Layanan www.pkpi.co.cc : Politik BBM [Tajuk Rencana, Suara Pembaruan 16Jan09] Hakikat politik adalah ikhtiar untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. Dalam persepsi positif, kekuasaan tersebut dimaknai sebagai mandat dari rakyat untuk mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara agar menjadi lebih baik di segala bidang. Oleh karena itu, selalu ada satu kekuatan politik yang menjadi penguasa, kekuatan politik lain sebagai penyokong, dan yang lain lagi menjadi kekuatan penyeimbang atau oposisi. Dalam kaitan inilah, posisi sebagai pemegang tampuk pemerintahan sangat menguntungkan untuk melanggengkan dominasi politik. Sebagai pemerintah tak bisa dimungkiri sangat leluasa mengelola berbagai kebijakan yang menguntungkan kepentingan politiknya, tentu saja dengan selubung demi kepentingan rakyat banyak. Berbagai momentum bisa dimanfaatkan untuk diboncengi kepentingan politik. Demikian pula dalam penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir-akhir ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, dalam suatu kesempatan mengungkapkan, dalam sejarah Indonesia baru Desember tahun lalu, pemerintah menurunkan harga BBM. Selebihnya, hanya kenaikan harga. Penurunan harga BBM sebanyak tiga kali, di satu sisi memang melegakan masyarakat. Namun, di sisi lain, hal itu tak bisa dilepaskan dari langkah politik yang dilakukan penguasa saat ini. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dikemukakan, terkait dengan aroma politik di balik kebijakan tersebut. Pertama, sebelumnya kenaikan harga BBM diumumkan secara resmi oleh menteri. Namun, saat menurunkan harga BBM pada 1 dan 15 Desember 2008, serta 15 Januari lalu, Presiden SBY "merasa perlu" untuk mengumumkannya langsung. Publik pun bertanya-tanya, apa beda bobot kebijakan menaikkan dan menurunkan harga BBM? Bukankah idealnya Presiden yang mengumumkan saat kenaikan harga BBM, mengingat kebijakan itu pahit bagi rakyat? Tak bisa dielakkan, sikap Presiden itu langsung dikaitkan dengan upaya membangun citra positif pemerintah menjelang pemilu. Kedua, jika kita membandingkan dengan negara lain, Indonesia termasuk terlambat menurunkan harga BBM. Amerika Serikat dan Malaysia, misalnya, sejak memasuki kuartal terakhir 2008 sudah menurunkan harga BBM, seiring dengan terus anjloknya harga minyak mentah. Sekali lagi, pengambilan keputusan yang justru mendekati saat pemilu tak bisa dilepaskan dari kepentingan politik SBY. Apalagi, mulai muncul di layar televisi, iklan ucapan terima dari Partai Demokrat kepada Presiden SBY, karena untuk pertama kalinya menurunkan harga BBM. Jelas sekali, langkah pemerintah menurunkan harga BBM sangat dimanfaatkan oleh partai pendukung utama SBY tersebut, sebagai kampanye politik. Ketiga, kalau ditilik secara substansial, keputusan menurunkan harga BBM dengan cara dicicil, ternyata tidak memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Pemerintah seharusnya mampu berhitung bahwa terbuka cukup ruang untuk menurunkan harga BBM sekaligus dengan besaran penurunan yang signifikan. Bila hal ini dilakukan, tentu dampak yang ditimbulkan di masyarakat akan jauh lebih positif. Kita lantas bertanya-tanya dan berspekulasi, bahwa pemerintah (SBY) bakal menurunkan lagi harga BBM, mengingat harga keekonomian premium, saat ini, masih di bawah harga yang ditetapkan pemerintah Rp 4.500 per liter. Jika itu dilakukan lagi, semakin jelas bahwa pemerintah saat ini tengah menjalankan politik BBM. Pandji R. Hadinoto, PKPI
[Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/