Refleksi : Hatta bingung karena harga cabe naik berbeda dengan kebingunggan 
rakyat lapisan masyarakat bawah terhadap kenaikan harga bahan pokok, sebab 
kebingungan rakyat ialah dari mana dapat uang tambahan untuk membeli bahanan 
makanan yang harganya tetap menjulang ke angkasa biru. Alternatif untuk 
mengatasi ialah ikat pinggang dikecangkan.  

Tetapi,  bagi Hatta & Co, kaum kalangan berkuasa dan elit bangsawan 
neo-Mojopahit masalah kenaikan harga bahan pokok tidak akan mengganggu anggaran 
belanja rumah tangga mereka, semua bisa dibeli, karena dompet mereka bukan 
jenis kurus kering. 

http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=18730

      Selasa, 13 Juli 2010 
     
      EKONOMI 
     
     
     
Harga Bahan Pokok Naik Tak Terkendali 



      JAKARTA (LampostOnline): Harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah 
daerah merangkak naik. Sangat tak terkendali. Kenaikannya bahkan mencapai lebih 
dari 100 persen. 

      Penyebabnya pasokan yang minim akibat hujan, gagal panen, dan bencana 
alam di berbagai daerah.

      Kenaikan harga di sejumlah pasar di Jakarta, misalnya sudah terjadi sejak 
sebulan terakhir. Pantauan tim Liputan 6 SCTV, Selasa (13-7), harga cabai merah 
naik dari Rp30 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram. Bawang merah naik Rp6.000 
menjadi Rp18 ribu. Sayur-mayur bahkan naik 100 persen dari rata-rata Rp500 per 
ikat menjadi seribu rupiah.

      Perubahan harga terjadi pula di Majene, Sulawesi Barat. Penyebabnya 
banjir yang terjadi sejak Senin kemarin. Selain banjir, terbatasnya persediaan 
barang juga menjadi penyebab.

      Harga cabai besar, tomat, bawang merah, dan sayur mayur naik 30 persen 
sampai 100 persen. Harga bawang merah menembus Rp20 ribu per kilogram dari 
harga semula Rp8 ribu. Cabai merah besar naik Rp14 ribu menjadi Rp24 ribu. 
Harga beras dan gula pasir bahkan naik hingga 40 persen.

      Sementara di Jayapura, Papua, harga bumbu dapur melonjak sejak sepekan 
terakhir. 

      Di pasar tradisional Yotefa, Abepura, harga cabai rawit melambung hingga 
Rp 65 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 30 ribu. Demikian pula harga cabai 
besar melonjak dua kali lipat menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Menurut 
pedagang, naiknya harga karena minimnya pasokan dari petani kepada penjual. Ini 
akibat gagal panen karena hujan terus.L6/YNI/L-1
     



++++
http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=18739

      Rabu, 14 Juli 2010 
     
      EKONOMI 
     
     
     
Hatta Bingung Harga Cabai Bisa Dongkrak Inflasi 



      JAKARTA (LampostOnline): Menko Perekonomian Hatta Rajasa merasa bingung 
kenapa harga cabai merah bisa mendongkrak nilai inflasi cukup besar di bulan 
Juni. Namun dirinya memaklumi musim hujan terus menerus membuat produksi cabai 
merosot sehingga harga naik.

      "Kalau mau melihat kumulatif dari inflasi 0,97% itu, cabai merah dan 
keriting punya kontribusi cukup besar. Saya juga bingung kok cabai memiliki 
share yang besar," ujarnya saat ditemui di Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, 
Jakarta, Rabu (14/7/2010).

      Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Juni paling besar 
didorong oleh cabai merah dengan kenaikan harganya yang mencapai 45,7%. 
Kenaikan harga cabai merah memiliki ini memiliki andil 0,26% terhadap inflasi 
Juni.

      Hatta menilai tanpa ada dorongan dari harga cabai ini maka dipastikan 
inflasi Indonesia akan rendah. Namun, dirinya memaklumi kenaikan harga cabai 
tersebut pada musim hujan.

      "Cabai ini kan memang selalu fluktuatif, kalau hujan biasanya dia akan 
naik. Kebetulan harusnya bulan ini bulan yang cukup panas, tapi ternyata hujan. 
Jadi harganya meningkat tajam," ujarnya.

      Hatta memastikan agar inflasi ini bisa terjaga sehingga tidak melampau 
target yang ditentukan dalam APBN-P 2010 sebesar 5,3%. Begitu juga dengan 
target pertumbuhan ekonomi yang diprediksi melebihi taget sebesar 5,8%.

      "Kuartal dua diperkirakan 6%. Jadi kalau kita bikin target 5,8% Insya 
Allah tercapai. Bahkan beberapa pengamat bicara kita akan tumbuh pada 6%. Tapi 
pemerintah tetap saja dulu lah. Sudah diputuskan 5,8%. Kalau lebih tinggi dari 
itu, itu bonus buat kita," tukasnya. (DTC/L-2)
     



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke