Belanda juga pernah bbrp kali meminta maaf kepada Indonesia atas tindakan mereka dimasa lalu. Disitu bukti mereka dan mereka sadar telah menjajah Indonesia terutama setelah VOC diambil alih oleh Pemerintah Belanda pada abad 18.
Pemikiran anda aneh juga. , anda hanya melihat sisi tertentu, tapi tidak melihat sisi yang lain. ----- Original Message ---- From: Riki Nelson <[EMAIL PROTECTED]> To: proletar@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 2, 2006 4:24:20 PM Subject: Re: [proletar] Belanda Bukanlah Penjajah Tapi Pelopor Kelahiran RI !!! hehe..Pemikiran anda ternyata dangkal juga....Definisi penjajahan bukan hanya dengan senjata. Sistem tanam Paksa untuk komoditi teh dan kopi untuk di ekspor ke Negara lain karena permintaan pasar yang sangat besar pada saat itu pada abad 18 kemudian dilanjutkan oleh pembunuhan penduduk yang menjual rempah rempah kepada pihak Inggris juga merupakaan siksaan terhadap rakyat Indonesia. VOC memang perusahaan perdagangan, tapi coba anda lihat sistem perbudakan yang dilakukan terhadap rakyat indonesia tidak hanya orang Islam, tapi semua berkulit coklat. Seluruh perekonomian dikuasai Belanda, sementara orang Indonesia hanya jadi budak yang membuat jalan, jembatan, bercocok tanam untuk memenuhi semua perintah orang Belanda. Tujuan VOC adalah menguasai rempah rempah di Indonesia dengan cara paksa, perbudakan dan pembunuhan Semua buku sejarah mengatakan Belanda telah menjajah Indonesia selama 350 tahun meskipun utk bbrp daerah saja tidak termasuk Timor Timur yang dijajah Portugal sampai 1975dan Aceh yang dijajah ketika belanda hampir kalah. Memang saya akui Belanda telah mendidik Indonesia untuk belajar, tapi sama sekali tidak sebanding dengan Monopoly, perbudakan, pembunuhan rakyat yang melanggar mereka., tanam paksa dll. Anda coba perhatiakan Thailand salah satu negara yang tidak pernah dijajah bangsa lain, apakah sekarang terbelakang, sama sekali tidak. Malah lebih maju dari Indonesia. Dan apakah anda yakin kalau misalnya sekarang Indonesia masih di kuasai Belanda akan seperti sekarang?? Saya tetap Yakin meskipun Indonesia tidak di datangi VOC ataupun negara lain waktu itu, Indonesia akan menjadi sebuah negara meskipun berbeda situasinya. Karena ilmu pengetahuan terus berkembang baik itu Ilmu Ekonomi, Pertanian, Politik Budaya dsb. ----- Original Message ---- From: Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com> To: [EMAIL PROTECTED] s.com Sent: Wednesday, November 1, 2006 7:59:17 AM Subject: [proletar] Belanda Bukanlah Penjajah Tapi Pelopor Kelahiran RI !!! Belanda Bukanlah Penjajah Tapi Pelopor Kelahiran RI !!! VOC bukanlah tentara melainkan pedagang. Berbeda dengan Inggris, Spanyol dan Portugis yang memiliki angkatan laut dalam menguasai wilayah dan tanah. Maka VOC adalah usaha pedagang Belanda yang bukan milik kerajaan Belanda karena mereka membayar pajak kepada pemerintah Belanda. > "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote: > Terima kasih Hafsah Salim, tulisan anda ini mengena di logika saya > sebab saya tahu persis bahwa Belanda adalah negeri upil di Eropa, > paling terupil dari semua negara mantan kolonial. Makanya hati saya > trenyuh sekali bila membaca orang-orang Indonesia yang notabene > terpelajar, mendewa-dewakan "kehebatan" Belanda lalu menuntut ini > atau itu seakan Belanda adalah negara adidaya seperti Amerika atau > Jerman atau Inggris atau Spanyol. > Begitu juga hati saya trenyuh bila melihat orang-orang Indonesia > mendewa-dewakan saya seakan Danny Lim seorang "bintang sinetron", he > he ......... :-). Mentalitas Inlander orang Indonesia mesti dibom > atom dua kali supaya menjadi kuat seperti mentalitas orang Jepang > yang dulu dibom atom dua kali. Tanpa itu Indonesia tetap akan > menjadi negeri memble ble ble ble, kerjaannya mengeluh melulu. > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > Saya sendiri selalu terenyuh setiap mendengar kata2 bahwa "Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun" !!! Ini adalah fitnah dan hinaan cara2 khas ajaran Islam, karena secara scientific kita harus memahami dulu definisi "Penjajahan" . Per definisi, penjajahan adalah pendudukan tentara asing atas suatu negara merdeka dan berdaulat. Atas dasar definisi tsb, maka masuknya Belanda ke Indonesia bukanlah atas inisiative kerajaan Belanda dan tentaranya, melainkan pedagang VOC yang tidak memiliki tentara. Dalam persaingan dagang VOC membutuhkan security yang direkrut dari penduduk domestik untuk melindungi usaha2 dagang mereka. Namun tindakan ini dituduh sebagai divide et impera. Demikianlah clash fisik mulai terjadi setelah masuk lagi portugis, spanyol dan Inggris, dimana mereka juga menyewa penduduk domestik untuk merampok usaha2 VOC yang sudah mapan dan kuat. Adalah policy VOC untuk bekerja sama dengan kaum feodal maupun raja2 domestic dalam menghadapi rival dari sesama Eropah. Namun para raja2 domestic juga saling bersaing untuk memanfaatkan rival dari luar ini dalam menghancurkan saingannya. Wajar2 saja VOC akhirnya kalah kuat menghadapi pasukan maupun tentara kerajaan2 dari Eropah seperti Spanyol, Inggris dan Portugis, sehingga akhirnya VOC tumpas dan assetnya di Indonesia diserahkan kepada kerajaan Belanda untuk dalam menghadapi keserakahan dan kecurangan2 dari pihak Eropah lainnya. Sewaktu tentara kerajaan Belanda masuk ke Indonesia sekalipun, di Indonesia belum ada negara, belum ada pemerintahan, namun banyak sekali kerajaan2 kecil yang tidak bisa direpresentasikan sebagai negara Indonesia. TIDAK BENAR KALO BELANDA DITUDUH MENJAJAH INDONESIA YANG PADA WAKTU ITU MASIH TANAH KOSONG TAK BERTUAN YANG HANYA DIKUASAI JAWARA2 YANG MENAMAKAN DIRINYA RAJA2. BAHKAN YANG DINAMAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKALIPUN BARU BERDIRI SETELAH BELANDA HANCUR MENJADI PUING2 KORBAN SERANGAN HITLER. Ny. Muslim binti Muskitawati. <!-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px; font-family: arial,helvetica, clean,sans- serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit; font:100% ;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial,helvetica, clean,sans- serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height: 1.22em;} #ygrp-text{ font-family: Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0; } #ygrp-tpmsgs{ font-family: Arial; clear:both; } #ygrp-vitnav{ padding-top: 10px; font-family: Verdana; font-size:77% ; margin:0; } #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px; } #ygrp-actbar{ clear:both; margin:25px 0; white-space: nowrap; color:#666; text-align:right; } #ygrp-actbar .left{ float:left; white-space: nowrap; } .bld{font-weight: bold;} #ygrp-grft{ font-family: Verdana; font-size:77% ; padding:15px 0; } #ygrp-ft{ font-family: verdana; font-size:77% ; border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom: 10px; } #ygrp-vital{ background-color: #e0ecee; margin-bottom: 20px; padding:2px 0 8px 8px; } #ygrp-vital #vithd{ font-size:77% ; font-family: Verdana; font-weight: bold; color:#333; text-transform: uppercase; } #ygrp-vital ul{ padding:0; margin:2px 0; } #ygrp-vital ul li{ list-style-type: none; clear:both; border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight: bold; color:#ff7900; float:right; width:2em; text-align:right; padding-right: .5em; } #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight: bold; } #ygrp-vital a { text-decoration: none; } #ygrp-vital a:hover{ text-decoration: underline; } #ygrp-sponsor #hd{ color:#999; font-size:77% ; } #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px; background-color: #e0ecee; margin-bottom: 20px; } #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px; margin:0; } #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type: square; padding:6px 0; font-size:77% ; } #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration: none; font-size:130% ; } #ygrp-sponsor #nc { background-color: #eee; margin-bottom: 20px; padding:0 8px; } #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0; } #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family: Arial; font-weight: bold; color:#628c2a; font-size:100% ; line-height: 122%; } #ygrp-sponsor .ad a{ text-decoration: none; } #ygrp-sponsor .ad a:hover{ text-decoration: underline; } #ygrp-sponsor .ad p{ margin:0; } o {font-size:0; } .MsoNormal { margin:0 0 0 0; } #ygrp-text tt{ font-size:120% ; } blockquote{margin: 0 0 0 4px;} .replbq {margin:4;} --> [Non-text portions of this message have been removed] <!-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial,helvetica,clean,sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial,helvetica,clean,sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} #ygrp-text{ font-family:Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0; } #ygrp-tpmsgs{ font-family:Arial; clear:both; } #ygrp-vitnav{ padding-top:10px; font-family:Verdana; font-size:77%; margin:0; } #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px; } #ygrp-actbar{ clear:both; margin:25px 0; white-space:nowrap; color:#666; text-align:right; } #ygrp-actbar .left{ float:left; white-space:nowrap; } .bld{font-weight:bold;} #ygrp-grft{ font-family:Verdana; font-size:77%; padding:15px 0; } #ygrp-ft{ font-family:verdana; font-size:77%; border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom:10px; } #ygrp-vital{ background-color:#e0ecee; margin-bottom:20px; padding:2px 0 8px 8px; } #ygrp-vital #vithd{ font-size:77%; font-family:Verdana; font-weight:bold; color:#333; text-transform:uppercase; } #ygrp-vital ul{ padding:0; margin:2px 0; } #ygrp-vital ul li{ list-style-type:none; clear:both; border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight:bold; color:#ff7900; float:right; width:2em; text-align:right; padding-right:.5em; } #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight:bold; } #ygrp-vital a { text-decoration:none; } #ygrp-vital a:hover{ text-decoration:underline; } #ygrp-sponsor #hd{ color:#999; font-size:77%; } #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px; background-color:#e0ecee; margin-bottom:20px; } #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px; margin:0; } #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type:square; padding:6px 0; font-size:77%; } #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration:none; font-size:130%; } #ygrp-sponsor #nc { background-color:#eee; margin-bottom:20px; padding:0 8px; } #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0; } #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family:Arial; font-weight:bold; color:#628c2a; font-size:100%; line-height:122%; } #ygrp-sponsor .ad a{ text-decoration:none; } #ygrp-sponsor .ad a:hover{ text-decoration:underline; } #ygrp-sponsor .ad p{ margin:0; } o {font-size:0;} .MsoNormal { margin:0 0 0 0; } #ygrp-text tt{ font-size:120%; } blockquote{margin:0 0 0 4px;} .replbq {margin:4;} --> [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/