Berita  agak lama

http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/01/12/brk,20110112-305685,id.html

Warga Lereng Wilis: Perlakukan Tan Malaka Seperti Pahlawan Nasional 
Rabu, 12 Januari 2011 | 15:09 WIB
  
Tan Malaka. Ilustrasi: kaskus.us


TEMPO Interaktif, KEDIRI - Warga Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten 
Kediri, menuntut pemerintah memperlakukan Tan Malaka selayaknya Pahlawan 
Nasional. Warga juga menyesalkan sikap Komandan Kodim 0809 Kediri yang 
menganggap Tan Malaka sebagai tokoh komunis.

Kepala Desa Selopanggung Muhammad Zuhri mengatakan, sikap Komandan Kodim Letnan 
Kolonel Infanteri Bambang Sudarmanto yang melarang KSTV menyiarkan Opera Tan 
Malaka sama sekali tidak beralasan. "Itu pikiran sempit," kata Zuhri kepada 
Tempo di rumahnya, Rabu (12/1).
Tan Malaka bagi masyarakat memiliki arti yang sangat penting. Selain gelar 
pahlawan nasional yang disematkan pemerintah kepadanya, sosok Tan Malaka 
dianggap sesepuh desa. Makamnya yang berada di kompleks pemakaman desa di 
lereng Gunung Wilis bahkan telah menjadi ikon desa dan dipelihara dengan baik. 



Meski dikenal memiliki pandangan sosialis, warga setempat tak ada yang 
menudingnya sebagai tokoh komunis. Bahkan masyarakat di sekitar makam sangat 
tersinggung jika ada yang mengkaitkan tokoh tersebut dengan pemberontakan PKI. 
"Kami sangat menghormati almarhum," ujar Zuhri.



Sebagai bentuk penghormatan, warga rela menyediakan sebagian tanahnya untuk 
relokasi makam Tan Malaka. Mereka menghendaki makam tersebut dipindah ke tempat 
yang lebih tinggi seperti makam auliya.



Saat ini jasad Tan Malaka masih tersimpan di makam desa yang jauh dari jalan 
raya. Makam tersebut teronggok di lereng yang curam dengan kedalaman hingga 12 
meter. 



Pemerintah Desa Selopanggung sudah memasukkan rencana pemugaran makam dalam 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011. Rencananya makam 
itu akan dijadikan kawasan wisata sejarah seperti halnya makam pahlawan 
nasional lainnya. 



Namun upaya tersebut masih terganjal sikap pemerintah daerah yang belum 
tergerak melakukan relokasi.



Saat ini pemerintah memilih menunggu kepastian uji DNA sebelum melakukan upaya 
pembangunan. "Kalau sudah positif pasti kita bangun," kata Kepala Bagian 
Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Edy Purwanto. HARI TRI WASONO.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to