From: "Siti Suwarni" [EMAIL PROTECTED]

: Banyak kritik ang mengatakan bahwa sulit sekali menjadikan ajaran
: Islam sebagai landasan demokrasi, karena ajaran Islam itu pada
: dasarnya tidak menekankan kekuasaan ditangan orang banyak melainkan
: hanya pada orang- orang tertentu.
:
: Tapi akhir2 ini Islam dan demokrasi adalah topik diskusi yang selalu
: hangat di Indonesia. Banyak pakar dan lembaga yang ingin
: mengembangkan ide bahwa Islam tidak bertentanagn dengan demokrasi,
: bahkan ajaran Islam sangat mendukung demokrasi.
:
: Waktu saya presentasi cross-cultural communication di depan a group
: of retiree, saya dikomentari bahwa Islam itu dekat dengan fasisme
: dan ditanya apa bisa Islam dijadikan landasan berdemokrasi, saya
: hanya mengatakan bahwa Islam menekankan pentingnya musyawarah.
: Kajeng Nabi Muhammad menekankan pentingnya musyawarah ini.
:
: Apa ada yang bisa membantu bagaimana menjustifikasi bahwa ajaran
: Islam bisa dijadaikan landasan hidup berdemokrasi?

Islam itu multidimensi, bukan sekedar 'agama' semata. Pada matra agama 
bisa saja Islam terlihat kaku; segala bentuk peribadatannya didasarkan 
pada syariatnya (agama mana yang nggak begini?). Tetapi di dalam 
peribadatan pun, Islam masih mensyariatkan untuk mengganti pimpinan 
(imam) yang melakukan kesalahan, dengan siapa pun yang mampu & 
bersedia di antara makmum yang hadir. Jadi, tidak benar kalau Islam 
dibilang menekankan kekuasaan cuma di tangan orang tertentu. 
Kepemimpinan Islam secara syariat maupun hakekat berada di tangan 
umat. Itu sebabnya Islam tidak memerlukan seorang pemimpin struktural 
di kancah lokal, nasional, maupun internasional.

Sedangkan demokrasi yang dianut dunia Barat, ternyata cuma sistem adu 
banyak suara. Samasekali bukan landasan hidup yang mencerdaskan. 
Rumusan demokrasi yang "50% + 1 = 100%" itu jelas amat lucu karena 
sembarangan amat. Belum satu orang pun bisa menjelaskan dari mana 
datangnya 1 suara tambahan tersebut apabila 50% suara lainnya sudah 
habis disikat lawan-lawan.

Jadi, jelas & gamblang bahwa rumusan "50% + 1" adalah maklumat untuk 
terbukanya permainan sulap. Sebuah jalan hidup yang mengajak pada 
keculasan yang membahayakan orang banyak - terbukti dengan 
penghitungan ballot yang "alot", akhirnya menghasilkan seorang idiot 
di Amerika Serikat dan seorang linglung di Indonesia.

Musyawarah (rundingan) lebih membutuhkan kecerdasan akal serta emosi. 
Sebab di dalamnya akan muncul tukar pikiran, tukar pengalaman, serta 
debat-debat untuk mencapai titik temu. Sebuah jalan hidup yang 
mengajak pada penggunaan akal dengan memberi terang ke pedalaman diri. 
Tidak ada artinya lobi-lobi (perundingan) di sana-sini kalau akhirnya 
keputusan diambil melalui voting yang amat rentan dengan suap & sogok.

Untuk memenangkan voting, tidak perlu akal. Cukup syariat kumpulkan, 
kumpulkan, dan kumpulkan kertas suara (benda mati). Sedangkan untuk 
mencapai titik temu, sangat diperlukan pengetahuan / pengenalan 
tentang pihak "seberang" serta hakekat kebijakan akal & emosi.

Begitulah demokrasi yang hakiki. Dijalankan dengan saling mengenal, 
menghormati, dan menghargai pemikiran serta kesadaran moral. Bukan 
duel atau perang untuk saling "bunuh" (kalah-mengalahkan).

: >
:
: Trimakasih
: siti






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke