http://travel.kompas.com/read/2010/11/17/16594471/Surabaya.Kaya.Peninggalan.Sejarah-14

SURABAYA, KOMPAS.com - Dengan mulusnya, tentara NICA (Netherlands Indies Civil 
Administration) mendompleng tentara Inggris (sekutu) saat masuk Indonesia 
pascakemerdekaan 17 Agustus 1945. Kedatangan tentara ini bertujuan untuk 
melucuti tentara Jepang yang menyerah pada Amerika Serikat setelah peristiwa 
bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Selain itu, tentara sekutu dan NICA ini pun berusaha agar Indonesia kembali 
menjadi jajahan Belanda. Tujuan para tentara ini pun menggerakkan perlawanan 
rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya perlawanan rakyat paling 
bersejarah adalah peristiwa 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari 
Pahlawan.

Jika Anda berkesempatan mampir ke Surabaya, tempat terjadinya peristiwa 10 
November 1945, tidak ada salahnya Anda melakukan wisata sejarah menyusuri 
daerah-daerah yang berhubungan dengan Hari Pahlawan. Kompas.com berkesempatan 
ikut dalam program Surabaya Heritage Track untuk menelusuri beberapa bangunan 
bersejarah.

Gedung Internatio
Jika mendengar kisah tentang Hari Pahlawan, momen paling melekat dalam ingatan 
adalah peristiwa perobekan bendera Belanda yang terjadi di Hotel Yamato. Namun 
ada kisah bersejarah penting lainnya, yaitu tewasnya pimpinan tentara Inggris, 
Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby. Banyak orang yang mengira bahwa Mallaby 
tewas di Jembatan Merah, tapi sebenarnya peristiwa ini terjadi di sekitar area 
Gedung Internatio yang dibangun tahun 1920.

Tempat inilah yang menjadi markas bagi tentara sekutu. Hingga kini sosok pemuda 
Indonesia yang menembak Mallaby masih misteri. Kematian Mallaby menjadi awal 
meletusnya pertempuran 10 November 1945. Gedung Internatio berdekatan dengan 
Gedung Cerutu dan Gedung Polwiltabes Surabaya.

Gedung Cerutu
Gedung ini dibangun pada tahun 1916. Retno, pemandu program Surabaya Heritage 
Track, menjelaskan bahwa Gedung Cerutu dulunya adalah kantor perusahaan gula. 
Karena bentuk menaranya yang seperti cerutu, gedung ini pun dijuluki sebagai 
Gedung Cerutu.

Gedung Polwiltabes Surabaya
Gedung Polwiltabes Surabaya sangat unik. Karena dari awal dibangun, tempat ini 
adalah kantor kepolisian, baik pada masa kolonial Belanda, masa Jepang, hingga 
saat ini. Hanya namanya saja yang berubah-ubah. Bangunan ini berdiri pada tahun 
1850. Di bawah bangunan terdapat penjara bawah tanah. Konon, ada terowongan 
bawah tanah yang menghubungkan gedung ini dengan penjara Kalisosok.

Jembatan Merah
Siapa yang tak kenal lagu keroncong "Jembatan Merah"? Tentu lagu yang sangat 
familiar. Jembatan yang melintas di atas Kali Mas ini mulanya dibangun untuk 
menghubungkan Surabaya sebelah timur dengan sebelah barat. Sebelah timur 
merupakan area pedagang dan pelaut asing.

Saat ini, kawasan tersebut menjadi area pecinan dan di sebelahnya terdapat 
kawasan komunitas Arab. Sementara itu di sebelah barat dulunya merupakan 
kawasan pemerintahan kolonial Belanda. Jadi menurut Retno, Jembatan Merah 
dibangun bukan untuk kepentingan militer. Saat pertempuran melawan tentara 
Belanda dan Sekutu, para arek-arek Suroboyo bertahan di kawasan Jembatan Merah.

Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan merupakan ikon kota Surabaya. Monumen ini dibangun untuk 
memperingati Hari Pahlawan. Tugu Pahlawan terletak di tengah Taman Kebonrojo, 
di seberang kantor Gubernur Jawa Timur. Saat memasuki kawasan monumen ini, Anda 
akan disambut dengan patung Soekarno dan Hatta, lengkap dengan tulisan-tulisan 
perjuangan seperti "Merdeka atau Mati". Monumen ini diresmikan oleh Presiden 
Soekarno pada tahun 1952.

Di dekat tugu ada piramida dari kaca. Di bawah piramida ini terdapat museum. 
Untuk masuk ke bagian museum Anda cukup merogeh kocek Rp 2.000. Di museum ini 
Anda dapat menyaksikan patung peraga dan ukiran yang menggambarkan peristiwa 10 
November 1945. Selain itu ada pula koleksi pidato Bung Tomo dan rekaman suara 
Bung Tomo saat menolak ultimatum tentara sekutu yang mengharuskan rakyat 
Surabaya menyerah. Menurut Abdullah, pegawai museum ini, akan ada penambahan 
koleksi berupa mobil Bung Tomo.

Selain tempat-tempat di atas, Anda juga dapat mengunjungi Hotel Majapahit, yang 
sejak awal dibangun dan melewati masa Belanda, Jepang, hingga kini selalu 
berfungsi sebagai hotel. Saat hotel ini bernama Hotel Yamato, terjadi peristiwa 
perobekan warna biru pada bendera Belanda hingga menjadi merah putih, bendera 
Indonesia.

Anda juga bisa mendatangi kawasan Jalan Kali Sosok untuk melihat penjara 
Kalisosok yang ditakuti dan dibangun pada masa Gubernur Jenderal Herman 
Williams Daendels. Bangunan yang tembok-temboknya kini dipenuhi mural termasuk 
saksi sejarah peristiwa 10 November 1945. Para tahanan Kalisosok ikut serta 
dalam pertempuran ini.

Untuk mendapatkan pengalaman napak tilas yang lebih komprehensif, Anda bisa 
menggunakan bantuan biro wisata yang banyak terdapat di Surabaya. Anda juga 
bisa mengunjungi Balai Pemuda Surabaya di persimpangan Jalan Pemuda, yang 
merupakan tempat Pusat Informasi Pariwisata untuk mendapatkan panduan 
pengetahuan sejarah mengenai tempat- tempat ini.



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke