http://www.suarapembaruan.com/News/2006/08/08/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Masyarakat Tionghoa dan Semangat Kebangsaan
 

Eddie Kusuma 



Masyarakat Tionghoa akan menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka 
memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-61 pada tanggal 17 Agustus 
2006 mendatang. Kegiatan yang bertujuan membangun semangat kebangsaan, 
(Pembaruan 3/8) ini suatu keberanian sikap yang diambil komunitas Tionghoa, dan 
merupakan sikap yang sangat positif. 

Jika setiap komunitas dalam masyarakat bangsa Indonesia memiliki sikap 
demikian, yakinlah Indonesia jaya yang kita dicita-citakan itu akan terwujud 
dalam waktu yang tidak terlalu lama. 

Upacara bendera merupakan wahana membangun semangat kebangsaan, yang merupakan 
pilar utama/modal dasar mewujud- kan kejayaan sebuah bangsa dan negara. 

Kegiatan yang dijalankan sebuah komunitas semacam ini sangat jarang terjadi di 
republik tercinta, dan harus diakui, ini sebuah gagasan brilian, yang 
diharapkan dapat menjadi motivasi bagi komunitas lainnya. 

Secara jujur pula harus kita akui, penyelenggaraan upacara bendera ini memiliki 
makna membangun semangat kebangsaan, di tengah kondisi krisis multidimensional 
yang belum terselesaikan secara tuntas, semangat kebangsaan semakin memudar dan 
semangat individualistik semakin menonjol. Terutama dengan semakin dominannya 
kepentingan-kepentingan praktis dan sesat, rakyat bahkan semakin 
terkotak-kotak, mengelompok dalam kedaerahan dan bahkan etnis/ras. 

Kondisi yang demikian itu, bila tidak segera diantisipasi, akan membuat 
semangat kebersamaan, kejuangan, pengorbanan dan kesatuan yang disebut dengan 
semangat kebangsaan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh para founding 
fathers republik ini akan terkikis habis, dan negara kesatuan republik 
Indonesia pun yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 akan semakin kehilangan 
jati dirinya. 


Memperkokoh 

Fenomena kehidupan ini jelas memberi gambaran kepada kita perlunya 
membangkitkan dan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan yang menjadi perekat 
bangsa. Kita tidak boleh melupakan perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan, 
bangsa Indonesia yang masyarakatnya majemuk dan telah dijajah oleh kolonial 
Belanda lebih dari 300 tahun lamanya. 

Salah satu penyebabnya adalah karena rakyat belum memiliki kesadaran 
kebangsaan. Ini fakta, rakyat diadu satu dengan lainnya dengan strategi politik 
adu domba (divide et impera), kondisi ini baru menurun pada permulaan abad 
ke-20, yakni lahirnya Pergerakan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang 
kita kenal sebagai awal kebangkitan nasional yang ingin melepaskan diri dari 
belenggu penjajahan dan kemudian tumbuh dan berkembang berikrar pada tanggal 28 
Oktober 1928 yang dikenal dengan Soempah Pemoeda yakni "Satu Bangsa, Satu 
Bahasa, Satu Tanah Air" yakni Indonesia. 

Dan perjuangan merebut kemerdekaan telah mengorbankan tidak sedikit jiwa dan 
raga anak bangsa yang bersatu tekad melepaskan diri dari belenggu penjajahan. 

Bahkan Bung Hatta pernah berkata dalam sebuah pidato pada November 1948 bahwa 
revolusi yang diperjuangkan untuk merebut kemerdekaan bukan semata bebas dari 
belenggu penjajahan, akan tetapi lebih dari itu, yakni mencapai kemerdekaan 
manusia dari segala penindasan, bebas rasa takut, bebas dari penderitaan hidup 
dan bebas dari pengangguran. 

Menjadi pertanyaan kita, apakah perjuangan founding fathers yang mengantarkan 
Bangsa Indonesia yang merdeka sudah tercapai dalam arti yang sesungguhnya? 
Sudahkah kemerdekaan yang sudah berjalan 60 tahun telah membebaskan Bangsa 
Indonesia dari rasa takut, penindasan, dan pengangguran? 

Sudahkah kemerdekaan itu mencairkan hubungan antarsuku dan membebaskan 
masyarakatnya dari kotak-kotak etnis atau pun golongan? 

Ternyata jawabannya belum terwujud semuanya, masih banyak tugas yang mesti 
diselesaikan. Jika selesai maka konflik antarsuku, pengangguran dan juga jargon 
pemisahan dari NKRI akan lepas dari republik tercinta. 


Semangat Kebangsaan 

Bangsa Indonesia memiliki banyak catatan sejarah dalam konteks pembangunan 
semangat kebangsaan dalam arti yang seluas-luasnya. Para bapak bangsa (founding 
fathers) republik ini telah membuktikan bagaimana perbedaan harus disikapi dan 
pertikaian pendapat harus diselesaikan. Bagaimana sikap kebangsaan harus 
diwujudkan dan nasionalisme Indonesia harus ditegakkan. 

Soekarno, Hatta, M Natsir, Soepomo, Moh Yamin, Sutan Syahrir, Liem Koen Hian, 
Yap Tjwan Bing adalah sejumlah bapak bangsa yang telah mengajarkan apa arti 
dari semangat membangun persatuan dan nasionalisme Indonesia itu, sehingga 
sampai kapan pun semangat itu harus tetap dipertahankan. 

Mengacu pada latar historis yang demikian itu, kini saatnya seluruh elemen 
bangsa diajak dan diingatkan kembali pada jati dirinya. Diingatkan kembali pada 
momen historis bagaimana dulu bapak bangsa menumbuhkan dan membangun 
nasionalisme itu. 

Di tengah arus deras perubahan zaman, bangsa ini harus diajak untuk melihat 
kembali bagaimana para pemuda Indonesia tempo dulu, pada tahun 1928, rela 
menyingkirkan sekat-sekat perbedaan pandangan politik, suku, ras/etnis, 
ideologi dan agama, lalu bersumpah setia demi tanah air yang satu, bangsa yang 
satu, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia. 

Oleh karena itu, jika saat ini bangsa besar yang lahir dari proses sejarah yang 
amat panjang ini terpuruk pada kondisi yang memprihatinkan, adalah menjadi 
tugas kita semua, tidak terkecuali termasuk masyarakat Tionghoa, untuk kembali 
mengangkat harkatnya. 

Adalah menjadi tanggung jawab kita semua untuk membangun kembali martabat kita 
sebagai bangsa. Sebab, mempertahankan dan membangun keutuhan bangsa di bawah 
naungan NKRI adalah tanggung jawab kita semua, sebagai anak bangsa. 

Sikap masyarakat Tionghoa yang akan melakukan kegiatan upacara bendera pada HUT 
Kemerdekaan ke-61 adalah langkah maju untuk membangun semangat kebangsaan. 

Ini sebuah bukti konkrit dan nyata mencerminkan sebagai warga negara yang baik 
dan bertanggungjawab mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang dituangkan 
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. "Dirgahayu Republik Indonesia" 

Penulis adalah Ketua Umum Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia dan Alumnus KSA 
XIV/Tahun 2006 Lemhannas RI 


Last modified: 7/8/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke