refleksi: Tidak apa-apa kalau harga beras meroket, karena  rupiah menguat jadi 
dibilang bisa impor beras untuk menekan harga ke dasar laut.

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/harga-beras-makin-meroket/

Selasa, 12 Oktober 2010 14:04 
Harga Beras Makin Meroket
OLEH: SYAFNIJAL DATUK SINARO



Bandar Lampung - Lebaran sudah usai, bukan berarti harga sembako, terutama 
beras, kembali normal. Sebab, di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, 
harga bahan makanan pokok ini malah kian meroket. 

     

Bahkan, para pedagang memprediksi harga beras akan terus melonjak hingga panen 
Februari, jika beras impor tidak segera masuk. Berdasarkan pemantauan SH di 
sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Senin (11/10), harga beras terus 
melejit. Jika diban­dingkan dengan saat akan masuk puasa Ramadan, kenaikannya 
mencapai 20%. 


Harga beras asalannya, mi­salnya yang sebelumnya masih berkisar Rp 5.000/kg-Rp 
5.500/kg, kini yang paling murah sudah di angka Rp 6.500-6.600/kg. Demikian 
pula kualitas medium sudah melonjak hingga Rp 8.000-Rp 8.500/kg dan kualitas 
super merangkak ke Rp 8.800-Rp 9.000/kg. Beras medium merek Mutiara dan Duakoki 
sudah mencapai Rp 200.000/karung isi 25 kg. Sementara itu, kualitas super merek 
SJ sudah naik menjadi Rp 220.000/karung isi 25 kg atau Rp 8.800/kg. 


Jodi, pedagang beras di Pasar Koga, Bandar Lampung mengaku, harga beras terus 
melonjak karena pasokan dari sentra-sentra padi di Metro, Lampung Tengah, 
Lampung Selatan, Pringsewu, dan Tanggamus seret karena produksi padi menurun 
akibat musim hujan berkepanjangan. "Selain itu, pedagang beras dari Sumsel dan 
Jabodetabek banyak memborong beras dari Lampung karena harga di sana jauh lebih 
tinggi," ungkap Jodi kepada SH, Senin (11/10) sore. 


Para pedagang memprediksi harga beras akan terus me­lonjak hingga musim panen 
berikutnya bulan Februari tahun depan, jika beras impor tidak segera masuk. 
Jika harga beras terus naik, pedagang bukannya untung, karena untuk membeli 
beras berikutnya modalnya bertambah dan diambilkan dari keuntungan penjualan 
sebelumnya. "Jika tidak ada impor beras, maka hampir dipastikan harga beras 
akan terus melambung," ujar Dian, pedagang beras di Pasar Rajabasa. 
Tidak saja pedagang, warga pun merisaukan kenaikan harga bahan pokok tersebut. 
Nyonya Marni, warga Jl Blora, Kemiling, Bandar Lampung, menyesalkan 
keterlambatan pemerintah mengantisipasi lonjakan harga beras. 


"Harusnya pemerintah sudah bisa mengantisipasinya dari awal dengan melakukan 
impor beras. Ketika musim rendeng, terjadi musim hujan berkepanjangan sehingga 
produksi merosot. Ini pada saat harga beras sudah kian meroket baru berpikir 
akan impor. Itu kan namanya telmi (telat mikir)," ujarnya dengan nada dongkol. 

Picu Inflasi 
Tingginya lonjakan harga beras memicu inflasi Kota Bandar Lampung periode 
September 2010 mencapai 0,95%. Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) 
Provinsi Lampung Mohamad Razif mengatakan, pada September lalu terjadi kenaikan 
harga beberapa komoditas akibat tingginya permintaan menjelang Idul Fitri. 
"Beberapa komoditas seperti cabai dan daging sapi sebenarnya sudah mulai turun 
setelah Lebaran. Tapi, harga beras justru naik cukup tinggi sehingga memberikan 
andil besar dalam pembentukan inflasi Kota Bandar Lampung," ujar Mohamad Razif. 


Dengan angka inflasi sebesar 0,95% ini, inflasi tahun kalender Kota Bandar 
Lampung mencapai 7,19% atau melampaui target Pemerintah Provinsi Lampung yang 
sebesar 5,5%. Sementara itu, untuk inflasi Bandar Lampung year on year sebesar 
6,92% lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 5,8%.


Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-14 dari 66 kota yang 
diamati perkembangan harganya. Tercatat, secara nasional 57 kota mengalami 
inflasi dan sembilan kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 
1,80% dan deflasi terbesar di Lhokseumawe 1,28%. n


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke