http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=156112


 Buat Apa Kita Berpuasa?
Sulastomo
Koordinator Gerakan Jalan Lurus 



Sabtu, 23 September 2006
Esok, Minggu 24 September, insya Allah kita mulai melaksanakan ibadah shaum. 
Selama sebulan, kita menjalani kehidupan penuh rahmat apabila kita bisa 
melaksanakan puasa dengan baik. Kita diperintahkan berpuasa sebagaimana umat 
sebelum kita agar kita lebih bertakwa. Usai berpuasa nanti, insya Allah kita 
(ibarat) dilahirkan kembali, menjadi suci kembali, setelah melaksanakan zakat 
fitrah dan harta bagi yang mampu. 

Kalau orang mau, puasa bisa menjadi saat perenungan kembali yang luar biasa. 
Ketika kita lapar dan dahaga, dan tersedia makanan yang lezat, kita tidak boleh 
makan. Kita tidak saja merasakan bagaimana orang didera lapar dan dahaga 
sepanjang tahun -- yaitu saudara-saudara kita yang belum beruntung. Tetapi 
jangan sampai kita puasa hanya memperoleh "lapar dan dahaga". Kita harus lebih 
bertakwa. 

Ciri orang bertakwa adalah bisa menjauhi apa yang dilarang agama dan sebaliknya 
mengamalkan apa yang diajarkan agama. Alangkah luas dampak berpuasa itu, kalau 
benar kita memperoleh hikmah puasa kita. Menjauhi apa yang dilarang dan 
mengamalkan yang baik, pasti berdampak luas bagi diri kita, lingkungan kita, 
dan masyarakat kita pada umumnya. Tidak mustahil, perilaku kita akan mengubah 
lingkungan kita, bahkan dunia kita secara damai. 

Islam tidak hanya untuk kita yang beragama Islam. Dari rukun Islam dan rukun 
iman, kita diajari untuk percaya kepada agama-agama, kitab-kitab suci, sebelum 
Islam dan Al Qur'an. Itulah makna sebagai agama yang terakhir, yang menjadi 
rahmat bagi seluruh umat manusia ( rahmatan lil alamin). Semua itu mestinya 
terungkap dari perilaku umat yang telah memperoleh hikmah puasa, menjadi orang 
yang lebih bertakwa. 

Wujudnya, antara lain, apa yang dapat kita lihat di sebuah pesantren di 
Indramayu. Di pesantren itu, ketika seorang yang beragama lain berkunjung, saat 
makan siang tamu itu dijamu makan siang di kantin pesantren. Meski berpuasa, 
kita tidak boleh membiarkan orang lain ikut lapar. Begitu ibaratnya. 

Maka, ibadah puasa kita (sebenarnya) tidak boleh merugikan orang lain. Jangan 
sampai puasa kita juga membuat orang lain ikut lapar dan dahaga, sebab lapar 
dan dahaga bukan tujuan kita. Kalau itu terjadi, tidak mustahil kita berpuasa 
hanya memperoleh "lapar dan dahaga": suatu hal yang harus kita hindari sebagai 
orang yang beriman. 

Kita akan lebih bertakwa kalau kita bisa bermanfaat bagi orang lain, lingkungan 
kita, dan masyarakat kita pada umumnya. Sebaliknya, kita tidak menjadi beban 
atau menimbulkan persoalan bagi orang lain, lingkungan, dan masyarakat kita. 
Alangkah besar sumbangan kita kalau kita dapat memperoleh hikmah puasa seperti 
itu. Di saat kita melihat berbagai kekerasan, konflik sosial, dan bahkan 
konflik antarumat beragama, kehadiran kita akan selalu membawa kecerahan, 
karena kita sudah semakin bertakwa. Insya Allah.*

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke