerimaan nantinya akan goyah atau terrganggu 
perusahaanlah yang diuntungkan. Marxian law of capitalist accumulation 
dikemukakan oleh Karl Marx 1818-1883 (Winardi 1986). Penggunaan tenaga kerja 
dengan system kontrak diasumsikan ikatan kerja hanya bersifat sementara. 
kemudian ikatan itu dapat dilepaskan apabila perusahaan telah kuat dan tidak 
membutuhkan tag] mendorong kesenja ngan sosial ditengah masyarakat dan 
pengangguran akan bertambah. Kegelisahan hati buruh, pekerja menggahadapi masa 
depan akan suram dan mempunyai efek kepada anak, dan istri dalam rumah tangga 
juga kegelisahan hati rakyat. 

Kekhawatiran kaum buruh ini sebagai manusia normal cukup beralasan karena 
sambil menunggu kepastian dari pemerintah. Semua orang berpendapat ingin 
bercita-cita masa depan yang cerah dan tidak ingin dihantui bayang - bayang 
yang kelabu terhadap keadaan mi, mereka cukup resah bahwa gaji tidak sesuai 
dengan pengorbanan atau memanfaatkan tenaganya dalam jangka waktu pendek. 

Kemudian buruh membicarakan keadaan mereka sendiri dengan panjang lebar dan 
mendalain bahwa mereka bekerja keras dibutuhkan sesaat saja. Hal seperti ini 
perlu direspon lebih cepat oleh manager, penguasa. Karena kekuatan yang 
dikendalikan dengan suatu gagasan, dimana jumlah buruh dalam perusahaan besar 
anggotanya cukup banyak dan kalau tidak ada kesepakatan dengan pihak perusahaan 
mencari jalan keluar akan menimbulkan mogok masal, berimbas kepada kerugian. 
Bilamana kita potensial disalurkan sesuai kapasitas masing - masing untuk 
melakukan peran aktif bagaimana terserap angkatan kerja melalui usaha mandiri, 
tanpa ketergantungan pada pihak lain. 

Kekhawatiran kaum buruh ini sebagai manusia normal cukup beralasan karena 
sambil menunggu kepastian dari pemerintah. Semua orang berpendapat ingin 
bercita-cita masa depan yang cerah dan tidak ingin dihantui bayang-bayang yang 
kelabu terhadap keadaan ini,mereka cukup resah bahwa gaji tidak sesuai dengan 
pengorbanan atau memanfaatkan tenaganya dalam jangka waktu pendek. Hal seperti 
ini perlu direspon lebih cepat oleh manager, penguasa. Karena kekuatan yang 
dikendalikan dengan suatu gagasan, dimana jumlah buruh dalam perusahaan besar 
anggotanya cukup banyak dan kalau tidak ada kesepakatan dengan pihak perusahaan 
mencari jalan keluar akan menimbulkan mogok masal, berimbas kepada kerugian. 

Dua kekuatan besar bertemu, kaum buruh tidak dapat berbuat banyak dengan 
demikian, kekuatan masyarakat menjadi kekuatan pribadi dari orang perorang 
kapitalis. Dan disini kembali berhadapan seperti, capital dan tenaga kerja 
diarena politik dalam sejarah berhadapan borjuis dengan proletariat. Dalam 
dunia kehidupan mempunyai mata rantai kegiatan, pekerja menentukan roda mesin 
produksi, memerlukan pekerja untuk menghasilkan laba. Bila buruh diabaikan atau 
ditindas dengan mengecilkan ruang pendek waktu, bekerja ini merupakan 
kekecewaan tidak mendapat harapan masa depan ini menjadi suram dalam prinsip 
utama diatas buruhlah yang menghidupkan perusahaan dan memakmurkan kaum 
kapitalis dan buruh mendapat upah sebatas penggorbanan jasa. Negara tidak 
memberi jaminan rakyat untuk makan tetapi banyak tenaga yang aktif maka 
pekerjalah yang menyumbang pada negara sehingga roda pemerintah menuju negara 
kuat dibidang perekonomian. 

Kaum buruh yang kuat merupakan kekuatan modal yang besar melebihi kekuatan 
kapitalis, karena kaum kapitalis akan mengemis dengan pertimbangan, bahwa bila 
kaum buruh bekerja mesin uang mengalir kepundi-pundi kaum kapitalis. Dalam 
perjalanan waktu dan sejarah, buruh yang selalu distempel kan dengan kesalahan, 
seperti alasan para buruh yang kurang produktif atau kuranng kereatif. 

Tetapi sebagaimana perkembangan zaman membuat persainggan keras, yang teriadi 
adalah sesama jenis barang produksi. Alternatif menentukan memproduksi barang 
dart kaun pemodal, investor, kapitalis, terjadi jenis produksi yang sama, maka 
tingkat persaingan berada dalam lingkaran kaum kapitalis itu sendiri, mulai 
dari perang tarif, model, Man. kualitas dan meningkatkan pengeluaran yang lebih 
tinggi selain dari pajak, apabila ada yang kalah atau rugi janganlah 
menumbalkan pekerja. 

Mati-matian pernerintah membela investor, pemodal, kaum kapitalis, berasumsi 
pajak akan meningkat tents ke kas negara, dapat menyerap tenaga kerja, 
rnenambah devisa tetapi apbila perusahaan bangkrut dapat mengoyahkan keuangan 
Negara seperti kredit macet, tetapi kemacetan itu tak mungkin bersingungan 
dengan pengeluaran gaji buruh. Episode yang ditayangkan pernerintah sekarang, 
menumbalkan kaum buruh, kalau kita lihat secara holistic adilkah hal ini. 

*Penulis adalah pemerhati perubahan sosial tinggal di Jawi-jawi 11 Pariaman. 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Home is just a click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke