Revolusi Islam Menjerumuskan Mesir Kedalam Kolam Darah
                          
Dimanapun juga yang dinamakan revolusi Islam selalu menciptakan kolam2 darah.

Ikhwanul Muslimin di Mesir, walaupun kecil kurang dari 1% pendukungnya, namun 
militansinya paling tinggi, apalagi resmi didukung Iran.

Irak yang tadinya dikuasai oleh Islam Sunni, dalam sekejap setelah diserang 
tentara Amerika sekarang dikuasai oleh Islam Syiah. Umat Syiah di Irak adalah 
mayoritas, tetapi umat Sunni yang cuma kurang dari 10% berhasil membantai umat 
Syiah lebih banyak berlipat kali.

Lalu kalo Irak yang tadinya Sunni sekarang bisa berkuasa Syiah, kenapa tidak 
mungkin Mesir juga yang tadinya Sunni setelah Hosni Mubarak dilengserkan maka 
Syiahlah yang berkuasa. Apalagi Iran yang berpengalaman menyebarkan revolusi 
Islam sudah menyatakan dukungannya dan dorongannya agar Ikhwanul Muslimin 
mengambil alih kekuasaan di Mesir segera mungkin.

> "wawan" <selarasmilis@...> wrote:
> Usama (20), mahasiswa Fakultas
> Teknik Universitas Kairo,
> mengatakan, bahwa kelompok Ikhwanul
> Muslimin dipastikan akan memegang
> kekuasaan pasca-Mubarak adalah omong
> kosong belaka. "Ikhwanul Muslimin
> belum tentu memenangi pemilu nanti.

Kalo berdasarkan jumlah pendukung Ikhwanul Muslimin, maka memang jumlahnya cuma 
kurang dari 1% saja di Mesir.  Hal ini dikarenakan Ikhwanul Muslimin ini adalah 
Islam aliran Syiah dukungan Iran padahal Mesir mayoritasnya adalah aliran Sunni 
yang berkiblat ke Arab Saudia.

Tapi semua itu bukan berarti Ikhwanul Muslimin tidak bisa berkuasa, karena 
mereka sangat militant dan juga mendapat dukungan penuh dari Iran yang bertekad 
menyebarkan revolusi Islam.

Bagi dunia Barat sekarang, kelompok Islam Sunni sudah tidak bisa dipercaya 
karena menyebarkan teror keseluruh dunia. Namun hubungan Arab Saudi dengan 
Amerika dalam keamanan menyebabkan dunia Barat harus selalu mendukung pihak 
Sunni.  Tapi dibelakang layar, pihak Barat justru memperkuat pihak Syiah yang 
dimulai dengan membantu Khomeini secara rahasia untuk kembali berkuasa di Iran 
sehingga Iran hancur lebur disapu revolusi Islam.

Dalam perkiraan Barat, Mesir akan mengalami hal yang sama karena kalo Mesir 
dikuasai Ikhwanul Muslimin, maka nasibnya akan tambah kacau karena 
ketergantungan terhadap Barat bertambah meskipun pura2 memusuhi Barat.

Amerika dan dunia Barat biasanya menghancurkan suatu negara dengan cara 
mengIslamkan negara tsb dengan Syariah Islam.  Hal ini bukan hal yang baru dan 
sudah kita alami sewaktu kelompok2 Islam dipersenjatai Amerika untuk 
menggulingkan Sukarno.  Bahkan keberhasilan Islam di Indonesia membantai PKI 
sangatlah dihargai Amerika dan dunia Barat.  Meskipun secara resminya dunia 
Barat dan Amerika mengkritik pembantaian massal oleh Suharto yang menggunakan 
tangan2 Islam, ternyata dunia Barat dan Amerika malah mendukung Suharto dan 
memujinya atas keberhasilan pembantaian tsb.

Demikianlah, meskipun pendukung Syariah Islam di Indonesia kurang dari 10%, 
tetapi Amerika tetap berusaha agar Indonesia menjadi Syariah Islam. Tetapi 
nasionalisme yang ditanamkan the founding father Bung Karno telah berakar dalam 
di jiwa bangsa ini sehingga usaha Amerika mensyariah Islam kan Indonesia masih 
panjang jalannya.

Kalo semua negara yang mayoritasnya Islam bisa dijadikan syariah Islam, maka 
lebih banyak keuntungan pihak Barat tanpa harus berbuat banyak masing2 negara 
Syariah akan melarang rakyatnya untuk pindah atau berkunjung tinggal di negara2 
maju itu.

Sudah menjadi politik dunia Barat yaitu ingin dianggap sebagai penyelamat bukan 
sebagai pembunuh atau pemusnah. Padahal untuk satu kepentingan ada kalanya 
suatu kelompok harus dibunuh dan dimusnahkan, dan untuk itulah si pembunuh dan 
pemusnah ini digunakan tangan2 Islam atau Syariah Islam dan pihak Barat cukup 
mengutuk saja tanpa perlu harus menyelamatkan korban2 itu.  Cukup dengan 
memusuhi dan memerangi Islam saja, pihak Barat sudah bisa dianggap sebagai 
penyelamat meskipun korban2nya tidak pernah ada yang selamat.

Demikianlah kira2 yang terjadi di Mesir. Kalo nantinya Ikhwanul Muslimin 
berhasil berkuasa, maka banjir darah tidak bisa dicegah sementara dunia Barat 
gembira sambil secara resmi mengutuknya. Dunia Barat pura2 memusuhi Ikhwanul 
Muslimin tapi tetap memberi kesempatan kepada mereka untuk bisa berkuasa 
meskipun hanya kurang dari 1% saja pendukung2nya.

Sama dengan nasib Palestina, Hamas yang tadinya tidak punya pendukung, tapi 
dengan kekerasan yang tidak diberitakan dalam pemberitaan dunia, akhirnya Hamas 
bisa mendapatkan lebih dari 90% pendukung2nya. Hamas dengan Syariah Islam-nya 
inilah yang membatalkan berdirinya negara Palestina yang tentunya sangat 
disukai Israel. Tapi di forum Internasional justru sebaliknya, Israel, Amerika 
dan dunia Internasional mencap Hamas sebagai kelompok teroris sehingga yang 
mendapat dukungan pengakuan dan bantuan hanya Abbas yang pendukungnya cuma 
kurang dari 10% saja.  Jadi meskipun kelihatannya Hamas itu memusuhi dan 
dimusuhi Barat, tetapi tindakannya selalu menguntungkan Barat dan merugikan 
bangsanya sendiri.

Begitulah latar belakangnya, dunia Barat harus dipersepsikan sebagai 
penyelamat, sementara Islam dan muslimin adalah pembantainya.

Dengan teknologi intelejens yang tinggi dan dukungan dana yang begitu besar, 
maka bukan hal yang susah bagi dunia Barat untuk menyusupi mata2nya kedalam 
kelompok2 Islam eksteemist menjerumuskan mereka untuk melakukan segala 
perbuatan2 jahanamnya sesuai apa yang tertulis dalam ayat2 Quran-nya. Dimanapun 
didunia ini, tidak mungkin ada Islam extreemist yang bisa menang dan berkuasa, 
karena mereka tidak memiliki apapun untuk bisa menang. Hanya adanya intrik 
dunia Barat sajalah menyebabkan extreemist Islam ini bisa menang dan berkuasa 
mensyariahkan negaranya untuk dikorbankan dalam banjir darah.  Sama halnya 
dengan Khomeini yang jelas tidak pernah bisa menang, tapi mendadak dia bisa 
menang tanpa perang kembali masuk ke Iran untuk berkuasa dan melakukan 
pembantaian serta membuka perang dengan Irak yang kesemuanya sama sekali tidak 
menguntungkan Islam maupun muslimin.

Hosni Mubarak sudah menyatakan dia mundur nanti pada waktunya, karena kalo 
dipaksa mundur sekarang, maka Mesir akan terjerumus dalam ke chaosan sehingga 
Ikhwanul Muslimin lah yang akan berkuasa.

Tapi Amerika dan pihak Barat tetap berkeras, bahwa Hosni Mubarak harus hari ini 
detik ini juga mundur. Padahal sebenarnya, Hosni Mubarak sangat kuat dukungan 
militernya, tapi seperti juga Suharto dia takut menghadapi Amerika. Itulah 
sebabnya Hosni Mubarak tidak berani berterang menggunakan kekerasan. Tanpa 
intrik Amerika dan Barat, mana mungkin bisa terjadi demo besar2an seperti itu 
???  Jadi Demonstrasi besar2an sekarang ini memang merupakan rekayasa Amerika 
untuk memaksa Hosni Mubarak mundur. Dan kalo Hosni Mubarak berkeras seperti 
Sadam Hussein, maka Amerika bisa menyerbu sehingga nasib Mubarak sama seperti 
nasib Sadam Husein dan tentara Amerika disambut sebagai pahlawan oleh rakyat 
Mesir yang sudah menderita dibawah Hosni Mubarak selama 32 tahun. Padahal, 
Hosni Mubarak juga antek atau anjing Amerika yang bisa naik karena dukungan 
Amerika.

Ny. Muslim binti Muskitawati.














------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke