Dipo, turutkanlah langkah Wawan itu..

Ambil tu buku taik anjing al-Mushaf yang disusun orang Arab primitif, dan bawa 
kedepan orang tua anda (kalau masih hidup) atau keluarga anda yang lain lalu 
injak-injak.

Anda bagusnya sudah bikin kemajuan dan bersedia belajar dari pemerintah Hindia 
Belanda yang TIDAK memberi pelajaran agama di sekolah negeri.

Selanjutnya belajarlah dari orang berkulit hitam di Afrika Selatan yang 
menganggap orang berkulit putih seperti de Klerk sebagai orang Afrika Selatan.

Agar anda sadari: Van Mook itu adalah juga orang Indonesia dan dia telah 
memakai kata Indonesia sejak tahun 1917 pada hal Yamin dan nasionalis fascist 
lainnnya masih bikin organisasi Jong Sumatra, Jong Java, Jong Ambon dll.

Van Mook bersama anggota kelompok "De Stuw" juga menginginkan Indonesia bebas 
dari penjajahan Belanda.


--- In proletar@yahoogroups.com, "ajeg" <ajegilelu@...> wrote:
>
> 
> Wan, 
> 
> Sebebas-bebasnya orang, jangan pernah, ulang: 
> jangan pernah berprasangka buruk terhadap orang 
> yang menyebabkan kita ada. Terutama yang 
> melahirkan kita. 
> 
> Ada orang yang bawa anggota keluarganya ke psikiater 
> memang untuk mengobati anggota keluarganya. Tapi 
> banyak juga orang yang bawa anggota keluarganya ke 
> psikiater bukan untuk "nyembuhin" anggota keluarganya 
> itu, tapi karena mereka sudah kewalahan menghadapinya. 
> Mereka kehabisan akal & cara untuk menghadapi sifat & 
> perilaku yang mereka anggap di luar kebiasaan. 
> Itu sebabnya mereka minta tolong psikiater "ngebaca" 
> si anggota keluarga supaya mereka tau cara yang pas 
> untuk berkomunikasi dengannya. 
> 
> Saya nggak tau ibumu ada di kelompok yang mana. Yang 
> pasti, setiap ortu berharap anaknya bisa berdikari & 
> nggak nyusahin orang. Hanya saja cara-caranya barangkali 
> kurang kena. 
> 
> Jangan sensi dan jangan pernah biarin luka masa kecil 
> terus merajai hidup. Nggak ada gunanya gagah-gagahan 
> terhadap orangtua, sebab tanpa orangtua kita nggak ada. 
> 
> Menyesal belakangan bakal keliatan seperti kondektur 
> ketinggalan kereta. Orang bebas nggak takut nerima 
> kekurangan orang lain. 
> 
> 
> --- "wawan" <selarasmilis@> wrote:
>  
> > ini saya tambahi:
> > saya ingat ketika smp saya dibawa oleh  ibu saya ke psikiater...
> > emang sih ...saya tertekan, karena sudah dari kecil saya berbakat 
> > "thinking out of the box"
> > 
> > jaman segitu orang yg "thinking out of the box" mungkin bakalan 
> > dikira oleh orang tuanya sbg gejala anak yg gak normal...
> > 
> > jadinya saya dibawa ke psikiater bernama pieter mboik,psikiater 
> > paling terkenal kala itu di kota solo...
> > 
> > 
> > --- "wawan" <selarasmilis@> wrote:
> > 
> > > akhirnya saya dipindah sekolah, karena akademik buruk..
> > > 
> > > lalu 1 tahun saya mencoba nurut yg dimaui ibu...
> > > 
> > > dan nilai akademik saya bagus...
> > > 
> > > tapi saya sadar ini gak ada gunanya,...lha wong sistem pendidikan 
> > > di masa saya itu cuman system pendidikan foto  copy...
> > > 
> > > ---
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke