http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2007/04/19/brk,20070419-98317,id\
.html
<http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2007/04/19/brk,20070419-98317,i\
d.html>
Tulang pun Bisa Menghasilkan Sperma
Kamis, 19 April 2007 | 09:27 WIB

TEMPO Interaktif, London:
Peneliti dari Jerman telah menciptakan cikal bakal sel sperma buatan.
Profesor Karim Nayernia dan timnya dari Universitas Göttingen And
Münster dan Sekolah Kedokteran Hannover di Jerman, berhasil membuat
sel germ-cikal bakal sperma, dari sel stem di sumsum tulang lelaki.

Nayernia dan timnya mengambil sampel sel sumsum tulang dari sukarelawan
pria. Mereka lantas mengisolasi stem sel mesensimal, salah satu tipe sel
stem di dalam sumsum.

Teori dasarnya adalah begini: sel stem adalah sel induk yang mampu
memperbaharui diri dan menciptakan jaringan beragam di dalam tubuh.
Nayernia berhasil "membujuk" sel itu untuk menghasilkan sel germ, yang
normalnya lahir dan bertumbuh di testis pria dan merupakan rantai awal
terciptanya sperma (spermatozoa).

Bujukan Nayernia yang kini bekerja di Institut Stem Sel North-east
England di Newcastle itu rupanya berhasil dan menghasilkan sel germ.
Inilah kali pertama sel reproduksi manusia dibuat secara artifisial
melalui cara tersebut.

Nayernia berharap penemuan yang telah dipaparkan pada Konferensi
Fertilitas Internasional dan dipublikasikan di jurnal Gamete Biology
jumat pekan itu, suatu hari bisa memecahkan persoalan kemandulan lelaki
muda yang disebabkan kemoterapi.

Profesor Nayernia mengatakan target mereka selanjutnya adalah mencoba
membuat sel germ itu bertumbuh menjadi sel sperma dewasa di
laboratorium: yakni sel yang sungguh-sungguh bisa membuahi. "Ini
membutuhkan tiga sampai lima tahun eksperimen lagi," katanya.

Sel stem yang disebut pula sel induk dapat hidup lebih lama, malah ada
yang bisa abadi dalam kondisi khusus di laboratorium. Bila ilmuwan dapat
membuat sperma dari sumsum tulang lelaki, maka ada kemungkinan lelaki
mandul memiliki anak lewat teknik bayi tabung.

Bagaimana dengan sumsum tulang perempuan? Nayernia mengatakan bila pada
lelaki teknik itu berhasil, maka bukan tak mungkin perempuan pun bisa
membuat spermanya sendiri dan menghasilkan anak tanpa bantuan lelaki.

"Secara teoritis itu mungkin dan etis karena aman-aman saja," kata
Profesor Nayernia. Masalahnya, kata dia, adalah apakah sel sperma dari
perempuan itu berfungsi atau tidak.

Lagipula Nayernia memprediksi sel sperma dari perempuan hanya akan bisa
menghasilkan bayi perempuan karena mereka tak mengandung kromosom Y,
seperti yang dikandung dalam sperma lelaki. Namun saat ini mereka belum
memusatkan perhatiannya pada sperma perempuan karena itu akan
membutuhkan persetujuan tersendiri dari Otoritas Fertilisasi Manusia dan
Embriologi.

Pembuatan sel sperma dari sumsum lelaki pun sudah terganjal
Undang-Undang pemerintah Inggris yang melarang penggunaan sperma atau
sel telur buatan pada proses reproduksi.

Di sisi lain ada pula komentar miring. Profesor Harry Moore dari Pusat
Sel Stem Biologi di Universitas Sheffield mengatakan temuan itu memang
menarik. "Tapi kita mesti hati-hati menginterpretasikannya," katanya.

Dia menyatakan perubahan sel pembentuk otot menjadi sel prareproduksi
dikenal dengan istilah trans-diferensia. Tapi menurutnya, hampir semua
pengamatan soal trans-diferensia pada sel induk tak bisa dikonfirmasi
meski diteliti seteliti-telitinya.

Jadi hasil penelitian para pakar Jerman itu, kata Moore, bisa saja
menyesatkan. "Ini memang sebuah gerak cepat, tapi masih butuh tahunan
untuk menghasilkan obat bagi kemandulan dengan teknik semacam itu."

Profesor Moore juga memperingatkan bahwa memanipulasi sel stem untuk
menghasilkan sperma dapat menyebabkan perubahan genetik permanen pada
sperma. Alhasil, sel itu menjadi tak aman bila digunakan untuk menangani
masalah kesuburan.

Profesor Malcolm Alison dari Sekolah Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi
Queen Mary di London juga setali tiga uang. "Sel-sel ini belum tentu
bisa dibuat menjadi sperma yang berfungsi. Jadi kami belum tahu apakah
mereka bisa melewati "tes keasaman", yakni kemampuannya membuahi sel
telur sebagaimana sperma donor di program bayi tabung," katanya.

Kini Nayernia tengah mengusulkan penggunaan isi bank sumsum tulang yang
ada di Newcastle, Inggris. Mereka membutuhkan izin dari pendonor sumsum
di sana, agar bersedia menyumbangkannya untuk penelitian. Mereka juga
sedang mengupayakan restu dari komite etik dan rumah sakit.

Dr Allan Pacey, Sekretaris Masyarakat Fertilitas Inggris mengatakan
keberhasilan para ilmuwan tersebut akan berguna dalam memahami kondisi
biologis dalam proses pembuatan membuat sperma. "Kita bisa menelaah
mengapa sesuatu menjadi salah (menjadi mandul) dan membawa pendekatan
baru dalam menangani kemandulan lelaki," katanya.

Profesor Nayernia sendiri bukanlah kali pertama meneliti sel stem ini.
Pada Juli tahun lalu, dia telah mengumumkan di jurnal Developmental Cell
bahwa dia dan timnya telah membuat sel sperma dari sel stem embrio
tikus.

Sperma yang lahir dari proses itu lalu digunakan untuk membuahi sel
telur tikus betina. Hasilnya, telah lahir tujuh bayi tikus. Keberhasilan
inilah yang mendorong Nayernia mencoba meneliti pembuatan sel sperma
artifisial.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke