Hallo Mas Budi,
   
  Kalau Tomas tidak melihat luka Yesus, tidak mungkin Tomas percaya kalau Yesus 
itu benar benar disalibkan, seperti halnya saya belum pernah melihat wajah Mas 
Budi di e mail ini, sedangkan nama Budi itu dikenal oleh semua anak SD di 
seluruh Indonesia, Ini Budi, Ini Ibu Budi dan seterusnya, lalu Budi yang mana 
yang harus saya percaya? Cobalah terangkan, seperti itulah pemikiran anda, jadi 
anda tidak kenal Tuhan Yesus secara pribadi, kuasa dari Tuhan Yesus itu selalu 
sama, yaitu dari Dahulu, Sekarang maupun sampai selama lamanya, cara untuk 
mengetahui kuasanya tentunya harus kenal dengan Tuhan Yesusnya dulu, baru bisa 
tahu, tapi kalau dari awalnya saja tidak mau kenal, ya jadinya seperti itu 
terus, dan tidak mungkin ada seorangpun di millist ini yang mampu memberi 
penjelasan kepada Mas Budi, saya yakin deh, karena kalau tidak mau percaya ya 
sulit dijelaskan.
   
  Contohnya saja, kalau kita tidak mau kenal dan mengakui bahwa kata "RED" itu 
dalam bahasa Indonesianya artinya "MERAH",  cobalah cari di seluruh pelosok 
Dunia, siapa yang bisa menjelaskan bahwa Red itu artinya Merah dalam bahasa 
Indonesia? Semua itu didasarkan atas kepercayaan, walaupun mungkin yang bilang 
bahwa Red itu Merah adalah seorang yang tidak terpelajar di Indonesia, disini 
kejujuran dan lain sebagainya itu tidak ada sangkut pautnya, itu hanya perasaan 
anda sendiri mau percaya atau tidak, kalau tidak mau percaya ya tidak ada orang 
lain yang bisa membuat anda percaya, itu sudah P A S S S S S T I.
   
  Nah semoga jelas deh, dan terima kasih juga kepada Sdr. Jimmy Okberto yang 
juga bersedia urun rembug.

Jimmy Okberto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
        

    v\:* {behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  
w\:* {behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);}        
st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }                Mas Budi,
  Kalau membaca itu jangan terpaku pada teks saja …
  Cari referensi lain sehingga mengetahui latar belakang SCENE tersebut …
  Karena tiap2 Kitab di buat pada tata bahasa dan gaya bahasa yang berbeda …
   
  JANGAN JADI BODOH.
   
    DJ Oko – Duka Jogja Duka Indonesia
  Thank you for add :[EMAIL PROTECTED] On friendster
  Direct Line 021.88.32.068 : After Hour 021.93.102.213 

  -----Original Message-----
From: Tri Budiono AS [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
  Mas Sujud seharusnya peka terhadap tulisan yang terdapat pada Injil 
(ayat-ayat) dan sudah saya pilah2 dari perjalanan sebelum disalib sampai dengan 
disalib. Disana menunjukkan ketidakkonsistenan ayat-ayat sehingga mengaburkan 
seluruh cerita yang ada disana. Cerita yang beredar di kalangan pendeta dan 
umat kristen (Gereja) adalah cerita yang sudah di”baku”kan.
   
  Memang banyak orang pintar di dunia ini, dan saya tidak termasuk kedalam 
golongan orang pintar tersebut, tapi yang mesti diperhatikan adalah apakah 
orang pintar tersebut jujur atau tidak?
   
  Dan yang saya tampilkan disini adalah “kejujuran” yang terdapat dalam 
ayat-ayat Alkitab.
   
  Jadi silakan mas Sujud pilih sendiri, mau mengikuti orang pintar atau mau 
mengikuti ayat-ayat “jujur”.
   
  Tomas dalam cerita tersebut mendapati bahwa bekas luka tidak ada dalam tubuh 
Yesus, dan ini juga membuktikan bahwa Yesus tidak disalib, selain itu ini juga 
untuk membuktikan bahwa Yesus yang datang adalah dalam rupa manusia, bukan 
dalam rupa “halus/roh” seperti mayoritas cerita yang beredar dikalangan Kristen 
dimana Yesus bangkit dalam tubuh roh.
   
  Coba dech baca dengan lebih teliti lagi gunakan kejujuran mas Sujud.
   
  Salam.
   
      
---------------------------------
  
  From: S. Sujud [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 

    Disini bisa dibuktikan, bahwa ISA tidak pernah disalibkan, tetapi YESUS 
itulah yang disalibkan, jadi jangan diselewengkan dari awal mulanya.

     

    Mas Budi ini mungkin mirip dengan Tomas, muridNYA YESUS itu yang ditulis di 
Kitab Injil Yohannes 20:24 - 29, di sini tidak saya tuliskan ayat ayatnya agar 
tidak terlalu panjang, karena yang membaca tentunya banyak yang bukan beragama 
Kristen dan jarang membaca Alkitab.

     

    Mas Budi ini juga tidak percaya kalau Yesus itu disalibkan, bukan Isa lho, 
Isa tidak pernah disalibkan, jangan salah terka.

     

    Tomas juga sama, dia kenal sekali kepada Yesus, sebab Yesus adalah gurunya, 
jadi cara bicaranya, suara langkah jalannya, dan lain lain pasti diketahui oleh 
Tomas ini, dan dia juga sama dengan Mas Budi ini, sama sekali tidak percaya, 
karena konon itu cerita dari orang orang lain yang hanya mendengar cerita 
cerita atau dongengan saja, oleh karena itu Tomas tidak akan mau percaya kalau 
Yesus yang konon sudah disalibkan itu bangkit lagi, dalam hal ini logis sekali, 
misalnya Yesus itu tidak pernah disalibkan untuk menebus dosa dosa kita semua, 
DIA tentu tidak akan bangkit lagi atau dikatakan bangkit dari kematian, jadi 
Tomas hanya mau percaya semua kejadian itu kalau Tangannya ditusukkan kedalam 
luka dari Yesus itu, dan di Kitab Yohannes 20:27 - 29 ditulis apa? Nah ini baca 
sendiri: Kemudian Ia berkata kepada Tomas:"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah 
tanganKU, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKU dan jangan engkau 
tidak percaya lagi, melainkan percayalah"
 Tomas menjawab DIA:"Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya:"Karena 
engkau telah melihat AKU, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak 
melihat, namun percaya".

     

    Nah, gimana mas Budi, masih tetap tidak percayakah anda, dan masih tetap 
memakai intelektualitas anda untuk mengetahui semuanya? Intelektualitas anda 
itu kecil banget, nggak mungkin bisa mengetahui semuanya, orang yang jauh lebih 
pinter dari anda saja dan gabungan dari orang orang pinter sedunia saja sampai 
detik ini belum bisa membuat unsur Hydrogen dan unsur Oxygen, walaupun unsur 
unsur itu amat dibutuhkan oleh manusia untuk hidup di dunia ini, apalagi dengan 
intelektualitas anda yang kecil seupil aja, JANGAN SUKA MENYOMBONGKAN DIRI GITU 
AH, itu nanti bisa dimarahi oleh Allah lho.

Tri Budiono AS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

              MENELITI RIWAYAT INJIL TENTANG KISAH SALIB
(1/1)
  Sekarang yang masih perlu saya kemukakan ialah hasil penelitian terhadap 
cerita-cerita Injil itu. Harus diingat bahwa tidak satupun di antara 
penulis-penulis keempat Injil itu yang menyaksikan sendiri apa yang terjadi 
pada peristiwa salib itu. Sebab, murid-murid Yesus dalam situasi yang gawat itu 
lari meninggalkan Yesus di tangan musuhnya (Matius 26:56). Bahkan sangat boleh 
jadi bahwa penulis-penulis Injil itu bukan murid-murid Yesus. Oleh karena itu 
keterangan-keterangan yang mereka berikan hanya semata-mata berdasarkan 
cerita-cerita yang mereka dengar dari orang lain. Kesaksian mereka didasarkan 
pada riwayat yang didengar dari orang-orang lain itu. 
  Selain itu dalam mengenai satu kejadian saja terdapat lebih dari dua puluh 
perbedaan yang cukup untuk tidak mempercayai cerita-cerita itu sendiri. Saya 
minta dengan hormat kepada sidang pembaca untuk menganggap dirinya sebagai 
hakim mengadili perkara pembunuhan salah seorang nabi besar. Perkara ini sangat 
penting karena apabila pembunuhan itu benar-benar terjadi sesuai dengan 
kepercayaan orang-orang Yahudi dan Kristen, maka nabi itu terkutuk. Umat 
Kristen yang mengaku Yesus telah dibunuh tidak punya saksi mata yang 
menyaksikan peristiwa itu. Mereka hanya percaya pada cerita-cerita keempat 
penulis Injil yang menulis berdasarkan cerita-cerita dan perkiraan-perkiraan 
semata dengan memberi kesaksian yang berbeda-beda pula. Saya ingin membuktikan 
bahwa cerita-cerita mereka itu bertentangan satu dengan yang lain. Menjadi 
undang-undang pengadilan-pengadilan di seluruh dunia, apabila berbagai 
kesaksian itu bertentangan satu dengan lainnya kesaksian itu dinyatakan gugur. 
  Sekarang saya kemukakan pertentangan-pertentangan itu sebagai berikut: 
  Pertama: Siapa yang memanggul salib ke Golgota, Yesuskah atau Simonkah? 
Markus menulis: 
  “Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah 
Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka 
paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama 
Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak” (Markus 15:21-22). 
  Lukas menulis: 
  “Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari 
Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas 
bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus” (Lukas 23:26). 
  Matius menulis: 
  “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukannya?” Namun mereka makin keras 
berteriak: “Ia harus disalibkan!” (Matius 27:23). 
  Yohanes memberikan keterangan yang berbeda sekali dengan ketiga keterangan di 
atas, dia menulis: 
  “Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan” (Yohanes 
19:16). 
  Kedua: Apakah Yesus mengecap atau tidak anggur campur atau cuka sebelum 
digantung di kayu salib? 
  Matius menulis: 
  “Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat 
tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia 
mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya” (Matius 27:33-34). 
  Markus menulis: 
  “Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepadaNya, tetapi Ia menolaknya.” 
(Markus 15:23). 
  Dalam keterangan Matius dikatakan bahwa Yesus telah “minum anggur bercampur 
empedu setelah dikecapnya, maka tiadalah Ia mau meminumnya. Sedangkan dalam 
keterangan kedua (Markus) dikatakan: “tidak menerimanya”. Akan tetapi dua saksi 
lainnya (Yohanes dan Lukas) tidak menyebutkan peristiwa itu sama sekali. 
  Ketiga: Cerita cuka di kayu salib. 
  Lukas tidak menyebut apa pun tentang peristiwa itu. 
  Yohanes mengatakan: 
  “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, 
berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci : “Aku 
haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur masam. Maka mereka mencucurkan 
bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur masam, pada sebatang hisop 
lalu menunjukkan ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur masam itu, 
berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepadaNya dan menyerahkan 
nyawaNya” (Yohanes 19:28-30). 
  Markus mengatakan: 
  “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi lama 
sabakhtani?” yang berarti: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau tinggalkan Aku? 
Mendengar itu, beberapa orang berdiri di situ berkata: “Lihat, Ia memanggil 
Elia.” Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam 
anggur asam itu dan mencucurkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum 
serta berkata: “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk 
menurunkan Dia” (Markus 15:34-36). 
  Matius mengatakan: 
  “Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Ia memanggil 
Elia.” Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, 
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucurkannya pada sebatang buluh 
dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata: “Jangan, baiklah kita 
lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia” (Matius 27:47-49). 
  Ketiga kesaksian ini bertentangan. Yohanes mengatakan Yesus berkata: “Aku 
haus”, dia sendiri menyatakan keinginannya untuk minum. Tetapi dua saksi lagi 
mengatakan dia tidak minta air dan tidak pula mengatakan “Aku haus”. Lalu 
Yohanes mengatakan bahwa “mereka” mengenakan lumut pada mulut Yesus. Matius dan 
Markus mengubah kata “mereka” menjadi “seorang”. Antara Markus dan Matius juga 
terjadi beda pendapat. Markus mengatakan, seorang yang memberi lumut, dia 
mengatakan: “Janganlah, kita lihat: kalau-kalau Elias datang menyelamatkan 
Dia”. Matius tidak mengatakan seorang, melainkan “mereka yang lain” yang 
mengatakannya. 
  Keempat: Kapan Almasih dipantek di kayu salib? 
  Matius dan Lukas tidak menerangkan secara jelas tentang waktu dinaikkan di 
atas kayu salib. Tetapi Yahya (Yohanes) mengatakan: 
  “Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam enam. Kata Pilatus 
kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Inilah rajamu!’ Maka berteriaklah mereka: 
‘Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Saliblah Dia!’ Kata Pilatus kepada mereka: 
‘Haruskah aku menyalibkan rajamu?’ Jawab imam-imam kepala: ‘Kami tidak 
mempunyai raja selain dari pada Kaisar!’ Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus 
kepada mereka untuk disalibkan” (Yohanes 19:14-16). 
  Riwayat-riwayat ini mengungkapkan bahwa Yesus disalibkan sesudah pukul enam, 
yaitu tengahari. Tetapi Markus menerangkan yang sebaliknya. 
  “Hari jam tiga ketika ia disalibkan” (Markus 15:25). 
  Dalam Injil bahasa Arab di sini kata-kata itu bunyinya adalah: 
  {Tulisan arab}
  Artinya: “Waktu itu pukul tiga ketika Yesus disalibkan.” Jadi, seorang saksi 
mengatakan pukul enam dan seorang saksi yang lain mengatakan pukul tiga. 
Dapatkah kesaksian-kesaksian ini dipercayai? 
  Kelima: Apakah kedua-dua penyamun itu menyindir Yesus? Atau cuma satu? 
  Matius mengatakan: 
  “Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia 
juga” (Matius 24:44). 
  Markus mengatakan: 
  “Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia 
juga.” (Markus 15:32). 
  Saksi ketiga, Lukas membantah dua saksi itu, mengatakan: 
  “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah 
Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah dirimu dan kami! Tetapi yang seorang 
menegur Dia, katanya: ‘Tidakkah Engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang 
Engkau menerima hukuman yang sama?” (Lukas 23:39-40). 
  Keterangan ketiga orang saksi ini bertentangan secara mencolok. Dua saksi 
pertama mengatakan, yang mencela Yesus adalah kedua orang yang digantung 
bersama dia. Saksi ketiga mengatakan, tidak, yang mencela Yesus cuma satu 
orang, yang satu lagi malah membelanya. Saksi keempat yaitu Yohanes, diam sama 
sekali. 
  Keenam: Di mana dan berapa wanita hadir pada peristiwa itu? 
  Yohanes mengatakan: 
  “Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya, Maria, isteri 
kepada Klopas dan Maria Magdalena” (Yohanes 19:25). 
  Lukas mengatakan: 
  “Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan 
yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu” 
(Lukas 23;49). 
  Markus mengatakan: 
  “Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, diantaranya Maria 
Magdalena, Maria Ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome” (Markus 15:40). 
  Matius mengatakan: 
  “Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu 
perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di 
antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan 
ibu anak-anak Zebedeus” (Matius 27:55-56). 
  Dari keterangan Yohanes jelas bahwa wanita-wanita itu berada dekat “dekat 
kayu salib” sedangkan keterangan lainnya mengatakan, “berdiri jauh-jauh dan 
melihat semuanya.” Anehnya Bunda Maria disebut hanya oleh Yohanes, lainnya 
semua tidak ada yang mengatakan apa-apa. Maria Magdalena menurut keterangan 
Yohanes, berada di dekat kayu salib. Menurut yang lain-lainnya, melihat dari 
jauh. Perbedaan keterangan-keterangan ini seperti perbedaan antara langit dan 
bumi. 
  Mengenai bilangan wanita yang berada di situ juga sangat berbeda: Apakah tiga 
atau empat, atau banyak? 
  Ketujuh: Apakah saat itu dunia seluruhnya diliputi kegelapan? 
  Matius menerangkan: 
  “Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam 
tiga.” (Matius 27:45). 
  Kata Markus: 
  “Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung 
sampai jam tiga.” (Markus 15:33). 
  Lukas mengatakan: 
  “Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi 
seluruh daerah itu sampai jam tiga” (Lukas 23:44). 
  Inilah kesaksian tiga saksi ini dan saksi keempat yaitu Yohanes tidak 
menyebutkan apapun tentang kejadian ini. Diamnya Yohanes sungguh mengherankan. 
Tidak masuk akal sama sekali bahwa Yohanes sebagai seorang yang suka 
melebih-lebihkan itu akan diam total, tidak bercerita tentang sesuatu mukjizat 
yang begitu besar. Hal ini juga menarik untuk direnungkan bahwa siapa dia yang 
menceritakan kepada ketiga-tiga saksi yang begitu polos itu bahwa dunia 
seluruhnya diliputi oleh suasana gelap. Keterangan mereka ini menunjukkan 
jelas-jelas bahwa orang-orang ini luar biasa polosnya dan sangat lugu, 
sampai-sampai mereka mengira bahwa desa mereka itulah “dunia seluruhnya”. Hal 
ini juga tidak dapat dipastikan bahwa Yerusalem waktu itu diliputi kegelapan. 
Namun sayang sekali sejarah tidak pernah menerangkan sesuatu yang membenarkan 
cerita itu. 
  Kedelapan: Hakikat seruan Yesus dan cariknya Bait Allah. 
  Matius mengatakan: 
  “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama 
sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil 
Elia.’ Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, 
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh 
dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita 
lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.’ Yesus berseru pula dengan 
dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci 
terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan 
bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus 
yang telah meninggal bangkit” (Matius 27:46-52). 
  Matius mengatakan: 
  “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eloi, Eloi, lama 
sabakhtani?’, yang berarti: Allahku, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Lihat, Ia 
memanggil Elia.’ Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke 
dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus 
minum serta berkata: ‘baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk 
menurunkan Dia.’ Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan 
nyawaNya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah” 
(Markus 15:34-38). 
  Lukas mengatakan: 
  “Sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir bait suci terbelah dua. Lalu Yesus 
berseru dengan suara nyaring: Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaKu.’ 
Dan sesudah berkata demikianIah menyerahkan nyawaNya” (Lukas 23:45-46). 
  Tetapi Yohanes tidak menyebutkan apapun tentang hal-hal yang fantastis ini. 
Dengan tidak menceritakan apa-apa tentang peristiwa-peristiwa yang begitu 
penting saat terjadinya, tentu saja sikap ini menggugurkan kesaksian-kesaksian 
lainnya, selain cerita ketiga orang itu juga bertentangan. Markus hanya 
menceritakan berserunya Yesus dengan suara nyaring dan tentang cariknya tirai 
Bait Allah di tengah, bukan dari atas ke bawah. Matius bercerita tidak sampai 
di situ saja melainkan berkata bahwa bumi pun gempa dan batu-batu gunung 
terbelah-belah, kubur-kubur terbuka dan mayat-mayat yang sudah wafat telah 
bangkit dan pulang ke rumahnya. Saya tegaskan kalau apa yang diterangkan oleh 
Matius itu benar, maka saksi-saksi lainnya telah melakukan perbuatan 
benar-benar tercela karena mereka tidak menceritakan peristiwa bersejarah yang 
begitu penting. Akan tetapi, kalau keterangan-keterangan mereka itu benar, maka 
keterangan yang diberikan oleh Matius berarti satu cerita tidak lebih dari
 pada hikayat, cerita fantasi, dan khayalan semata lagi tidak pernah ada dalam 
kenyataan. Berdasarkan sejarah yang tersebut kebelakangan itulah yang benar. 
Dalam pada itu bertentangan antara satu dengan yang lain, disebabkan 
keterangan-keterangan yang salah, ketiga kesaksian adalah sia-sia. 
  Kesembilan: Mana yang lebih dahulu, seruan keras Yesus atau cariknya tirai? 
  Dari keterangan-keterangan yang tersebut di atas tampak bahwa Matius dan 
Markus menceritakan Yesus ketika di tiang salib berseru dua kali, tetapi Lukas 
mengatakan, hanya satu kali. Dua yang tersebut duluan mengatakan, Yesus 
mengatakan “Eloi, Eloi, lama sabakhtani” waktu di tiang salib. Lukas tidak 
menyebut apa-apa, sedang Yohanes meninggalkan seluruh cerita. Lalu para saksi 
ketiga-tiganya menceritakan Yesus berseru untuk kedua kalinya, sedang Lukas 
mengatakan bahwa Yesus mengatakan saat itu: “Ya Bapa, ke dalam tanganmu 
Kuserahkan nyawaKu,” namun yang lainnya, dua saksi, tidak menyebutkannya. 
Selain itu para perawi (penutur) itu berselisih pendapat, apakah seruan nyaring 
Yesus yang kedua kali penyerahan nyawanya itu terjadi lebih dahulu ataukah 
tercariknya tirai Bait Suci yang terjadi lebih dulu? Dari keterangan Lukas 
tampak jelas bahwa cariknya tirai bait Suci lebih dahulu, baru seruan nyraing 
Yesus terjadi. Matius dan Markus mengatakan bahwa tirai Bait Suci terjadi
 sesudah Yesus berseru, bahkan dia menyerahkan nyawanya sesudah terjadi. 
  Kesepuluh: Kisah kesaksian kepala pasukan. 
  Lukas, setelah menyebut cariknya tirai Bait Suci, mengatakan: 
  “Ketika kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat matiNya 
demikian, berkatalah ia: ‘Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 
15:39). 
  Matius mengatakan: 
  “Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat 
takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang terjadi, lalu berkata: 
“Sungguh, Ia adalah Anak Allah.” (Matius 27:54). 
  Ini keterangan-keterangan ketiga orang saksi tentang kesaksian kepada 
pasukan. Kesaksian keempat yaitu Yohanes menanggap seluruh kesaksian ini tidak 
benar sehingga dia anggap sepi. 
  Pertama, sikap Yohanes yang tidak menyinggung sama sekali masalah ini sangat 
mengherankan. 
  Kedua, keterangan-keterangan tersebut mengandung pertentangan satu dengan 
yang lainnya. Markus mengatakan bahwa kepala pasukan memberikan keterangan itu 
ketika ia melihat Yesus telah menghembuskan napas yang penghabisan. 
  Lukas pertama-tama memuji Tuhan, kemudian baru memberikan keterangan. Matius 
menceritakan adanya orang-orang lain bersama kepala pasukan. Mereka melihat 
gempa yang sangat mengerikan dan kemudian berseru. Selain itu 
kesaksian-kesaksian mereka bertentangan satu sama lain. Matius mengatakan, 
kepala pasukan berkata: “Sungguh orang ini benar”. Markus mengatakan, kepala 
pasukan mengatakan: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.” Menurut Matius 
kepada pasukan mengatakan: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Tuhan.” Markus 
menyebutkan bahwa kepala pasukan mengatakan, “Sungguh orang ini adalah Anak 
Tuhan.” Lukas mengatakan bahwa kepala pasukan berkata, “Sungguh orang ini 
adalah orang benar.” Ini semuanya merupakan perbedaan-perbedaan bertahap yang 
amat menarik. 
  Di sini muncul kesulitan di hadapah orang-orang Kristen. Kalau kesaksian satu 
saksi dikatakan tidak benar, maka kesaksian-kesaksian yang lainnya tentu tidak 
dapat dipercaya. Kalau semuanya dinyatakan benar, seperti yang dipercayai oleh 
orang-orang Kristen sekarang, maka harus diakui bahwa “Anak Tuhan” dan “Orang 
Benar” adalah kata sinonim, yaitu sama artinya. Para penulis Injil pun memakai 
kata “Anak Tuhan” dalam arti “Orang Benar” pula. Dengan demikian masalah “Anak 
Tuhan” (sonship) dengan mudah terpecahkan. 
  Kesebelas: Apakah ketika Yesus berseru keras, orang-orang Yahudi tahu Yesus 
telah wafat? 
  Dua saksi, Matius dan Markus, tidak memberikan keterangan apa-apa tentang 
masalah ini. Lukas dan Yohanes memberikan kesaksian seperti di bawah ini. 
  Lukas, setelah Yesus wafat dan setelah kesaksian yang diberikan kepada 
pasukan, menyatakan: 
  “Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ, melihat 
apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang 
mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari 
Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu” (Lukas 23:48-49). 
  “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu 
tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab hari Sabat itu adalah hari 
yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta 
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan” 
(Yohanes 19:31). 
  Dari keterangan Yohanes ini tampak jelas bahwa orang-orang Yahudi meminta 
supaya kaki-kaki dipatahkan, karena mereka mengerti bahwa sampai saat-saat 
akhir itu Yesus belum wafat. Kalau tidak, permintaan orang-orang Yahudi itu tak 
ada artinya. Permintaan orang Yahudi yang begitu biadab dan brutal pada 
saat-saat akhir meledaklah mitos (hikayat) gempa, cariknya Bait Suci, 
terbukanya kubur-kubur, dan hidupnya orang-orang yang sudah mati. Dalam suasana 
serupa itu tidak mungkin orang-orang Yahudi mengajukan permintaan tersebut, 
melainkan mereka yang beriman kepada Yesus. Atau paling tidak, Pilatus akan 
menyesali mereka: “Kendatipun kamu sudah menyaksikan mukjizat yang begitu 
dahsyat, kamu malah meminta supaya kaki Yesus dipatahkan.” Dia pun akan 
mengatakan kepada mereka: “Takutlah kamu kepada Tuhan.” 
  Singkatnya, keterangan Yohanes tentang permintaan orang Yahudi tersebut 
menunjukkan bahwa sampai saat-saat akhir Yesus tidak mati. Tapi Lukas 
mengatakan, semua orang setelah menyaksikan tragedi itu pulang sambil 
memukul-mukul dada mereka. Semua orang ini bersama-sama perempuan-perempuan 
berdiri jauh-jauh menyaksikan semua kejadian itu. Di sini kami ingin mengajukan 
satu pertanyaan penting, yaitu: Kalau ini benar bahwa “gelaplah seluruh tanah 
itu” dari pukul dua belas tengah hari hingga pukul tiga petang” “cahaya 
matahari pun hilanglah,” “gempa bumi” pun terjadi, batu terbelah, maka 
bagaimana pula orang-orang yang “berdiri dari jauh” itu dapat melihat kejadian 
tersebut? Ini berarti bahwa “mereka menyaksikan” itu cerita yang dibuat-buat 
atau “gelapnya seluruh tanah” itu cerita bohong. Apabila kita teliti secara 
seksama, kedua cerita ini salah. Bungkamnya Matius dan Markus tentang hal ini 
dan Yohanes tidak menyebut-nyebut tentang kegelapan yang meliputi negeri 
mendukung
 pandangan kami. 
  Keduabelas: Apakah kaki Yesus dipatahkan? 
  Tiga saksi yang pertama tidak menyebut apa-apa tentang perkara ini; semua 
diam. Hanya Yohanes, setelah menceritakan tuntutan orang-orang Yahudi, 
mengatakan: 
  “Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan 
kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika 
mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak 
mematahkan kakiNya” (Yohanes 19:32-33). 
  Berarti, karena orang-orang Yahudi harus mengadakan persiapan-persiapan hari 
Sabat, mereka tidak dapat menunggu lebih lama. Yesus saat itu belum wafat. 
Mereka, pada bagian akhir pada hari yang sama, meminta kepada Pilatus untuk 
mematahkan kaki Yesus dan Pilatus mengabulkan permintaan mereka. Lalu 
orang-orang Yahudi pulang. Sekarang perkara mematahkan kaki Yesus seluruhnya 
berada di tangan Pilatus. Seperti telah kami terangkan, Pilatus di dalam 
hatinya ingin menyelamatkan nyawa Yesus. Karena itu, adalah sangat mungkin 
ketika mengirimkan pasukannya dia memberitahukan kepada kepala pasukan tersebut 
akan maksudnya agar kaki Yesus jangan dipatahkan. Kaki kedua penyamun 
dipatahkan, sedangkan kaki Yesus tidak. Yohanes menggambarkan mengapa tidak 
dipatahkan kaki Yesus: 
  “Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan 
kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika 
mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak 
mematahkan kaki-Nya.” (Yohanes 19:32-33). 
  Interpretasi ini hanya oleh Yohanes dikemukakan. Dia sendiri tidak berada di 
tempat tersebut ketika peristiwa itu terjadi. Karena itu kesaksiannya hanya 
merupakan cerita burung, tak mengandung arti apa-apa. Apa lagi saksi lainnya 
tidak tahu menahu tentang hal tersebut. Taruhlah kata-kata itu diucapkan oleh 
beberapa prajurit, tidak jarang orang yang pingsan dikira mati. Ini 
kesalahannya sendiri. Yang sebenarnya adalah, kalau ada seorang telah 
mengatakan yang demikian, mungkin dia adalah kepada pasukan yang secara rahsia 
dibisiki oleh Pilatus untuk mengalihkan perhatian prajurit-prajurit. Hal 
demikian ialah supaya orang yang kurang mukhlis tidak jadi curiga lalu membuka 
rahasia. Bila kita merenungkan cerita-cerita Injil secara seksama akan tampak 
dengan jelas bahwa Pilatus membuat satu rencana yang matang untuk menyelamatkan 
Yesus. Pada kesempatan itu dia dengan anak buahnya terpaksa melakukan satu 
gerak tipu. Bagaimanapun, sesuai kesaksian Yohanes, kaki Yesus tidak
 dipatahkan. Tiga saksi lainnya tidak mengatakan apa-apa tentang kisah ini. 
  Ketiga belas: Masalah keluarnya darah dan air dari pinggang/lambung Yesus. 
  Tiga orang saksi tidakmengatakan apapun tentang kejadian ini. Tetapi Yohanes 
mengatakan: 
  “Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambungnya dengan tombak, 
dan segera mengalir keluar darah dan air.” (Yohanes 19:34). 
  Dari perbuatan prajurit ini tampak jelas bahwa dia meragukan kematian Yesus 
dan dia, pada hakikatnya, tidak mengerti tentang tindakan kebijaksanaan dan 
taktik Pilatus. Oleh karena itu ketika dia menikam lambung Yesus maka keluarlah 
darah dan air. Adalah jelas keluarnya darah dan air dengan segera itu 
menunjukkan adanya tanda hidup dan kuatnya degupan jantung. Bagaimanapun, 
perbuatan prajurit itu menunjukkan bahwa Yesus sebenarnya dalam keadaan 
pingsan, bukan mati. Inilah yang sebenarnya. 
  Keempat belas: Siapa yang mengangkat tubuh Yesus dan siapa yang meletakkannya 
di dalam kubur? 
    1. Matius mengatakan: 

    “Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengafaninya dengan kain lenan yang 
putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya 
di dalam bukit batu dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur 
itu, pergilah ia” (Matius 27:59-60). 

  2. Markus mengatakan: 
  “Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat 
itu kepada Yusuf. Yusuf pun membeli kain kafan, kemudian ia menurunkan mayat 
Yesus dari Salib dan mengafaninya dengan kain lenan itu. Lali ia membaringkan 
Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya 
sebuah batu ke pintu kubur itu”. (Markus 15:45-46). 
 
    3. Lukas mengatakan: 

    “Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengafaninya dengan kain lenan, 
lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali dalam bukit batu, di mana belum 
pernah dibaringkan mayat” (Lukas 23:53). 

  4. Yohanes mengatakan: 
  “Yusuf dari Arimatea - ia murid tetapi sembunyi-sembunyi…lalu menurunkan 
mayat itu, juga Nikodemus datang ke situ, dialah yang mula-mula datang waktu 
malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, lebih 
kurang lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengafaninya 
dengan kain linen dan membubuhkannya dengan rempah-rempah…karena hari itu hari 
persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka 
meletakkan mayat Yesus ke situ” (Yohanes 19:38-42). 
   
  Tiga saksi pertama menyatakan, hanya Yusuf Arimatea seorang diri tampak 
mengangkat jenazahnya, mengafaninya, dan meletakkan ke dalam kubur. Saksi 
paling belakang, Yohanes mengatakan, Nikodemus juga ikut mengangkat jenazah, 
mengafani, dan meletakkannya dalam kubur. 
  Kelima belas: Siapakah Yusuf Arimatea itu? 
    1. Matius mengatakan tentang ini: 
 

    “Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf 
dan yang telah menjadi murid Yesus juga” (Matius 27:57). 

   
  2. Markus mengatakan: 
 
  “Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang 
terkemuka, yang juga menanti-nantikan kerajaan Allah, memberanikan diri 
menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus” (Markus 15:43). 
   
    3. Lukas mengatakan: 
 

    “Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang 
yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. 
Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan 
Allah” (Lukas 23:50-51). 

   
    4. Yohanes mengatakan: 
 

    “Sesudah itu Yusuf dari Arimatea ia murid Yesus tetapi sembunyi-sembunyi 
karena takut kepada orang-orang Yahudi” (Yohanes 19:38). 

     

    Menurut Markus dan Lukas, Yusuf adalah anggota Majelis Musyarah (Sanhedrin 
Yahudi) yang baik lagi adil. Menurut Yohanes, Yusuf adalah murid Yesus juga, 
tetapi sembunyi-sembunyi, oleh sebab takutnya akan orang Yahudi. Matius 
mengatakan dia adalah murid Yesus juga dan terang-terangan. Bagaimanapun 
bentuknya, pertanyaan yang timbul ialah, Yusuf Arimatea, seorang yang karena 
takut dari orang-orang Yahudi tidak sanggup memperlihatkan imannya. Dalam 
saat-saat gawat seperti itu, ketika semua murid Yesus tidak mampu 
memperlihatkan kesetiaannya, bagaimana mungkin dia berani mendatangi Pilatus 
dan meminta kepadanya supaya menyerahkan mayat Yesus. Keterangan ini tampaknya 
tidak masuk akal. Cukup mengherankan bahwa Pilatus tidak bertanya, apa 
hubungannya dengan Yesus dan mengapa meminta mayatnya, malahan segera 
menyerahkan mayat kepadanya. Cukup dari satu kejadian ini saja orang-orang 
Kristen, kalau mau berpikir, akan mengetahui bahwa segalanya ini adalah hasil 
dan buah dari
 rencana matang dan rancangan rapi yang diciptakan oleh Pilatus. Adalah pilihan 
yang tepat menyerahkan jasad Yesus kepada seorang pengikut Yesus yang tak 
dikenal. Dengan dorongan dari Pilatus dia berani mengambil tindakan tepat dan 
cepat melaksanakan rencana itu. 

     

     

     

     










          Mohon maaf, nama saya Sembah Sujud, karena saya memang suka menyembah 
dan bersujud.      
        Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni 
dosamu"
  Markus 1:4
   





                                
---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke