Pagi kemarin adalah pagi paling segar minggu ini. Semua orang 
berseri-seri. Mulai dari satpam Wempy di depan, duet resepsionis 
Ita & Dewi yang sewangi mint (satu merk berdua kayaknya), Kadir 
manajer keuangan berkumis baplang, sampai gerombolan dapur yang 
serba tangkas, semua kelihatan sehat sejahtera. 

Sapaan "Pagi Pak", "Mas..", "Bang.." atau "Bos.." berhamburan 
tergantung kadar nyali si penyapa, bukan gara-gara status 
jabatannya. Dan setiap sapaan selalu ada tambahan kabar ringan, 
terutama dari duet litbang Susi-Benny tentang berita-berita 
terbaru semisal, belum ada "kabar gembira" di halaman depan koran 
atau tentang musim kucing bunting. 

Di belakang, seperti biasa Asep OB melempar tantangan untuk 
mengantar kopi ke meja atau ku maha. Saya paling suka pilih yang 
'kumaha'. Dengan begitu ada kesempatan buat ngakak bareng 
khalayak dapur sambil menunggu kopi diseduh. 

Pagi yang lancar. Tidak ada yang istimewa apalagi memburuk. 
Semua orang kembali siap memutar otak dan peras keringat, supaya 
dunianya tetap berputar sekalipun si Beye masih joget poco-poco. 
Maju selangkah mundur 9 langkah, sorong kiri setapak sorong 
kanan 9 tombak, lalu jalan di tempat. Gitu terus selama 6 tahun. 
Tinggal tunggu 'kabar gembira' di halaman depan koran.. 

                          * 

Baru saja selesai membalas imel, tiba-tiba di bawah, dari arah 
dapur, terdengar kegaduhan. Disusul suara orang berlarian 
serabutan. Ada teriakan, ada suara misuh-misuh, dan banyak suara 
ketawa. Tapi tak satu pun suara anak perempuan. 

Dari jendela terlihat halaman belakang sepi. Tidak ada siapa pun bahkan mBok 
Yus yang tadi mau nyiram tanaman. Semangkok bubur ayam 
di meja sarapan (entah ditinggal kabur siapa) dan suara tv adalah 
satu-satunya tanda kehidupan yang tersisa. 

Hening sebentar. Lalu seantero lantai bawah mulai berdengung. 
Ramai diseling cekikik anak-anak perempuan, kecuali Ira tatto 
yang nyekakak sambil nggak brenti-brenti nyela sesuka hati. 
Di sekitar tangga, orang lantai-2 berkerumun. Nggak sabar pengin 
ikutan ketawa. Ini mestinya seru, kalo enggak awas lho ra. 

Di bawah Ira masih nyerocos tapi tangannya jalan terus di mesin fotocopy. 
Bukannya kasih jawaban dia malah cekikikan nunjuk-nunjuk 
Lambert si komandan satpam yang tersenyum lebar. Di dekat mereka 
berdiri Kasiyanto sopir baru dengan tampang gusar. 

Singkat cerita, si kumendan lapor apa yang barusan terjadi dan 
semua orang pasang kuping. Pada siap-siap ketawa... 

Begini, Jum'at kemarin adalah jadwal sebagian orang pergi general 
check up di rumahsakit. Kasiyanto yang masuk rombongan Jum'at 
kemarin ditanya rekan-rekannya kenapa datang terlambat. Apa belum 
siap ikut general check up? 

Kasiyan menjawab ragu. Sebetulnya dia siap, tapi merasa yang 
namanya general check up kok repot juga ya musti bawa contoh urin & faeces 
segala. Dia mengalami kesulitan & keberatan untuk bawa 
contoh faecesnya. Tapi dia bangga akhirnya sampai juga di tempat 
kerja. Syukurlah. 

Melihat Kasiyan bawa bungkusan makanan, anak-anak belakang menyuruhnya segera 
sarapan daripada nanti pingsan. 

Kasiyan bingung. Dia menatap bungkusan plastik berisi styrofoam. 
Dia bertanya pelan, "Dimakan..?" Sekarang ganti anak-anak belakang yang 
bingung. 

Karena khawatir Kasiyan nggak kuat jalani macam-macam tes fisik, 
mereka tetap mendesaknya untuk sarapan dulu. 

Dengan tampang bingung yang sulit digambarkan, Kasiyan terbata-
bata setengah protes, "mBak Ira nggak suruh makan.. cuma suruh 
bawa..." 

Terjadilah debat kecil. 

Lambert yang lagi sarapan bubur ayam menengahi. Rupanya sedari tadi 
dia curiga sama kelakuan Kasiyan. Heran dia kenapa Kasiyan nggak mau 
menemaninya sarapan. 

"Kamu bawa apa itu?" tanya Lambert di tengah kunyahan. 

Kasiyan serba salah. Mau dijawab tapi Lambert lagi makan, nggak 
dijawab dia komandan satpam.. 

Dengan maaf bertubi-tubi Kasiyan bilang yang dia bawa itu sesuai 
pesanannya mBak Ira. 

Semua orang terdiam. Berpikir. Saling pandang menebak-nebak 
maksud Kasiyan. 

Asep bertanya iseng, "Segitu..?" 

"Iya.." 

Asep kaget. Semua orang tegang. 

Lambert semakin penasaran. Dia minta bukti, minta Kasiyan buka 
bungkus makanannya. 

Antara kesal dan malu tapi takut sama Lambert, Kasiyan membuka 
plastik pembungkus styrofoam dan... semua mata terbelalak melihat 
apa yang teronggok di sana! 

Sedetik kemudian pecahlah kegaduhan. Semua orang bubar dari dapur. 
Terpingkal-pingkal dan mengutuk-ngutuk apa saja yang pantas dikutuk. 
Termasuk mengutuki Usman si koordinator sopir yang ngejailin anak 
buahnya. 

Usman ngaku berapa hari sebelumnya dia kasih tau Kasiyan kalau 
faeces yang dibawa itu harus utuh. Nggak boleh putus. 

Walhasil, sebagai orang baru Kasiyan berusaha loyal. Betul-betul dia 
brojolin dalam satu tarikan napas.. Dan, jadilah selingkar onggokan 
dalam styrofoam! 

Ha..ha..ha...! 

Kebayang, pagi-pagi si Kasiyan ngeden seperti Jusfiq waktu beol 
sambil mutar-mutar pantat menulis namanya di lantai lalu treak 
Allahu Akbar! 

Kasiyan.. Kasiyan... 

Juspig amat luh. 






------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke