Refleksi : Rupanya bapak Hasyim Musadiini baru terbangun dari koma jadi tidak 
tahu apa yang terjadi disekitarnya selama ini. Konflik berlambang agama sudah 
berjalan puluhan tahun dan dibiarkan  terus berlangsung, apakah ini berarti 
bukan berwatak nan berakar di Indonesia? Contohnya ketika SBY cs mensponsor 
Laskar Jihad ke Sulawesi Tengah untuk membasmi kaum Nasrani yang berakibat 
puluhan ribu korban jiwa. Bukankahkah selama ini terjadi disana sini rumah 
ibadah Nasrani dan Ahmadiah dibakar dan harta milik umat mereka dijarah, selain 
para korban,  dari pihak mayoritas tidak ada protes dengan tegas. jelas dan 
keras menentang pelanggaran dan kejahatan berlambang agama yang berlangsung 
maupun yang akan dilakukan pada masa mendatang. Apakah gejala ini tidak 
menunjukkan watak yang berakar? 

http://www.antaranews.com/berita/1286803870/konflik-agama-bukan-watak-indonesia

Konflik Agama Bukan Watak Indonesia
Senin, 11 Oktober 2010 20:31 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | 

KH Hasyim Muzadi. (ANTARA)Jalarta (ANTARA News) - Konflik bernuansa agama 
bukanlah watak domestik bangsa Indonesia, melainkan akibat pengaruh konflik 
global antara Barat dan Timur setelah perang dingin, demikian Presiden World 
Conference on Religions for Peace (WCRP) KH Hasyim Muzadi dalam Konferensi 
Transformasi Asia Pasifik di Jakarta, Senin.

"Perang terhadap terorisme mengakibatkan tersebarnya teroris, antara lain ke 
Indonesia, dan melawan Barat dari Indonesia," kata Sekretaris Jenderal 
International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut.

Sedangkan berbagai konflik massal lainnya, lanjut Hasyim, terjadi karena sistem 
yang terlalu longgar, kepemimpinan yang lemah, serta terusiknya rasa keadilan 
dan keteladanan. 

"Di Indonesia sebelum reformasi tidak ada perang agama, yang ada adalah perang 
kemerdekaan," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Dia memaparkan, Islam masuk ke Indonesia tanpa perang dengan agama yang sudah 
ada terlebih dulu yakni Hindu, Buddha, dan agama lokal, melainkan melalui 
perdagangan serta akulturasi budaya.

Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan tanpa membongkar kerajaan-kerajaan, 
namun pengislaman personal dalam kekuasaan dengan menyantuni budaya lokal dan 
kearifan lokal Indonesia sepanjang tidak bertentangan dengan Islam.

"Sejarah ini membuahkan negara Pancasila sekalipun mayoritas Muslim, karena 
Pancasila telah memuat nilai seluruh agama," kata Hasyim.

Dia menyebut Indonesia bukan negara formal tapi juga bukan negara sekuler 
karena melindungi seluruh agama tanpa mencampuri urusan ajaran agama. 

"Juga tidak terjadi pemisahan agama dan negara karena akan merusak keduanya," 
kata pengasuh Pesantren Al Hikam di Malang dan Depok itu.

Hasyim mengajak masyarakat mewaspadai gerakan transnasional yang memaksakan 
masuknya sistem politik tertentu, termasuk yang berkarakter agama, ke negara 
lain.

"Hal ini tidak hanya melanda Islam, namun juga agama Kristen. Kita harus 
hati-hati," katanya.

Konferensi juga dihadiri para pemimpin Kristen berbagai negara, antara lain 
Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Amerika Serikat, Papua 
Nugini, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Thailand, dan Selandia Baru.(*)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke