BPK Telusuri Bunga Rekening Pejabat

JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan akan menelusuri ke mana larinya bunga 
tabungan rekening pejabat ataupun mantan pejabat yang menyimpan uang negara. 
Ketua BPK Anwar Nasution menegaskan masalah bunga tabungan itu bisa menjadi 
delik hukum tindak pidana korupsi. 

BPK hingga kini masih terus menelusuri siapa pemegang rekening dan di mana saja 
uang negara pernah disimpan, sejak rekening itu dibuka sampai pejabat (ex 
officio) terakhir yang memegang. 

"Ini memang praktek sejak Orde Baru. Sekarang pertanyaannya, siapa yang membuka 
rekening itu pertama, lantas di mana ribanya itu?" kata Anwar, Rabu lalu, di 
Jakarta. 

Menurut dia, masalah rekening pribadi untuk uang negara itu tidak pernah 
ditangani pemerintah. Bahkan, kata dia, pada masa Presiden Soeharto, pejabat 
seolah dibebaskan membuka rekening untuk menyimpang uang negara. "Bunganya itu 
dimakan mereka, asal pokoknya itu utuh," kata dia. 

Anwar menambahkan, pejabat yang memegang uang negara ada tata caranya, yang 
ditentukan oleh Menteri Keuangan. Seharusnya negara yang punya rekening, bukan 
pribadi. Itu sebabnya, Menteri Keuangan harus punya daftar pejabat pemegang 
rekening. "Rekening pemerintah atas nama per orang tetap tidak boleh," 
tuturnya. 

Kalau audit BPK bisa menelusuri bunga rekening pejabat ini, Anwar melanjutkan, 
masalah bisa ditarik ke persoalan hukum untuk membuktikan ada-tidaknya dugaan 
kerugian negara. 

BPK telah dua kali melakukan audit terhadap rekening pejabat yang menyimpan 
uang negara. Pertama, audit laporan keuangan pemerintah pusat 2004 dan, kedua, 
audit semester pertama 2005. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tidak ada niat buruk dengan 
dibukanya rekening atas nama pejabat untuk menyimpan uang negara. "Ini cuma 
bermasalah secara administratif," tuturnya. 

Namun, dia menekankan, pembukaan rekening itu tetap harus mengikuti aturan yang 
berlaku, yakni sepengetahuan bendaharawan negara (Menteri Keuangan). "Rekening 
itu milik pemerintah, maka uangnya pasti kembali ke pemerintah," dia 
menegaskan. 

Menurut dia, nanti kalau sistem treasury single account sudah terbentuk, 
rekening yang tersebar itu tidak diperlukan lagi. AGUS SUPRIYANTO

Sumber: Koran Tempo - Jumat, 28 Juli 2006

++++++++++++++++++
 
Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola pemerintahan 
yang baik (good governance) klik 
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita 

Untuk Indonesia yang lebih baik, klik 
http://www.transparansi.or.id/ 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke