FreeAcheh.info 
The Preparatory Committee of the Free Acheh Democratic 
       Siaran Press

 
Untuk disiarkan segera 

Perhatikan Siasat Kolonialis dan Bersatu Dalam Perjuangan Tanpa Kekerasan

Bismillahhirrahmanirrahim

Komite berserta seluruh anggota dan pendukung mengucapkan selamat menunaikan 
Ibadah Puasa, semoga amal ibadah saudara direstui Allah SWT. Setelah beberapa 
bulan komite disibukkan dengan persiapan berbagai agenda, seperti konsolidasi 
di Nanggroe Acheh, penyusunan program dan pemantapan organisasi, pada hari ini 
Komite ingin menyampaikan beberapa informasi kepada bangsa Acheh.

Namun sebelumnya, kami ingin menyampaikan rasa keprihatinan kami atas berita 
perpecahan yang terjadi di tubuh GAM otonomi pimpinan Malik Mahmud yang baru 
saja kami terima. Kami dipahamkan di mana kondisinya semakin parah ketika para 
pihak membuat pernyataan di mass media yang bermakna penghancuran atas diri 
sendiri. Di sisi lain kami ingin bangsa Acheh untuk mengkaji lebih dalam 
terhadap perkembangan situasi terkini, termasuk apa yang sedang terjadi di 
tubuh GAM, lalu menjadikannya sebagai hikmah. Kepada veteran perang dan sivil 
bekas pejuang kemerdekaan Acheh yang tidak pernah terlibat dalam kejahatan, dan 
masih setia pada perjuangan sesuai deklarasi kemerdekaan tahun 1976, Komite 
sangat berbahagia menyambut saudara sekalian kembali dalam kancah perjuangan 
bersama kami. 

Kesadaran tidak pernah terlambat. Ini suatu pertanda bahwa keputusan mereka 
untuk menyerahkan kedaulatan bangsa Achah dalam MoU Helsinki adalah tidak 
direstui rakyat maupun bumi Acheh, dan kita akan buktikan bahwa bangsa Acheh 
tidak pernah setuju atas apapun namanya jika itu hanyalah penggadaian bangsanya 
ke tangan penjajah. Kedaulatan itu mutlak harus direbut kembali.
Kolonialis Indonesia yang mereka anggap sebagai kawan, telah berhasil merusak 
ideologi nasionalisme bangsa Acheh yang menghendaki kita untuk bersatu. Secara 
taktikal pihak kolonialis terus berusaha memecah belah antar sesama bangsa 
Acheh dan memberi imej negative agar dikesampingkan oleh masyarakat 
internasional, dengan menghembus pelbagai issue seperti agama atau pemurtadan, 
pemilihan gubernur atau kaki tangan kolonialis (viceroy), yang kemudian 
diperluaskan media massa sebagai peristiwa yang katanya sangatlah penting. 

Semua issue tersebut juga berfungsi sebagai alat untuk menyumbat aspirasi arus 
bawah dan menutupi kegagalan baik GAM dan kolonialis RI dalam memenuhi janjinya 
seperti usaha membangun kembali kehidupan korban tsunami, korban perang, para 
anak yatim-piatu, kaum miskin, petani dan pedagang, serta rehabilitasi tindakan 
amoral militer dan polis Indonesia terhadap rakyat Acheh. Lebih tidak bermoral 
lagi ketika para kolonialis secara sah dan meyakinkan telah mencoba menahan, 
menggelapkan dan menghabiskan bantuan internasional untuk korban tsunami yang 
jumlahnya trilyunan Dollar.

Kami serukan kepada bangsa Acheh, masanya telah tiba untuk kita bergerak 
kembali dengan jalan baru yang berbeda. Perjuangan yang kita pilih kali ini 
akan kita tandai sebagai kelahiran kembali bangsa Acheh ke muka bumi ini. Kita 
mengetahui kejayaan para endatu di medan perang dahulu, namun harus kita akui 
pada akhirnya Acheh ditundukkan di arena politik. Kali ini, kita tidak dalam 
keadaan memaksa untuk menggunakan senjata yang pada akhirnya hanya akan memakan 
tuannya. Komite akan melancarkan strategi gerakan perjuangan kemerdekaan tanpa 
kekerasan atau Non-Violence. Suatu cara untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa 
kita memiliki tindakan dan akal yang sehat dalam membebaskan diri dari 
penjajahan. Saudara sekalian, mari kita tunjukkan kesantunan dan sikap 
demokrat, seperti yang telah diajarkan agama dan para endatu kita, kepada 
bangsa Asing yang ada di Acheh. Mereka perlu terus berada bersama kita sebagai 
saksi yang akan berbicara di dunia internasional.

Tiada pembenaran yang diperoleh untuk menghentikan perjuangan tanpa kekerasan 
yang sedang kita lakukan. Menentang perjuangan kita adalah tidak dibenarkan 
oleh agama atau hukum manapun di muka bumi ini, apalagi oleh organisasi seperti 
negara, kerajaan, hukum kolonial atau organisasi yang lahir jauh hari setelah 
agama dilahirkan. Oleh karena itu kita perlu mengirim pesan ini kepada para 
panganut agama manapun yang hidup dalam Negara kolonialis Indonesia, untuk 
merujuk kepada agama dan kepercayaan mereka masing masing, jika kelak ingin 
mendukung negaranya menggunakan kekerasan untuk menghentikan perjuangan bangsa 
Acheh. 

Bangsa Acheh, dengan berbagai arti adalah sebuah bangsa dan kita akan tetap 
berdiri sebagai suatu bangsa di atas negara yang berdaulat untuk mewujudkan 
kemakmuran bagi rakyatnya dan perdamaian di dunia. 

New York, 12 Oktober 2006
(Signed)
Eddy L. Suheri
Spokesperson


----------------------------------------------------
Previous Press Releases:
• The Peudawa Incident Proves That Indonesia is the Enemy of Peace.
• To: The Norwegian Nobel Committee
• OPEN LETTER TO THE NOBEL PEACE COMMITTEE


 



  Menu 


Declaration
Contact Us
Press Release
Your Thoughts
F.A.Q
Find Us At
Downloads








 Links 

AHRO
Free West Papua 
ETAN 
Acheh Eye 



  Search


  Search Webs by Google
    


  

  Send to Friends 

Friend's E-mail:
 
Your Email:
 
Your Message:
 
       







  Quote 

"There is no easy walk to freedom anywhere and many of us will have to pass 
through the valley of the shadow of death again and again before we reach the 
mountain tops of our desire." 







 Discuss With Us 

 
 







 World Time 

Acheh: 
Australia: 
Canada: 
Egypt: 
Houston: 
Japan: 
London: 
Malaysia: 
New York: 
Scandinavia: 







 Support Us 








...................................................................................................................................


Genocide in Liberia
 
Former Liberian president Charles Taylor, April 2006, has flown from Freetown 
to the Netherlands where he will stand trial for war crimes (AFP/File)
 
 



Geonocide in Bosnia
 Trial of Slobodan Milosevic in Den Haag
_____________

Salah saboh cell teumpat tinggai Charles Taylor dan Milosovic di den Haag. (Ho 
ka urg tjarong2 dan njang haraih2 droë peumimpin Atjèh atji ba SBY, Wiranto, 
dll keunoe uléh seubab peuë njang djipeulaku ateuëh bgs atjèh silama 30 thôn) 
Genocide in Acheh
 
 
 
 

Penjahat2 Prang di bekas Jugoslavia, Afrika Barat, Burundi-Rwanda telah dibawa 
ke Mahkamah International. Bagaimana dengan "Algojo2" Indonesia ???

Wiranto Cs
 
Susilo Cs

 
 
   


A mass grave has been unearthed
"The darkest chapter in Indonesia's history" Grim evidence of the army's 
campaign against separatism in Aceh is only now being uncovered. Only now can 
the real grieving begin. The BBC's Jonathan Head: 



A family returns to its burned-out house by Indonesian military
 
 
Indonesian troops shot dead up to 60 people and wounded 10 last Friday in two 
villages in Beutong Ateuh of West Aceh. And the bodies were thrown into an 
abandoned well
 

Investigators have found a number of mass graves in Acheh committed by the 
Indonesian regime 


    
    


"BEUGI KEUTURÔNAN ATJÈH, HUDÉP ATEUËH RHUËNG DÔNJA NJOË KON ASAI NA HUDÉP 
MANTONG; GEUTANJOË LEUBÈH DJROH MATÉ NIBAK HUDÉP HINA DIMIJUB PEURINTAH BANSA 
GOB! WN 
KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 


Massacred in KNPI Lhokseumawe, 60 civilians were brutally butchered by 
Indonesian Occupation Forces


Massacred in Simpang KKA, 250 villagers were brutally butchered by Indonesian 
Occupation Forces 


The Victims tortures before they kills




KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

 KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 
 
Local police chief Said Huseini said three "separatist rebels" were shot dead 
Saturday on the outskirts of the provincial capital Banda Aceh. A civilian was 
killed in the crossfire, he said. 


 
MASYARAKAT ACEH BERBARING DI TANAH PADA SAAT TNI AD MELEPASKAN TEMBAKAN 
PERINGATAN PADA RIBUAN PENGUNJUK RASA DI LHOKSEUMAWE, PROPINSI ACEH 21 APRIL 
1999. DUA ORANG PENDUDUK TEWAS SETELAH POLISSI DAN TENTARA MEMBUBARKAN UNJUK 
RASA RIBUAN PELAJAR SEKOLAH YANG MEMINTA DILEPASKANNYA 300 ORANG PELAJAR YANG 
TERTANGKAP SAAT UNJUK RASA MENDUKUNG KEMERDEKAAN ACEH BEBERAPA HARI SEBELUMNYA. 
(en/str: REUTERS)

 
Seorang ibu menangis setelah anak kandungnya dibunuh 
secara sangat kejam dan keji oleh babi jawa

 
Seorang anak dan ibunya kembali kerumah yang baru saja dibakar oleh anjing jawa

Setelah dibunuh Anjing TNI menyuruh masyarakat kampung untuk mengambilnya 
 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh, Kamis, 9 Augustus 2001, Avdelning 4, PT Bumi Flora, Desa Alue 
Rambôt, Kec. Bandar Alam Aceh Timur

 
 
  
  
  
  
  
 
Just In One Day, Over 100 Unarmed Achehnese Civilianswere Unlawfully Killed by 
TNI 

 KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh
 
KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

Men in Aceh are questioned by 
Indonesian soldiers 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

 
BABI-BABI JAWA MENGADAKAN PEMERIKSAN KEPADA SETIAP KENDARAAN YANG AKAN MENUJU 
KOTA BANDA ACEH TEMPAT DI ADAKANNYA SIDANG RAYA RAKYAT ACEH UNTUK KEDAMAIAN, 10 
NOVEMBER 2000. TINDAKAN KERAS APARAT KEPADA MASYARAKAT YANG AKAN MENGHADIRI 
SIDANG ITU MENGAKIBATKAN BELASAN ORANG MENINGGAL DUNIA. (AP Photo/Ismael) 

 
Seorang student berdiri didepan rumah sekolahnya yang baru saja dibakar hangus 
oleh anjing-anjing TNI
 
Salah seorang masyarakat biasa yg 
dibunuh secara begitu keji dan kejam oleh babi dan anjing jawa-TNI di Kecamatan 
Nilam, Aceh Utara

 

Press Release 
To News Editors
July 21, 1999
For Immediate Release 
ACEH REBEL LEADER CALLS INDONESIAN RULE ABSURD 
In a rare interview from his exile in Sweden, the leader of the movement 
fighting for independence in Indonesia's northernmost province of Aceh, Hasan 
di Tiro, says Indonesia has no right to govern Aceh. The exclusive interview 
with the FAR EASTERN ECONOMIC REVIEW appears in its July 29 issue, published 
Thursday, July 22. 
The uncompromising di Tiro calls Indonesia another name for the Dutch East 
Indies with new rulers, Javanese instead of Dutch. Di Tiro, who declared Aceh's 
independence in 1976 but fled to Sweden three years later, dismisses 
Indonesia's new autonomy legislation as irrelevant. The notion of Indonesia is 
absurd, he says. He also ridicules the Bahasa Indonesia language as "pidgin 
Malay" and calls the Javanese "barbaric and uncivilized." 
Di Tiro puts the overall strength of separatist forces operating in Aceh at 
around 5,000. Asked what sort of message would he send to a new Indonesian 
government, perhaps one headed by Megawati Sukarnoputri whose party won the 
largest number of votes in June's parliamentary elections, Di Tiro says: "No 
message. They're all the same. Uneducated fools." 
The REVIEW obtained the interview amid mounting concern that Aceh may be posing 
a serious challenge to Indonesian unity. The REVIEW reports Indonesian military 
concerns that outside support makes Aceh's rebels much more dangerous than the 
ragtag, poorly armed independence fighters of East Timor and Irian Jaya. 
Two battalions of troops--backed by 1,700 paramilitary police from 
Jakarta--have renewed operations in Aceh response to a wave of ambushes, 
assassinations and arson attacks in recent weeks. In one of the worst incidents 
so far, guerrillas killed five soldiers and wounded 20 in a July 19 ambush on a 
military convoy. More than 70,000 refugees have scattered across Aceh.

For further information, please contact:
Michael Vatikiotis
Far Eastern Economic Review
Tel 852 2508 4420
Fax 852 2503 1530 
 
  

The death of the charismatic Syafii, 54, his wife Fatimah alias Aisyah and five 
bodyguards were killed in the head and chest on Tuesday during fierce battle. 
Indonesia accused of treachery over Syafii's killing. (AT) 
 
The remains of great and charismatic Abdullah Syafei (L), 54, his wife Fatimah 
alias Aisyah (R) were taken to their house after verification of identities by 
his brother Zakaria at Sigli hospital on 24 January 2002. Abdullah Syafei was 
the Free Acheh Movement (GAM)' s War Commander who was killed by Indonesian 
troops on 22 January. GAM has accused Indonesian military of treachery over 
Syafii's killing. (AT) 


 
Almarhum Sjahid Jafar Siddiq Hamzah, murdered by Indonesian regime 

"KEBIADABAN KAFIR indonesia jawa tidak akan kita maafkan oleh kita Bangsa Aceh. 
Lihat dalam foto, bagaimana kafir laknat penjajah indonesia jawa membunuh anak2 
Bangsa Aceh di depan ibu2 mereka yang telah tua. Kemudian kafir laknat 
indonesia jawa itu telah mengikat tangan2 ibu mereka.....Demi Allah, kita 
Bangsa Aceh wajib terus memerangi kafir laknat penjajah indonesia jawa 
penyembah berhala burung garuda dan pancasila. KITA BANGSA ACEH JANGAN 
SEKALI-KALI PATAH SEMANGAT dalam memerangi kafir laknat indonesia jawa yang 
biadab itu.
Wassalam, 
Puteh Sarong 



_______________________________________________________________________________
*Pada hakikatnya OTONOMI buat aceh hanyalah pengekalan status kita sebagai 
bangsa terjajah" 
*Pada hakikatnya OTONOMI buat aceh hanyalah pengekalan status kita sebagai 
bangsa terjajah"



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke