Refleksi : Kemarin dulu diplomat Arab Saudia  minta suaka politik di USA. 
Sekarang diplomat Iran minta suaka di Finlandia. Apa latar belakang para  
diplomat negeri-negeri Islamiah minggat dari tugas mereka?

http://www.antaranews.com/berita/1284405660/diplomat-iran-minta-suaka-di-finlandia

Diplomat Iran Minta Suaka di Finlandia
Selasa, 14 September 2010 02:21 WIB | Mancanegara | Asia/Pasifik | 
Helsinki (ANTARA News/AFP) - Seorang diplomat senior Iran menyatakan, Senin, ia 
meminta suaka politik di Finlandia setelah mengumumkan pada akhir pekan bahwa 
ia mengundurkan diri dari kedutaan besar di Helsinki untuk bergabung dengan 
oposisi Iran.

"Saya tidak akan kembali ke Iran karena saya bisa menghadapi hukuman mati. Saya 
akan tinggal di luar negeri sebagai aktivis politik," kata Hossein Alizadeh, 
Deputi Kepala Misi di Kedutaan Besar Iran di Finlandia, kepada wartawan pada 
jumpa pers di Helsinki.

"Saya akan meminta suaka politik kepada pemerintah Finlandia," tambahnya.

Alizadeh (45) mengundurkan diri pekan lalu dan menyatakan, ia telah menerima 
"ancaman-ancaman tidak resmi" melalui email.

Kedutaan Besar Iran di Helsinki tidak mau berkomentar mengenai permohonan suaka 
Alizadeh.

Ia adalah diplomat kedua Iran yang mengundurkan diri di negara kawasan Nordik 
setelah Mohamed Reza Heydari, yang meninggalkan Kedutaan Besar Iran di Oslo 
pada Januari lalu.

Alizadeh mengecam Presiden Iran Mahmoud Ahmedinejad dengan mengatakan, ia 
bukanlah diplomat pertama atau terakhir yang mengundurkan diri untuk memprotes 
pemilihan umum "curang" dan penumpasan terhadap pemrotes yang dilakukan 
kemudian di negara itu.

Alizadeh menyatakan "seluruh rejim (Iran) telah kehilangan legitimasinya", dan 
ia meninggalkan pekerjaannya untuk bergabung dengan Gerakan Hijau, sebuah 
koalisi pendukung oposisi yang menuntut pemilihan umum baru sejak Ahmedinejad 
terpilih lagi sebagai presiden dalam pemilihan umum pada Juni 2009 yang dituduh 
sebagai curang.

Iran dilanda pergolakan besar setelah pemilihan umum tahun lalu yang 
disengketakan.

Ratusan reformis ditahan dan diadili dalam penumpasan terhadap oposisi 
pro-reformasi setelah pemilihan umum presiden 12 Juni 2009 yang dipersoalkan, 
yang disusul dengan kerusuhan terbesar dalam kurun waktu 31 tahun.

Dua calon presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, mantan 
ketua parlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itu 
dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Meski ada larangan protes dan penindakan tegas dilakukan oleh aparat keamanan, 
para pendukung oposisi berulang kali memanfaatkan acara-acara umum untuk turun 
ke jalan.

Delapan orang tewas dan ratusan pendukung oposisi ditangkap dalam demonstrasi 
paling akhir pada 27 Desember, ketika ribuan pendukung oposisi melakukan pawai 
semacam itu.

Sejumlah reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yang ditangkap 
setelah pemilu Juni itu dikabarkan masih berada di dalam penjara dan beberapa 
telah disidangkan atas tuduhan mengobarkan kerusuhan di jalan. Oposisi mengecam 
persidangan itu.

Termasuk yang diadili adalah pegawai-pegawai kedutaan besar Inggris dan 
Perancis serta seorang wanita Perancis yang menjadi asisten dosen universitas.

Sejauh ini sudah sejumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang 
divonis hukuman penjara hingga 15 tahun.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes pasca pemilu itu 
dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa 
pemilihan itu sah, meski dipersoalkan sejumlah pihak.

Kubu garis keras di Iran menuduh para pendukung oposisi, yang turun ke 
jalan-jalan untuk memprotes pemilihan kembali Ahmadinejad sebagai presiden, 
didukung dan diarahkan oleh kekuatan-kekuatan Barat, khususnya AS dan Inggris.

Para pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang meningkat atas kerusuhan itu, 
yang telah mengguncang pilar-pilar pemerintahan Islam dan meningkatkan 
kekhawatiran mengenai masa depan negara muslim Syiah itu, produsen minyak 
terbesar keempat dunia.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang telah membawa Iran ke arah benturan dengan 
Barat selama masa empat tahun pertama kekuasaannya dengan slogan-slogan 
anti-Israel dan sikap pembangkangan menyangkut program nuklir negaranya, 
dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 63 persen suara dalam pemilihan 
tersebut.

Para pemimpin Iran mengecam "campur tangan" negara-negara Barat, khususnya AS 
serta Inggris, dan menuduh media asing, yang sudah menghadapi pembatasan ketat 
atas pekerjaan mereka, telah mengobarkan kerusuhan di Iran.

Sejumlah pejabat Iran mengatakan bahwa 36 orang tewas selama kerusuhan itu, 
namun sumber-sumber oposisi menyebutkan jumlah kematian 72. Delapan orang lagi 
tewas selama protes anti-pemerintah pada 27 Desember, menurut data resmi. 
(M014/K004)





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to