Jakarta banjir; kayaknya ya nggak bisa ngomong bahwa penyebabnya cuma 
ini atau cuma itu, mesti saling hubung-menghubung dan saling 
mempengaruhi. Yang satu bikin yang lain makin parah dan akhirnya ya 
banjir itu.

Kalo dikata "banjirnya kiriman dari Bogor", maka ya saya nanya emang 
yang bikin vila-vila di kaki gunung Salak & Puncak Cipanas kaki 
gunung Gede-Pangrango ki SOPO? Wong Jakarta sono!

"Ya emang iya, tapi kan petani-petani juga nggunduli hutan di gunung?"

Ya emang iya karena tanah mereka itu kan kamu-kamu orang sroboti 
untuk bikin vila-mesum tempat kamu dan slingkuhan kamu ewek-ewekan, 
toh?! Kalo sepanjang jalan raya Bogor-Cianjur dipake jadi kebon & 
ladang & sawah aja kan mereka nggak perlu nggunduli kaki gunung Gede 
seperti desa Gunung Putri itu??

Kemudian dikata juga ini dikit banyak ya akibat iklim yang makin hari 
makin amburadul. Musim hujan yang mestinya enem bulan digabruk 
sebulanan, diikuti taun-taun pertama Indonesia ketemu yang namanya 
badai, dan lain-lain.

Soal iklim ini hubungannya sama pemanasan global yang bukan cuma 
urusan Indonesia thok. Jangankan Indonesia, US si raja bangsat dunia 
aja nggak sudi tandatangani Kyoto punya taikucing. Taikucing karena 
emang itu bukan soal menyelamatkan dunia dari bahaya polusi akibat 
entotan manusia. Itu kan cuma berusaha nahan level 90-an, itu kan 
cuma berusaha nahan lajunya, itu kan bukan "stop" eksploitasi?

Sementara sekarang yang agak marak adalah "memaksa" masyarakat sudi 
dipersalahkan dan mempertanggungjawabkan kesalahannya itu dengan 
model-model omongan macem "buang sampah sembarangan", "kurang resapan 
air", dan lain-lain. Tanggung jawab yang diminta (nggak tentu oleh 
pemerintah) salah satu yang rada populer adalah masyarakat mesti 
bikin sumur resapan air di masing-masing rumahnya.

Oke, sumur resapan itu masuk akal, itu bisa dilakukan, nggak terlalu 
mahal (karena dipecah jadi masing-masing rumah tangga punya urusan), 
tapi nggak nyentuh akar permasalahannya.

Tata kota Jakarta sendiri ya keparat bener. Arsitek perkotaan mana 
juga bakal bilang gitu. Mau bawa Marco apa Budi Lim apa orang ITB 
atau Singapur ya sama aja. Rencana tata kota Belanda bukan saja 
diobok-obok, melainkan juga bagian-bagian yang bersifat bo-chuan 
(nggak nguntungi) ya nggak dikerjakan - semacem Kali Banjir Kanal 
Timur itu. Rencana taun 30, untuk adepin 50, baru mulai dibikin taun 
2006-7. Kan gila?

Sementara perumahan-perumahan terus bermunculan di mana-mana, dari 
yang nyroboti (NYROBOT!) tanah idup orang melarat tempat mereka lahir-
berak-makan-ngentot-mampus, kebon-kebon penghijauan, hutan bakau, 
rawa-rawa, bahkan sekarang laut pun dihajar. Nggak lupa juga bangun 
mal, apartmen, perkantoran, dan sebagainya-dan sebagainya yang banyak 
mendatangkan fulus secara halal maupun haram kepada yang 
berkepentingan.

Bukan cuma apa yang dibangun dan tempat ngebangunnya itu yang 
bermasalah (seperti Taman-haram-jadah-Anggrek di atas rawa dan 
perumahan-perumahan daerah Utara yang mbabati kampung nelayan plus 
hutan bakau), tapi juga cara ngebangunnya. Karena yang penting itu 
adalah rumahnya, malnya, apartemennya, dan kantornya, maka sistem 
drainase dan infrastruktur yang disediakan ya sebates ada aja. Tapi 
karena itu rumah untuk wong-tajir, tanahnya ditinggikan seenak memek 
sendiri, akhirnya para sontoloyo di sekitarnya yang kebanjiran paling 
parah.

Selain itu laporan AMDAL pun ya cuma kontol-kontolan milik swasta 
untuk dicolokin ke lubang dubur pemerintah. Bikinnya jiplak entah 
dari mana, diserahin belakangan, nggak akan diliat, nggak ada 
gunanya, dan cuma formalitas kertas buat tempat ditonjok pake stempel 
& teken doang.

***

Mangkanying, saya punya simpulan sih ini bukan cuma orang dan 
kerjaannya yang bangsat. Orang dan cara kerjanya bisa dituker-tuker 
seenak jidat diganti-ganti senyaman pantat, tapi selama orientasinya 
tetep kepada 'chuan' mangka harga manusia ya lebih rendah dari chuan 
dan manusia juga alam patut bin perlu dikorbankan demi chuan.


camarmerah

--- In proletar@yahoogroups.com, "hadingrh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mental masyarakat juga bobroknya minta ampun.. 
> tapi mestinya memang walikota/gubernurnya yg inisiatif, bikin
> perencanaan yg bener .. jangan cuman bikin proyek kyk monorail krn
> bisa kecipratan duit yg gede
> 
> dan gua bener2 ketawa kecut saat sutiyoso cuman bisa nyalahin
> walikota, atau minimnya sokongan dana dr pemerintah (suti asal 
jeplak
> kayaknya)..





Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke