Ini logika keTuhanan yang lebih membumi.
========================================

MADILOG
Tan Malaka (1943)

BAB I
LOGIKA   MISTIKA

Demikianlah Firmannya Maha Dewa Rah :
Ptah : maka timbullah bumi dan langit.
Ptah : maka timbullah bintang dan udara.
Ptah : maka timbullah sungai Nil dan daratan.
Ptah : maka timbullah tanah-subur dan gurun.

Jika saya silap mencatat (di luar kepala) Firmannya Maha Dewa Rah itu,
maka silapnya itu tak akan beberapa. Tetapi saya pikir maknanya sudah
tersimpul pada catatan di atas ini. Firman Maha Dewa Rah sudah tentu
banyak juga kawannya di dunia sekarang. Firman Maha Dewa Rah sudah
cukup, memberi gambarannya LOGIKA MISTIKA atau logika yang berdasarkan
rohani.

Negara-kuno, yang kita kenal paling tua dan paling unggul, ialah
Negara Egypte, yang sekarang juga dinamai Mesir. 6000-8000 tahun
dahulu penduduk Mesir sudah tersusun di bawah perintahnya Pharao, yang
juga menguasai hidup dan mati rakyatnya. Maha Dewa Rah yakni Dewa
Matahari, ialah Dewa yang terkuasa di antara beberapa dewa.

Para pemirkir Egypte, yang di antaranya banyak sekali menurunkan ilmu
dalam hal obat-obatan, hitung-menghitung dll, kepada beberapa negara
lain di luar Egypte, seperti Punisa, Yunani dll, tentu juga memikirkan
asalnya bumi dan bintang, memikirkan asalnya dunia yang terkembang.

Rah adalah Dewa Matahari, ialah Rohani, yang lebih dahulu adanya dari
pada dunia, bumi, dan bintang dan langit. Maha Dewa Rah tentulah
sempurna, yakni Maha Terkuasa, asal dari pada semua benda yang ada di
dunia ini. Dengan Firman yang berbunyi Ptah saja Bumi, Langit,
Bintang, beribu juta, sungai nil dan gurun Pasir bisa timbul.
Timbulnya itu adalah pada satu saat saja, sesudah perkataan Ptah tadi
difirmankan. Jadi rohanilah yang pertama, zatlah yang kedua. Zat ini
berasal dari Rohani. Bukan sebaliknya, yakni rohani yang berasal dari zat
.
Rah tak perlu menunggu-nunggu, seperti pak tani menunggu-nunggu
padinya sesudah benihnya ditanam. Kalau dia mesti menunggu, maka ini
berarti, bahwa dia pasti takluk pada Sang Waktu. Jika begitu maka Maha
Dewa Rah bukanlah terkuasa. Ringkasnya, Maha Dewa Rah itu terkuasa,
tidak takluk kepada Zat dan waktu. Jika begitu, maka Maha Dewa Rah
bukanlah terkuasa. Ringkasnya, Maha Dewa rah itu terkuasa, tidak
takluk kepada Zat dan waktu
.
Firman RAH itulah yang menggambarkan jawab yang paling jitu dan
konsekwen, jujur-dasar, atas pertanyaan yang maha penting dalam
Filsafat: manakah yang pertama, dan mana yang kedua, mana yang asal
dan mana yang akibat, di antara Zat dan Rohani?

Tetapi ilmu Pasti, seperti ilmu bintang, ilmu alam, ilmu pisah
(kimia), ilmu matematika dll, yang semuanya sekarang diajarkan di
sekolah di lima benua yang kita kenal ini, ialah berdasarkan Filsafat
yang sebaliknya. Disini Rohani berupa Kodrat, Kracht, Force, tiadalah
dianggap barang yang terpisah, barang yang berdiri sendirinya, barang
yang bisa melahirkan Zat, dalam waktu yang lebih cepat dari sekejap
mata. Disini Force, Kodrat itu, terkandung oleh Matter, oleh benda.
Dimana ada benda disana baru ada Kodrat.

Benda yang oleh bangsa Yunani dahulu kala dinamai electron mengandung
kodrat yang dinamai listrik. Besi-berani yang kita semuanya kenal,
menarik besi biasa dsb. Benda mesti dahulu kita saksikan, barulah
dibelakangnya bisa kita saksikan kodratnya. Kodrat listrik, tiadalah
bisa kita lihat rupanya, tetapi kita saksikan kekuatannya. Kekuatannya
ini bisa kita ukur dengan tepat. Kodrat listrik itu bisa menggerakkan
mesin, bisa memberi panas dan cahaya. Tetapi kodrat listrik itu tak
bisa membikin zat baru, seperti orang, hewan, malah sebutir beraspun
listrik itu tak bisa bikin. Jadi buat ilmu Pasti Kodrat itu tak bisa
terpisah dari benda. Lagi pula mesti ada benda dahulu, baru
dibelakangannya timbul kodrat. Electron atau dynamo dahulu, baru
dibelakangnya ada kodrat listriknya. Tidak ada bendanya, tak ada pula
kodratnya. Energy, kodrat semata-mata tak bisa menimbulkan benda.

Cepatnya Maha Dawa RAH menimbulkan bumi dan langit; betul cepat sekali
menggambarkan Maha-Kuasanya Dewa RAH! Tetapi hal ini bertentangan
benar dengan Law Evolution inilah yang dipakai oleh Charles Darwin
buat membentangkan timbul, tumbuh dan tumbangnya hewan serta tumbuhan.
Kalau Law of Evolution Undang Pertumbuhan itu tumbang, maka tumbanglah
pula ilmu biology, ilmu hidup tentang hewan  dan tumbuhan. Tumbanglah
pula gedung ilmu, yang sudah menimbulkan puluhan raksasa berpikir dari
ilmu, yang sudah nyata sekali manfaatnya buat seluruhnya umat manusia.
Gedung ilmu biology adalah amat permai sekali dan senantiasa ditambah
permainya oleh para ahli pertumbuhan di dunia ini. Emanuel Kant, ahli
Filsafat Jerman yang kesohor itu memakai undang pertumbuhan buat
membentangkan timbul tumbuh dan tumbangnya bumi, matahari serta
juta-juta bintang di langit. Sistem yang dibangunkan oleh Darwin dan
Kant, boleh diperiksa dan dikritik, karena memangnya pula sifatnya
ilmu pasti, ialah tahan uji. Kalau sistem itu tak bisa diperiksa
kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah Ilmu Pasti itu.
Tetapi walupun sesuatu sistem dari sesuatu ilmu itu bisa mati, Undang
Pertumbuhan, The Law of Evolution akan tetap tinggal.

Syahdan menurut Darwin, maka tumbuhan-tumbuhan, hewan dan manusia itu
adalah hasil dari pertumbuhan yang lama, beratus, beribu, malah
berjuta-juta tahun, dari dua-tiga biji-asli (cells) sampai ke manusia.
Menurut Kant dan para ahli bintang lainnya di zaman sekarang, maka
ribuan juta-jutaan bintang dan bumi di langit itu, adalah pertumbuhan
yang lama, juta-jutaan tahun pula dari permulaan molten Mass, benda
lebur sampai ke bentuk dunia yang sekarang.

Semua perubahan dalam juta-jutaan tahun itu, dari leburan benda sampai
bumi dan bintang di langit, dan beberapa biji-asal tadi sampai ke
manusia ada mempunyai keadaan dan sebab. Oleh karena berlainan keadaan
hidup, umpamanya berlainan iklim, maka biji asal tadi menjelma menjadi
ikan. Lama kelamaan ikan menjelma menjadi amphibi (hewan yang hidup di
air dan daratan, seperti kodok dll). Amphibi lama kelamaan menjadi
reptil (bintang menjalar seperti ular). Reptil lambat laun menjelma
menjadi binatang yang menyusukan anaknya, seperti lembu dan monyet.
Monyet inilah yang menderita penjelmaan dalam jutaan tahun sampai
timbul hewan berupa manusia. Semua penjelmaan itu berlaku menurut
undang yang nyata dan sebab serta akibat yang nyata dan tetap, dalam
waktu jutaan tahun. Maha Dewa Rah menjelmakan Bumi dan Bintang, sungai
nil dan daratan dsb dalam sekejab mata saja, ialah selama membunyikan
Firman  PTAH saja. Tetapi menurut Undang Pertumbuhan maka penjelmaan
tadi terjadi dalam dalam juta-jutaan tahun. Dalam penjelmaan itu bukan
kodrat yang dahulu, melainkan benda, matter. Disinilah LOGIKA  MISTIKA
 mendapat tantangan hebat dari ILMU PASTI dalam hal pelaksanaan UNDANG
 PERTUMBUHAN (The Law of Evolution). Dalam hal pelaksaan lainpun,
dalam undang lain dari ilmu pasti, logika MISTIKA tadi mendapat
tantangan pula.

Tiangnya ilmu kodrat (Mechanika), ialah satu cabang dari ilmu pasti,
ialah "The Law of Conservation of Force'', yakni Undang Tentang
Ketetapan Jumlah Kodrat di dunia ini. Kawannya ialah Undang ketetapan
Jumlah Benda di dunia ini. Syahdan menurut Undang Ketetapan Kodrat
itu, maka kodrat yang hilang pada satu bentuk bisa didapat pada bentuk
yang lain. Jadi jumlahnya kodrat tadi tinggal tetap saja. Undang ini
dilaksanakan oleh Joule, seorang Ahli Ilmu Kodrat Inggris (1818-1889),
seperti berikut :

Dengan empat cara, Joule membuktikan persamaan panas dan Kodrat
(mechanica) energy. Dia dapatkan, bahwa buat menaikkan panasnya 1 pond
air dengan 1 derajat, perlu dipakai 772 feet-pounds, kaki-pond.
Artinya, ialah banyaknya kodrat yang perlu dipakai buat menaikkan 772
pond satu kaki ke atas.

Jadi Joule mendapat panas. Tetapi dia kehilangan kodrat. Jumlah kodrat
di dunia tinggal tetap seperti dahulu. Cuma sekarang kodrat yang
hilang itu berupa panas, yaitu satu bentuk dari kodrat juga. Banyak
persamaannya dengan seorang hartawan yang umpamanya mempunyai uang
yang nilainya R. 1.000.000., tetapi yang R. 500.000. dia belikan
rumah, kapal dan sebagainya. Sebagian dari hartanya sudah bertukar
rupa, ialah menjelma menjadi rumah, kapal dsb. Tetapi jumlah nilainya
tetap R. 1.000.000. juga. Hartanya itu betul bertukar bentuk, uang mas
bertukar menjadi rumah, kapal dan sebagainya, tetapi rumah dan kapal
itupun harta juga. Begitu juga Joule mengadakan undangan tentang
perhubungan panas listrik. Undang ini dipakai pada persoalan lampu.

Seperti jumlahnya kodrat itu tetap di alam ini, begitu juga jumlah
benda (mass). Satu benda yang berupa Zat-Asli (element) bisa hilang.
Tetapi yang timbul umpamanya kayu atau daging. Garam yang terkandung
oleh bangkai hewan atau mayat manusia yang hilang, bisa dicari pada
tumbuhan yang mengisap garam tadi. Yang hilang ialah garamnya atau
airnya kucing atau manusia, yang timbul ialah bambu atau pohon kelapa.
Jumlah zat atau benda di alam tetap, seperti dahulu juga. Kalau
beratnya manusia yang hilang itu 50 kg, maka berat kayu yang berganti
itu 50 kg pula.

Zat-Asli (element) yang dikenal di dunia sekarang ini adalah 92 buah.
(Di zaman dulu cuma 4 buah saja, ialah tanah, air, udara, dan api. Tak
heran kalau besok atau lusa angka 92 sekarang akan ditambah lagi).
Bagaimana Zat-Asli yang 92 buah yang sekarang itu berpadu dan berpisah
sudah banyak pula dikenal.

Seorang guru sekolah, di Inggris, bernama Dalton, mendapatkan satu
Undang yang amat penting buat Ilmu Pisah. Undang itu dinamai "Law of
Constant Composition'', yakni Undang perpaduan dari Zat-Asli bernama
Oxygen (Zuurstof) dan Hydrogen (Waterstof). Bagaimanapun air itu
diperoleh, dalam kamar ilmu pisah (labolatorium) ataupun di udara,
sebagai air hujan, air itu tetap satu perpaduan Oxygen dan Hydrogen,
atas perbandingan yang tetap pula. Dalam kamar ahli pisah mesti
dipakai 88,9 % Oxygen dan 11,1 % Hydrogen. Di udarapun perbandingan
itu tetap begitu. Begitu juga perpaduan semua benda yang lain-lain,
berlaku menurut undangnya Dalton tadi. Demikianlah garam dapur yang
dibikin di kamar Ahli Pisah, ditambang ataupun di air laut takluk
kepada undangnya Dalton.

Kalau keperluan satu benda atas 92 macam zat-asli tadi sudah
diketahui, maka tambah atau susutnya benda itu sesudah beberapa lama
dapatlah pula dihitung. Seorang bayi yang beratnya baru 3 kg, tetapi
sesudah umpamanya 20 tahun menjadi 53 kg, maka tambahan yang 50 kg
dalam 20 tahun itu bukanlah tambahan oleh kodratnya malaikat ataupun
setan. Tambahannya itu ialah zat minyak (vet), putih telur (eiwet,
protein), tepung (zetmeel, carbohydr) air dll, zat yang diterima oleh
bayi tadi dalam waktu 20 tahun tadi.

Kalau satu mayat yang beratnya 50 kg sesudah beberapa tahun cuma
tinggal 20 kg tulang belaka, maka daging yang hilang, yang terdiri
dari beberapa zat-asli yang sudah diketahui itu, tiadalah melayang ke
matahari, bulan ataupun lain tempat, melainkan tinggal dalam daerah
bumi kita, dalam bumi dan udara dikelilingnya. Barangkali sebagian
dikandung oleh tumbuhan disekitarnya tumbuhan tadi, di dalam tanah
atau air yang disana sini atau di udara. Hilangnya zat-asli di alam
ini bisa didapat kembali di tumbuh-tumbuhan atau hewan dalam alam kita
juga. Tambahnya zat-asli itu boleh dihitung dari zat-asli yang bebas
dari kandungannya hewan atau tumbuhan di tempat yang mendapat tambahan
tadi. Jumlah di alam tetap saja seperti dahulu. Tak ada tambahnya dan
tak ada pula kurangnya. Seandainya bumi kita sekarang ini mempunyai
jumlah zat X kg, tetapi besok Cuma X-y kg, maka yang Y kg itu boleh
kita cari pada tumbuhan, hewan ataupun manusia yang menerimanya.
Jumlahnya di dunia tetap X kg juga.

92 elemen zat-asli yang dikenal sekarang, yang ada di bumi dan udara
kita pulang pergi, tumbuh atau mati, menjelma menjadi tumbuhan, hewan
dan manusia dan kembali pula ke tanah atau udara. Jumlahnya tetap,
berpadunya atau berpisahnya berlaku menurut undang yang tetap. Hilang
pada satu tempat, terdapat pada tempat yang lain. Tak ada tambah
jumlahnya. Tak pula ada kurangnya. Benda itu tetap jumlahnya. Kodrat
(energy) itu tetap pula jumlahnya, di dunia ini, di bumi dan sekalian
bintang di langit, serta di udara yang terdapat di alam ini.

Tadi LOGIKA  MISTIKA mendapat bantahan dari UNDANG  PERTUMBUHAN  (The
Law of Evolution). Dalam uraian kita di atas ini, kita lihatlah
perbantahan yang lain. Logika MISTIKA pertama berbantah dengan Undang
Tentang Ketetapannya Jumlah Kodrat Di dunia ini (Joule). Bertentangan
pula dengan kawannya ialah Undang Ketetapan Jumlah Benda. Sama sekali
tiada bisa dicocokan dnegan Undang Perpaduan yang tetap (Dalton).
Diperingatkan lagi, bahwa Maha Dewa RAH dalam kurang dari sekejap
mata, dengan kata PTAH saja, menimbulkan berjuta-juta bintang, bumi
dan langit.

Pertama disini kita lihat kejadian yang berlawanan dnegan common
sense, pikiran sehat. Baik dalam kamarnya ahli pisah ataupun diluarnya
tak pernah kita menyaksikan satu kata bisa menimbulkan benda. Dalam
dongeng atau cerita memang kita cukup menjumpai kegaiban itu. Tetapi
dalam 40 tahun belakangan ini saja, di antara 2.000.000.000 manusia
itu belum pernah saya dengar satu makhluk yang bisa dengan kata saja
menimbulkan seekor macan, jangankan lagi Bumi atau Bintang. Rohani,
kata kosong, menurut pikiran sehat tak bisa menimbulkan benda. Tak ada
itu tak bisa menimbulkan ada. Dalam dialektika Idealisme kita bisa
menjumpakan kosong mengandung arti ada, atau tak ada mengandung arti
ada. Tetapi dalam logika ataupun Dialektika yang berdasarkan
kebendaan, hal itu adalah mustahil, satu omong kosong. Lapar tak
berarti kenyang buat si miskin. Si Lapar yang kurus kering tak akan
bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, walaupun kita ulang
1001 kali.

Kedua, sudah kita lihat, bahwa menurut Undang tentang Ketetapannya
Jumlah Kodrat, satu rupa kodrat bisa menjelma mengambil rupa yang
lain. Cuma jumlahnya di dunia tetap adanya. Jadi kalau Rohani atau
kodrat panas, kodrat uap, kodrat listrik atau besi berani yang ada di
dunia ini, mestinya kodratnya RAH kehilangan jumlah kodrat yang ada di
seluruhnya dunia. Pendek kata, RAH itu sendiri tak mempunyai kodrat
lagi, RAH sendiri sudah bertukar menjadi kodrat Alam, Natural Force,
yang berupa panas, cahaya, listrik dll. Yang semuanya terkandung dalam
benda di seluruh alam kita.

Ketika semua benda di alam ini : bumi, matahari, bintang, tumbuhan,
hewan dan manusia – mestinya menurut Undang Ketetapan Jumlahnya Benda,
datangnya dari benda juga. Cuma rupanya benda-asal itu berlainan dari
benda-jadi ini. Bagaimana satu bentuk benda menjelma menjadi bentuk
yang lain, berlaku menurut Undang Perpaduan seperti sudah ditetapkan
oleh Dalton. Tegasnya benda-asal mesti ada lebih dahulu, baru benda
yang ada di dunia sekarang bisa pula ada.
Benda asal itu menurut Kant adalah benda-lebur (molten-mass). Dari
benda-lebur itu berjalan sepanjang Undang Perpaduan dan Perpisahan
(Dalton dll). Sesudah juta-jutaan tahun kita sampai kepada beberapa
cenkiemige cellen, yakni beberapa biji-asli yang bertunas satu.
Beberapa biji-asli yang bertunas satu ini sesudah jutaan tahun pula,
berhubung dengan perubahan iklim dsb. sepanjang Undang Pertumbuhan
(Darwin) kita akhirnya sampai ke alam kita sekarang.

Sebagai kebulatan pemeriksaan kita sampai sekarang kita bisa tetapkan,
bahwa penimbulan dunia benda dan kodratnya itu oleh Rohani atau Firman
dalam sekejap mata saja adalah berlawanan sekali dengan segala undang
yang dipakai dalam ilmu pasti.

Marilah sebentar mengendalikan, bahwa Rohani itu terdiri dari Zat.
Inipun ada mengandung perbantahan diri sendiri. Bukankah Rohani itu
dianggap suci, tidak kotor seperti zat. Terkuasa, artinya tidak takluk
kepada undang dan sifat yang mengenai zat, Rohani tak bisa berubah,
tumbuh atau susut, sakit atau senang, hidup atau mati, bersih ataupun
kotor. MAHA DEWA RAH, ialah terkuasa, tersempurna, tersuci, tak bisa
dikenal oleh undang yang mengenai zat. Kalau DIA masih bisa dikenal
oleh undang yang mengenai zat, bukanlah ia RAH lagi, bukanlah ia
tekuasa lagi, bukanlah pula DIA maha sempurna dan maha suci lagi !

Belumlah lagi habis saya tuliskan yang diatas ini, maka menjelmalah di
depan saya rohnya para pemikir Egypte. Mereka dengan kawannya para
ahli kegaiban yang ada di sekitar kita sekarang membantah dengan
keras. Dewa RAH menimbulkan zat dengan segala undang yang dipakai
dalam ilmu PASTI sekarang supaya sesudah ditimbulkan itu, alam bisa
bekerja sendiri menurut undangnya sendiri. Buat menyelidiki yang di
belakang ini saya tiada perlu memakai cara membantah dengan
mengandaikan seperti di atas tadi, yang dalam Ilmu Logika dinamai cara
reductio ad absurdum. Menurut cara itu tadi rohani itu sebentar
diandaikan zat. Sekarang boleh saya pakai cara yang lazim dipakai oleh
orang desa ialah menghitung dengan memakai jari.

Kini persoalan bukanlah lagi mana yang bermula Zat ataukah Roh,
melainkan siapa yang terkuasa Dewa RAH ataukah ALAM? Tiga jawab yang
mungkin, dan tiga jari pula yang perlu dipakai.

   1. Dewa Rah lebih kuasa dari Alam dan Undangnya.
   2. Dewa Rah sama kuasa dengan Alam dan Undang Alam.
   3. Dewa Rah kurang kuasa dari Alam dan Undang Alam. 

 

Balik kita kejari ke 1, yakni pada telunjuk yang mengatakan bahwa Dewa
Rah lebih kuasa dari Alam dan Undangnya!

Menurut Ilmu Bintang zaman sekarang, maka jutaan Bintang dan Bumi
beredar menurut Undang yang pasti, ialah undangnya Newton. Undang itu
diakui syah, dipelajari di sekolah, dan dipakai oleh Ahli Bintang buat
menghitung hal yang berkenaan dengan bumi dan bintang. Undang Newton
tetap diakui syahnya, walaupun Einstein dalam beberapa perhitungan
bisa mendapatkan hasil yang lebih jitu. Kalau undang alam yang
dilukiskan oleh Newton itu jatuh, ataupun satu menit saja berhenti,
maka kacau balaulah jutaan bumi dan bintang tadi. Tetapi selama Ilmu
Pasti lahir dan ahli-ilmu-pasti memperhatikan jalannya Bumi dan
Bintang ini, belumlah satu saat juga undang gerakan bintang itu dapat
perkosaan. Belum pernah Maha Dewa RAH – yang mestinya masih ada
menahan matahari naik, atau mencegah matahari turun Pasti Rah tak akan
bisa.

Peralaman (Experimenten) yang dijalankan dalam Laboratorium pada 5
benua di muka bumi ini belum pernah memungkiri Undang yang dikenal,
dalam Ilmu Kodrat (Mekanika) Ilmu Alam, Ilmu Pisah dll. Undang alam
itu terus jalan dengan tetap pasti, tak perduli, di waktu mana ataupun
tempat mana juga. Dimana saja, bila saja undang itu dilaksanakan, dia
berjalan tetap terang. Seperti pepatah Indonesia: Terang, bersuluh
bulan dan matahari, bergelanggang di mata orang banyak. Pasti pula
Maha Dewa Rah tak akan bisa merubah jalannya undang itu, pasti tak bisa.

Seorang pemikir nakal pernah berkata: yang kuat di alam ini
mengalahkan yang lemah. Undang Alam ini sudah termasuk ke dalam common
sense. "Ini semut'',katanya pula, "ini jari saya, lebih kuat dari
semut itu'', katanya terus. "Kalau ada Kodrat, yang bisa mencegah Alam
menjalankan Undangnya, tolonglah semut ini'', katanya yang
penghabisan. Pada saat itu juga ditekankannya jari pada semut yang
lemah tadi. Semut tadi pasti mati. Quot erat demonstandum. Demikianlah
dibuktikan kebatalannya andaian ke 1 tadi.

2. pada jari tengah Dewa Rah sama kuasa dengan alam dan undang alam.

Kalau begitu apa gunanya menyembah Dewa Rah? Dewa Rah tidak diketahui
jalannya. DIA adalah satu kegaiban yang maha besar. Sedangkan alam
bukanlah semuanya gaib, sudah banyak diketahui undangnya, jalannya.
Boleh dilihat akibatnya dan disimpulkan segala buktinya. Ditunjukkan
kebenarannya dengan tak pernah mungkir. Boleh dipakai undangnya itu
buah keselamatan dan kesenangan didup. Jadi lebih baik sembah junjung
dan puja alam saja, barang yang nyata itu. Seandainya Maha Dewa RAH
tak menyetujui hal ini, maka dia boleh parani alam dan kalau perlu
berjuang, mengukur kekuatan dengan alam. Karena kekuatan RAH dan Alam
itu seperti sudah kita andaikan tadi sama, maka kita makhluk yang hina
ini boleh menjadi penonton saja. Kita tak perlu takut. Dewa Rah tak
akan bisa berhenti memarani kita penonton. Karena DIA tak bisa lepas
dari gelutan, sepak-terjang, terlak serta kuntauannya alam yang
sama-kuat dengan Dewa Rah itu.

3. Pada jari manis : Dewa Rah kurang kuasa dari alam dan Undangnya.

Seandainya kemungkinan ini benar, maka kita ingat pada nasibnya Dr.
Frankenstein. Dia, seperti kita tahu, membikin seorang raksasa. Dia
menghidupkan kembali dengan jalan Ilmu Listrik satu mayat. Tetapi
otaknya mayat itu, ialah otaknya seorang bangsat. Raksasa yang
dihidupkan ini menjadi musuh mati-matian Dr. Frankenstein. Sang dokter
terpaksa lari bersembunyi saja, tak sanggup menentang buatannya
sendiri. Kasihan pula kita kalau Dewa Rah membikin Alam yang lebih
berkuasa dari pembikin, ialah Rah sendiri, sampai terpaksa lari
bersembunyi.

Dr. Frakenstein bisa mencari tempat bersembunyi. Tetapi kemanakah Dewa
Rah akan bersembunyi? Bukankah semua yang ada ialah alam yang takluk
pada undangnya alam? Demikianlah menurut kemungkinan yang terakhir ini
Maha Dewa Rah mestinya takluk pada Alam. Sebagai bukti, ialah dimana
saja dan pada waktu mana saja undangnya alam tak pernah dan tak bisa
dapat bantahan.

Demikianlah kalau kita pakai pikiran yang jernih, hati berani dan
jujur, memikirkan, bahwa zat berasal pada Rohani, kita mesti tersesat.
Kita mesti akui, bahwa hakekat yang semacam itu bertentangan dengan akal.

Gauthama Budha yang saya anggap ahli filsafat MISTIKA yang terbesar,
semenjak dunia ini diketahui, ahli filsafat yang lebih besar
pengaruhnya dari ahli filsafat Barat, dari Plato sampai Hegel, lebih
besar dari pada pengakuan Barat sendiri. Gauthama Budha yang sudah
mengakui, bahwa Rohaninya sudah bersatu padu dengan Roh Alam, sudah
sampai ke Nirwana jika disesakkan oleh muridnya dengan pertanyaan:
apakah Roh Alam (Rohani) itu sama dengan Jiwa (manusia?), terpaksa
menjawab: "Pertanyaan itu salah''.

Artinya hal semacam itu jangan ditanyakan. Artinya Budha sendiri tak
bisa menjawab. Tiada pula kita heran kalau ahli MISTIKA zaman
sekarang, yang sebesar kaliber Mahatma Gandhi, kalau ditanyakan apakah
ahimsa itu, maka Sang Mahatma memakai cara menjawab yang oleh Ahli
Logika Yunani dinamai circulo in finiendo, ialah berputar-putar tak
habis-habisnya, seperti menghesta kain sarung.

Seperti Asia di jaman sekarang, demikianlah Eropa di jaman tengah
(tahun 478-1492) tak bisa bercerai dengan persoalan creation, yakni
timbulnya dunia yang tak bisa dipisahkan pula dengan Deisme, ialah
kerohanian. Pada zaman inilah scholastisme bersimaharajalela.

Tetapi pada masa dan sesudahnya Revolusi Perancis (1789), maka
filsafat itu tiada lagi dimulai dan diakhiri dengan persoalan
timbulnya dunia dan ke-Tuhanan.


------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke