Pemerintah Dinilai Belum Serius Berantas Korupsi
"Dengan dipermalukan seperti ini, diharapkan aparat birokrasi malu." 

JAKARTA -- Pemberantasan korupsi di Indonesia dinilai masih belum serius. 
Berdasarkan survei Transparency International Indonesia, indeks persepsi 
korupsi di Indonesia menurun dari 2,4 pada 2006 menjadi 2,3 pada tahun ini. 

"Persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia belum berubah," 
kata Ketua Dewan Pengurus Transparency International Indonesia Todung Mulya 
Lubis di Jakarta kemarin. 

Transparency International menyurvei 180 negara. Hasil survei terhadap 
Indonesia diperoleh dari hasil 14 polling berbeda dan dari 12 lembaga 
independen. Pengusaha dan pengamat menjadi responden survei. Tahun lalu 
Indonesia berada di peringkat tiga terbawah dari 163 negara yang disurvei.

Indonesia berada di posisi 143 bersama Gambia, Togo, dan Rusia. Angka maksimal 
indeks adalah 10. Semakin tinggi angka indeks, negara tersebut semakin bersih 
dari korupsi. 

Angka indeks persepsi Indonesia ini jauh dari indeks Malaysia (5,1) dan 
Singapura (9,3). Di Asia Tenggara, Indonesia lebih baik dibanding Bangladesh, 
Kamboja, Myanmar, Laos, dan Papua Nugini. 

Posisi teratas ditempati Denmark, Finlandia, dan New Zealand. Ketiga negara itu 
memiliki indeks persepsi 9,4. Adapun posisi terbawah ditempati Myanmar dan 
Somalia (1,4). 

Todung menilai masyarakat indonesia menganggap pemerintah tak konsisten dalam 
memberantas korupsi. Publik menilai Indonesia tetap tak serius memberantas 
korupsi. "Angka indeks tinggi hanya jika ada konsistensi pemberantasan 
korupsi," katanya.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki mengakui pemberantasan 
korupsi di Indonesia hampir tak berubah. Ia muak melihat hasil survei yang 
menunjukkan tak ada perbaikan dalam pemberantasan korupsi. 

"Biarpun KPK sudah menangkap sana-sini, tetap saja duit negara ditilep," kata 
dia. "Tapi diharapkan, dengan dipermalukan seperti ini, aparat birokrasi jadi 
merasa malu." 

Menurut Ruki, pemberantasan korupsi tak hanya tanggung jawab KPK yang merupakan 
pelatuk kejaksaan dan kepolisian. KPK, kata dia, hanya menangani kasus di masa 
depan, tapi tak menangani kasus lama yang merupakan wewenang kejaksaan. 

Pemimpin negara, kata Ruki, harus berkomitmen kuat memberantas korupsi. Ia 
mencontohkan Singapura pada 1960-an yang merupakan sarang penyelundup. Komitmen 
kuat Perdana Menteri Lee Kuan Yew menjadikan Singapura kini memperoleh indeks 
persepsi 9,3. 

Ruki menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersuara lebih kencang 
terhadap pemberantasan korupsi. Suara keras itu perlu dukungan lembaga hukum, 
Mahkamah Agung, atau hakim. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi menganggap indeks 
persepsi konsumen mempengaruhi iklim investasi. Angka indeks persepsi korupsi 
yang rendah menjadikan investor enggan menanamkan modal. Para investor, kata 
Sofjan, enggan berurusan dengan praktek suap. 

Adapun anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Bagus Suryama, menganggap 
hampir tak ada profesi bebas dari korupsi, bahkan anggota legislatif, 
pengacara, polisi, jaksa, dan hakim. Tapi, katanya, pemberantasan korupsi mulai 
membaik dibandingkan dengan dalam pemerintahan lalu. "Meskipun masih 
tebang-pilih," katanya. PRAMONO

Sumber: Koran Tempo - Kamis, 27 September 2007


++++++++++
 
Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) klik
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita
 
Untuk Indonesia yang lebih baik, klik
http://www.transparansi.or.id/ 

--------
 
Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)
The Indonesian Society for Transparency
Jl. Polombangkeng No. 11,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 
Telp: (62-21) 727-83670, 727-83650 
Fax: (62-21) 722-1658 
http://www.transparansi.or.id 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke