Refleksi : Siapa bilang Dewan Penipu Rakyat [DPR] tidak bekerja?  Lihat mereka 
sedang sibuk santai untuk mendevaluasi rupiah. Untuk sidang umum tentang 
devaluasi etc yang akan datang sudah tak perlu semua hadir untuk sendiwara 
debat omong kosong, biar saja yang tahu atur,  lantas palu diketuk, selesailah 
Rp 100.000,-- menjadi RP 100,-- atau Rp 10,-- Dengan begitu tidak akan terjadi 
gejolak-gejalik gelombang pasang pusut di masyarakat. Hehehehe

http://us.detikfinance.com/read/2010/08/02/100240/1411525/5/dpr-redenominasi-rupiah-jangan-sampai-timbulkan-gejolak?f9911013

Senin, 02/08/2010 10:02 WIB

DPR: Redenominasi Rupiah Jangan Sampai Timbulkan Gejolak
Herdaru Purnomo - detikFinance 



Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengimbau wacana redenominasi jangan 
sampai menimbulkan gejolak stabilitas ekonomi. Kesiapan masyarakat menjadi poin 
penting bagi bank sentral sebelum menyampaikan kepada pemerintah dan presiden.

"Redenominasi sebetulnya sangat baik, tetapi harus dipahami jika kesiapan 
masyarakat menjadi hal penting yang harus diperhatikan," ujar Wakil Ketua 
Komisi XI DPR-RI, Akhsanul Qasasi ketika berbincang dengan detikFinance di 
Jakarta, Senin (2/8/2010).

Akhsanul mengatakan sebelum disampaikan kepada pemerintah mengenai 
redenominasi, Bank Indonesia harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada 
masyarakat. Misalnya melalui seminar, road show ke kampus-kampus, sosialisasi 
dan pemberitahuan terlebih dahulu.

"BI jangan gegabah tiba-tiba langsung disampaikan kepada pemerintah. Masyarakat 
harus dimintai pendapatnya terlebih dahulu," katanya.

BI juga diminta Kesiapan masyarakat juga diperlukan karena tanpa kesiapan 
masyarakat maka bisa-bisa terjadi gejolak ekonomi dimana terjadi kepanikan di 
masyarakat. 

"Hal tersebut berbahaya, karena masyarakat tidak mengerti dan jangan sampai 
disalahartikan seperti sanering," tambahnya.

Politisi dari Partai Demokrat ini menambahkan, BI diminta untuk melakukan 
kajian intensif dampak redenominasi pada stabilitas ekonomi. Hal ini 
dikarenakan apapun yang berhubungan dengan uang termasuk nilai serta fungsinya 
sangat sensitif. Oleh karena itu menurutnya masalah redenominasi jangan terlalu 
terburu-buru. 

"Tiba-tiba disampaikan kepada pemerintah tahun ini juga, redenominasi tidak 
boleh terburu-buru  Waktu Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BI-pun tidak ada 
wacana redenominasi yang disampaikan ke DPR," tegasnya.

Wacana redenominasi atau penurunan nominal rupiah tanpa mengurangi nilai 
sebelumnya dilontarkan pjs Gubernur BI Darmin Nasution. 

Bank sentral merasa perlu melakukan redenominasi karena seperti kita ketahui 
uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut 
mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang 
Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara 
Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu 
lembar mata uang.

"Redenominasi itu prosesnya akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan 
presiden dan harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru kita 
sosialisasikan," ujar Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution di 
Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Sabtu (31/07/2010).

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke