Syukurlah gayung bersambut dalam takaran porsi & proporsi yang pas. Kepengurusan RT-RW memang merupakan satuan terkecil dari bangun masyarakat / bangsa. Tanpa mereka, simpul formal demokrasi yang bernama pemilihan umum bakal sulit terlaksana. Tanpa mereka, program-program pemerintah semisal penghijauan di perkampungan kota atau keluarga berencana di pedesaan tak mungkin berjalan. Singkat kata, RT-RW adalah ujung tombak pelaksanaan seluruh program pemerintah (top-down).
Sebaliknya, aspirasi masyarakat (bottom-up) hanya tersalur melalui pemilihan umum. Dalam konsep perwakilan maksudnya cukup praktis, memberi mandat kepada 'ahlinya' (orang-orang partai). Dengan tujuan, para wakil itulah yang memperjuangkan suara masyarakat di tingkat negara. Dengan kata lain, rusaknya dayaguna aparatur negara terjadi karena aparat negara hanya menjadi perpanjangan-tangan pemerintah; komunikasi dalam bangun masyarakat kita hanya berlangsung satu arah, dari atas ke bawah. Realita klasik tentang mampetnya saluran dari bawah ke atas ini sudah cukup tepat dibidik Budiman - keterlaluan kalau bidikannya meleset, wong ini masalah klasik.. Persoalannya, Budiman Sudjatmiko yang mantan ketua umum sebuah partai dan sekarang tercatat sebagai anggota DPR-RI dari partai yang lain (artinya masih orang partai), coba mendobrak kemampetan ini dengan membangun jaringan informasi di tingkat pedesaan. Gagasan itu samasekali tidak salah, apalagi dia memilih jaringan yang berbasis sibernetik. Lebih-lebih kalau jaringan siber itu dibangun mulai dari RT-RW sebagaimana pernah digagas Ono Purbo dalam kasus lain. Namun, yang pasti, perbaikan dayaguna aparatur negara akan jauh lebih efektif apabila kontrol terhadap jajaran aparat negara berjalan dengan semestinya. Dengan menyuarakan aspirasi masyarakat. Dan ini, menurut sistem ketatanegaraan kita, adalah tugas dari dewan perwakilan rakyat alias orang-orang partai. Jadi, upaya membenahi dayaguna aparatur akan semakin benar jika partai dan orang-orangnya menjalankan peran & fungsinya dengan benar. Bukankah Budiman Sudjatmiko masih orang partai? Atau, dia memang mengalami kesulitan dalam menggalang partai-partai (terutama partainya sendiri) untuk menjalankan peran & fungsinya dengan benar? --- tjuk kasturi sukiadi <kasturi_suki...@...> wrote: > Saya setuju dengan wanti-wanti dari Kawan Ajeg. Terus terang saya masih > berhubungan erat dengan desa. Simplifikasi gagasan Budiman Sudjatmiko > yang mengambil thesis : REFORMASI BIROKRASI DARI DESA!" menunjukkan > bahwa tokoh muda yang menjadi yang 10 tahun ini menjadi BIDUANDA di > Puri KEBAGUSAN (Tengku Umar) ini perlu lebih banyak terjun ke desa. > Desa di zaman ini penduduknya sudah ketularan individualismenya Jakarta. > Lebih parah lagi karena telah dirusak oleh POLITIK UANG. Mulai dari > PILKADES, PEMILU KADA (Tingkat Bupati dan Gubernur), PEMILU ( > legislatip) dan PILPRES. Kepala desa yang dahulu adalah TETUA MASYARAKAT > sudah sejak ORDE BARU telah berubah menjadi PEJABAT PEMERINTAH. Pakai > pakaian dinas lengkap dengan insigne jabatan ! Kepala Desa hanya ke > kantor desa untuk tanda tangan surat-surat! Bagaimana dengan sikap > penduduk. Sangat permisip dan cuek. Semangat Jakarte yang terkenal > dengan "EGP" ( Emangnye Gue Pikirin) sudah menjadi sikap hidup di desa. > Pokoknya gue nggak dirugikan buat apa mikir yang lain. Kondisi di kota > lebih parah lagi karena LURAH sepenuhnya adalah PEJABAT PEMERINTAH ( > SETINGKAT DIBAWAH CAMAT) . Pak Lurah bukan lagi orang atau penduduk > kelurahan setempat. Lalu bagaimana ada terkaitan batin antara Pak Lurah > dengan wilayah kelurahan dan penduduknya. Di kota sepenuhnya > pemerinthyan republik ini tergantung kepada kinerja para Ketua RT dan > RW. Tenaga relawan yang tak bergaji inilah sebenarnya tulang punggung > penyelenggaraan negeri ini. Wassalam Tjuk KS > > --- ajeg <ajegil...@...> menulis: > > > Kalau rusaknya birokrasi dinyatakan sebagai masalah keorganisasian, > > sebaiknya Budiman agak berhati-hati dengan gagasan sibernetika di > > pedesaan ini. Kalau kurang awas, bisa-bisa proyek ini jatuh sebagai > > unsur formal belaka. Hanya menjadi perangkat sistem, dan bukan tujuan > > reformasi birokrasi. > > > > Karena disadari bahwa kerusakan birokrasi terletak pada > > pengorganisasian tatanegara, harusnya problem keorganisasianlah yang > > dibidik. Tak terkecuali tata-kelola organisasi partai-partai sebagai > > unsur yang berkepentingan langsung terhadap kinerja birokrasi. Yaitu, > > kepentingan mendukung bagi partai berkuasa, dan kepentingan mengontrol > > bagi partai non pemerintah. > > > > Selama visi-misi partai adalah 'bersatu mengalahkan rakyat', maka > > sampai kapanpun reformasi birokrasi hanya menjadi obyekan. Begitu pula > > "proyek sibernetika" di tingkat birokrasi desa ini, bisa tergelincir > > menjadi sekedar komputerisasi kantor desa. > > > > --- > > > > > Reformasi Birokrasi dari Desa > > > Sabtu, 14 Agustus 2010 | > > > 03:38 WIB > > > > > > Oleh Budiman Sudjatmiko > > > > > > Pada suatu rapat dengar pendapat antara Menteri Pendayagunaan > > > Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan Komisi II DPR, > > > dimunculkan gagasan mengenai reformasi birokrasi yang menargetkan > > > Indonesia memiliki kualitas birokrasi kelas dunia. (...) > > > > http://cetak.kompas.com/read/2010/08/14/03383427/reformasi.birokrasi.dari.desa ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/