http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20070913160725
Oleh : Yoseph Tugio Taher 13-Sep-2007, 19:51:59 WIB - [www.kabarindonesia.com] Kabar Indonesia - Aha, bahasa apa yang menjadi judul tulisan ini? Bahasa Indonesia ataukah bahasa Jawa? Dan apa arti dan maksudnya? Apakah bahasa humor ataukah bahasa saru, jorok atau `kumuah' mengikuti logat Minangkabau? Untuk bisa sampai kepada arti dan maksud kalimat yang menjadi judul tulisan di atas, mari kita sedikit putar-putar terlebih dahulu. KabarIndonesia mengadakan polling yang berbunyi: "Keberadaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa saat ini memprihatinkan. Bagaimana pendapat anda?" Setelah kita lihat hasil pollingnya, aduuuhhhh........73% sangat setuju dan 23% setuju. Ini berarti kalau yang `sangat' ini kita lunakkan sedikit menjadi setuju, ini berarti 73%+23%= 96% setuju dan mengerti sepenuhnya bahwa bahasa Indonesia memang sangat memprihatinkan, untuk tidak mengatakan `bobrok!' atau `rusak!'. Jauh sebelum saya nongol di bumi ini, pada 28 Oktober 1928, para pemuda bangsa kita, para pejuang kebangsaan, telah berkumpul dalam satu Kongres Pemuda dan bersatu pendapat dalam satu suara yang kelak dikenal sebagai Sumpah Pemuda, bahwa: *Pertama: Kami Poetera dan Poeteri Ingdonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.*Kedoea: Kami Poetera dan Peteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. *Ketiga: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (dikutip mengikut teks asli dari http://id.wikipedia.org/Sumpah_Pemuda) Pernyataan yang nomor tiga di atas adalah: Menjunjung Bahasa Pesatuan, yaitu Bahasa Indonesia! Para leluhur kita, para founding fathers, para pemimpin rakyat dan bangsa, berusaha menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia, yang diambil dari dialek Melayu, menjadi suatu Bahasa Pesatuan Bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Akan tetapi, dengan berjalannya masa, dengan lahirnya begitu banyak mass-media, dan media komunikasi, TV dan sebagainya, bahasa Indonesia, yang telah begitu banyak mengadopsi bermacam bahasa bangsa lain seperti, Sanskrit, Arab, India, China, Portugis, Spanyol, di samping meng-Indonesia-kan bahasa-bahasa asing dan daerah, mengalami bermacam-macam perubahan. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemakaian bahasa Inggris oleh bangsa Indonesia, maka makin menjadikan bahasa Indonesia kehilangan arti dan maknanya. Para pemimpin pemerintah, atau pemimpin rakyat, merasa kurang `gagah' dan dianggap kurang `berpengetahuan' kalau dalam ucapannya tidak menyelipkan kata-kata Inggris atau bahasa asing lainnya. Kendati pun ada bahasa Indonesia yang mudah dimengerti rakyat daripada `bahasa asing' yang diucapkannya itu! Contoh gamblangnya, adalah Bung Karno! Untuk membuka mata rakyat, untuk menjadikan rakyat Indonesia menyadari harga dirinya, Bung Karno tidak segan-segan menggunakan kata "Vivere Pericoloso" yang berarti "Berani menyerempet-nyerempet bahaya!", jaga perkataan bahwa " Revolusi itu adalah "Umwertung Alle Werte" yang berarti bahwa Revolusi itu adalah "Perobahan Segala-galanya!" Dengan kata asing yang diucapkan Bung Karno, rakyat Indonesia belajar dan mendapat pengetahuan dan keberanian! Namun, Bung Karno bukanlah keranjingan bahasa asing. Dia juga menggunakan bahasa yang digali dari bumi persada Indonesia sendiri, seperti "Gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja', "yo sanak yo kadang yen mati aku sing kelangan!" dan lain sebagainya, yang semuanya itu menaikkan nilai jati diri bangsa Indonesia. Bung Karno juga pernah menggunakan kata singkatan, persatuan huruf-huruf yang menjadi satu arti, seperti misalnya ketika dia menamakan Haji Dr. Ruslan Abdul Gani menjadi Haji "Djubir Usman" yang waktu itu diartikan sebagai Haji "DJUru BIcaRa USdek MANipol" Juga singkatan dari judul pidatonya, seperti Nawaksara, Jasmerah dan lain-lain. Ketika itu, sudah banyak kata-kata Indonesia yang dipersingkat penulisannya, berkemungkinan untuk menghemat waktu dan uang. Dan ini digunakan oleh para wartawan dan juga telegrafis, seperti misalnya kata-kata dari (dr), daripada (drp), kepada (kpd), yang terhormat (yth), Yang Maha Esa (YME) dan sebagainya, sehingga seolah-olah kata singkatan itu merupakan bahasa tersendiri dalam bahsa Indonesia! Seperti bahasa telegram, atau zaman sekarang bahsa SMS! (Tidak perlu ditulis penuh untuk menghindari pembayaran tinggi!) Dengan naiknya Soeharto menjadi penguasa di mana Indonesia, dari Sabang sampai Merauke diperintah oleh militer yang punya bedil, dan dari Presiden sampai Lurah, RT dan RK dijabat oleh Militer, mulailah segala macam singkatan militer dijejalkan kepada rakyat. Ada Pangkopkamtib, ada Laksusda, ada Juklak, ada Pepelrada, ada Teperda, di samping Kodam, Korem, Kodim, Babinsa dan segala macam tetek- bengek bahasa singkatan militer, yang semuanya itu mempengaruhi (kalau tidak mau dikatakan merusak) kemurnian Bahasa Pesatuan, Bahasa Indonesia! Tiga puluh dua tahun rakyat diajar menjadi bodoh oleh Orba melalui kekuasaan militernya. Tanpa disadari, tanpa bantahan dan tanpa koreksi, laksana minuman keras, rokok dan sabu-sabu yang menjalar ke pembuluh darah, begitulah pembusukan dan perusakan dan pembodohan yang diprakarsai oleh pihak militer Orba. Rakyat menjadi malas, masa bodoh dengan arti penting kemurnian dan jati diri bangsa dalam mempertahankan bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Semua ikut kemauan sendiri-sendiri. Kini, kita mewarisi segala apa yang telah rusak! Bahasa Bunda, bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia, kini tidak murni lagi! Hampir setiap kata sekarang ini berobah sebutannya. Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa SMS (Short Message Service) layaknya. Bagi bangsa Indonesia yang hidup di luar negeri, yang bertahun-tahun tidak kembali ke tanah-air, dan jarang bergelut dengan media-massa tanah air, merasa susah, merasa kikuk untuk mengerti akan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan oleh surat-surat kabar masa kini. Banyak contoh yang bisa kita kemukakan, seperti: gakin, ilog, muscablub, pansel, pasutri, disdukcapil, tupoksi, panwaslukadal, camer, curanmor, sidak dan banyak yang lainnya lagi. Setiap orang membuat singkatan kata-kata sendiri, menggunakannya, menulisnya berkali-kali di surat kabar dan jadilah ia sebagai tumbuhan baru dalam tata bahasa Indonesia. Tanpa diikuti dengan keterangan akan arti dari kata-kata singkat yang tersebut di atas, siapa yang dengan mudah bisa menebak dan mengetahui apa artinya? Dan `bahasa singkatan' atau bahasa SMS ini, telah mempengaruhi hampir semua media massa Indonesia. Perusakan dan Pembusukan Bahasa Bunda serta Pembodohan yang dilakukan dan diwariskan oleh Orde Baru, nampaknya menjadi semakin parah. Masyarakat dan mass media nampaknya sekarang hantam kromo, menulis seenaknya menurut selera masing-masing, dan keluar dari peraturan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik. Seperti contoh, sebuah surat kabar di Jakarta menulis begini: "Tuh Kan Jaksa Agung Lagi-lagi Bo'ong" Senin, 05 Maret 2007, 06:13:03 Nah. ini Bahasa Indonesia ataukah Bahasa Betawi? Sayangnya, berita yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik ini ditulis justru oleh suratkabar yang bertaraf Internasional, yang bertitel "Berita Nusantara Kelas Dunia" yang seharusnya membela kemurnian Bahasa Indonesia. "Wartawan harus patriotik membela bahasa Indonesia seperti awal-awal kebangkitan Bangsa Indonesia" kata Ketua Umum Forum Bahasa Media Massa (FBMM), Dede Asmadi di Kuta Bali dalam diskusi bahasa media massa, seperti yang diberitakan oleh Kantor Berita Antara 7 Maret 2007. Apakah para wartawan media-massa Indonesia acuh dan mengikuti saran itu? Di samping itu, ada juga yang menggunakan dan menulis bahasa Inggris seenaknya, tanpa menyadari bahwa hal itu sebenarnya merusak bahasa orang lain, seperti misalnya "fren to fren" (yang maksudnya tentu `friend to friend') dan juga menulis "Webside" untuk maksud "situs" yang seharusnya mesti ditulis Website! (Dengan ditulis `webside', orang Inggris tentu akan bertanya: "Which side? Left or right?"). Jadi, dengan porak-porandanya, dengan semrawutnya, dengan amburadulnya penggunaan tata bahasa dan kata-kata Indonesia, orang akan dengan seenaknya membuat kata singkatan dalam pengucapan kata dan bahasa Indonesia, sehingga mengaburkan arti dan makna bahasa aslinya, hingga tidak heran kalau orang juga akan seenaknya mengeluarkan kata-kata: "Pentil Kecakot......ganol....ganol" Apa arti kata atau singkatan kata-kata di atas? Mungkin ada di antara anda yang sudah tahu, namun bagi yang belum tahu, baiklah kusebutkan! Perkataan ini terucap, ketika seorang Kolonel menelepon suatu kantor Pemerintah. Sang Kolonel mendapat jawaban dari seberang sana: "Hallo, ini Pentil Kecakot, ganol....ganol!" Sang Kolonel menjadi marah dan dengan membentak berkata, "Ini Komandan Kodim! Siapa di situ?" Dari seberang, dengan gugup si suara menjawab: "Ini Penjaga Tilpon Kecamatan Kota.....Tiga Nol Tiga Nol, Paaakkk......!" Nah, dengan jawaban itu tahulah si Kolonel bahwa "Pentil Kecakot....ganol....ganol" adalah PENjaga TILpun KECAmatan KOTa......TiGA NOL... TiGA NOL. Jadi, polling yang diadakan oleh Kabar Indonesia berkenaan dengan keadaan Bahasa Indonesia yang "sangat memprihatinkan", adalah benar dan sangat tepat sekali! 96% para pembaca Kabar Indonesia menyadari bahasa kita, bahasa Bunda, telah rusak!!! Nah, tidak perlukah kita, dan tidak beranikah kita memperbaiki bahasa Bunda, Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia, agar tidak menjadi Bahasa Gado-Gado? Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED] Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: http://www.kabarindonesia.com/ Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/