Institusi dan Aparat Negara Kalah


Kepercayaan masyarakat terhadap institusi agama dan lembaga tradisional atau 
kuasi-institusi negara masih tinggi, mengalahkan kepercayaan kepada lembaga dan 
aparat negara. 

Hasil survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam 
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah tentang Islam dan Kebangsaan yang 
dipublikasikan di Jakarta, Selasa (15/5), menunjukkan kepercayaan publik kepada 
presiden, DPR, dan partai politik masing-masing hanya mencapai 22 persen, 11 
persen, dan 8 persen. Tingkat kepercayaan tersebut jauh lebih rendah 
dibandingkan keyakinan publik kepada pemimpin agama yang mencapai 41 persen. 

Rendahnya kepercayaan publik terhadap lembaga negara tercermin dalam sikap 
masyarakat yang lebih percaya kepada kuasi- institusi negara, seperti tetangga, 
keluarga, dan RT/RW untuk menangani berbagai persoalan masyarakat daripada 
meminta bantuan ke lembaga negara yang berwenang. 

Dari survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, hanya 
16,8 persen responden yang meminta bantuan ke polisi jika menjadi korban 
perbuatan kriminal. "Kapasitas negara untuk memerintah masyarakat kalah dengan 
institusi yang secara formal legal tidak punya wewenang," kata Direktur 
Eksekutif PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jajat Burhanudin. 

Di sisi lain, survei menunjukkan 91,6 persen responden menginginkan Pancasila 
dan UUD 1945 sebagai acuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebanyak 90,4 
persen menginginkan aturan agama diselaraskan dengan Pancasila dan UUD 1945. 
Hanya 22,8 persen responden yang setuju menjadikan Indonesia sebagai negara 
Islam. 

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra mengatakan, kuatnya 
kepercayaan publik kepada institusi agama dan banyaknya responden yang 
menjadikan agama sebagai penentu identitas menunjukkan identitas keislaman 
masyarakat Indonesia masih tinggi, melebihi identitas kebangsaan. Namun, 
besarnya kesetiaan mereka terhadap Pancasila dan UUD 1945 menunjukkan tingginya 
semangat mereka untuk berbangsa. "Identitas keislaman yang tinggi tidak perlu 
dikhawatirkan karena pada saat yang sama keterikatan dan kepercayaan pada 
Pancasila tinggi," kata Azyumardi. 

Lemahnya penetrasi pemerintah kepada rakyatnya saat ini merupakan ancaman bagi 
langgengnya Pancasila sebagai dasar negara. Karena itu, lanjut Azyumardi, 
penguatan kapasitas, kredibilitas, dan akuntabilitas lembaga negara serta 
aparatnya perlu segera dilakukan. Kepercayaan publik kepada negara harus 
dikembalikan. 

Peneliti Freedom Indonesia, Hamid Basyaib, mengatakan, Presiden perlu kembali 
menegaskan Pancasila sebagai satu-satunya dasar negara. (mzw) 

Sumber: Kompas - Rabu, 16 Mei 2007 



++++++++++
 
Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) klik
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita
 
Untuk Indonesia yang lebih baik, klik
http://www.transparansi.or.id/



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to