http://alexarussia.blog.friendster.com/2010/10/tuhan-kursus-dialektika-terhadap-gw-hegel/

`Tuhan' kursus Dialektika terhadap GW Hegel

+++

Ini uraian saya yang ke- xxx,

tentang bagaimana tuhan belajar cara berpikir dialektika terhadap GW Hegel,
seorang filsuf jenius dari jerman

Per Logika, yang disebut being/eksistensi/keberadaan adalah sesuatu yang bisa
diindera

Dalam menjelaskan kepada anak kecil-pun, pikiran anak dikonstruksi dengan
obyek-obyek material alam

Pengenalan itu tidak mungkin dari proses negasi, namun dari proses
being/eksistensi/keberadaan terlebih dahulu

Anda tidak mungkin mengajarkan kepada anak

dengan methodologi berikut:

Mama: "baby, ini tidak ada penggaris"

lha penggaris itu sendiri obyek/eksisten/keberadaan

yang bisa dilakukan adalah mengajarkan kepada anak sbb:

Mama: "baby, ini adalah penggaris"

Baby mengidentifikasi obyek penggaris dan masuk dalam logikanya.

Ketika mama menanyakan

"baby, dimana penggaris?"

baby tidak melihatnya

disini bisa ditarik kesimpulan dan jawaban

baby: "Penggaris tidak ada"

Jadi proses negasi pasti berasal dari being/keberadaan/eksistensi yang
mendahuluinya

Yang bisa dinegasi adalah suatu eksistensi/keberadaan yang mendahuluinya

Tidak mungkin ada negasi tanpa ada keberadaan yang mendahuluinya

atau

kalau mau dilacak, maka keberadaan obyek/eksistensi obyek adalah ibu
kandung/yang melahirkan dari proses negasinya

Untuk itu, jelas sudah bahwasanya Tuhan tidak hanya bermain dadu dan suka
melemparkannya sembarangan,

tuhan ternyata juga senang bermain dialektika

tidak mungkin tuhan menyuruh utusannya yang ke 25 mengatakan

"tuhan adalah esa dan tidak diperanakan"

tanpa ada klaim dari utusannya yang ke 24 yang mengklaim

"akulah anak tuhan"

ini artinya….

tanpa didahului klaim "akulah anak tuhan" maka tidak akan muncul negasinya
"tuhan tidak diperanakan"

artinya…menurut kehendak tuhan, maka tuhan menakdirkan utusannya yang ke 24
klaim dirinya sebagai "anak tuhan"

dan juga menurut kehendak tuhan, maka tuhan menakdirkan utusannya yang ke 25
melakukan koreksi terhadap takdirnya yang salah pada utusannya yang ke 24

lihat juga preposisi berikut

1. Allah Maha Sempurna

2. Sempurna ini diambil kesimpulan dari utusannya yang ke 25, artinya dari
utusannya yang pertama sampai ke 24 maka tuhan melakukan kesalahan, sehingga
harus disempurnakan oleh utusannya yang ke 25

Preposisi 1, atau preposisi Tuhan maha sempurna artinya gugur apabila evaluasi
dilakukan pada utusannya yang pertama sampai dengan yang ke 24

begitulah kalau tuhan baru belajar dialektikanya GW Hegel…

Catatan:

Surat Al-Ikhlas yang diturunkannya kepada utusannya yang ke 25, kalau dianalisis
dengan `history matery' tampak jelas merupakan sebuah negasi dari konsep
Trinitas yang dibawa oleh utusannya yang ke 24.

+++

Sub Judul:

Apa manfaat belajar Marxisme?

Saya dilahirkan dalam keluarga Islam yang cukup taat. Per ideology, Islam di
Indonesia sudah banyak tercampur dengan ideology Hindu kuno, sehingga
per-ajaran, sebenarnya Islam Indonesia tidak terlalu berbahaya. Permasalahannya
bagi saya adalah, ketika kecil, keluarga saya menanamkan bahwa ilmu adalah yang
terpenting, untuk itu, ketika saya ber-world view islam, sebenarnya untuk
sekedar hidup, maka tidak menjadi masalah yang cukup serius, namun Islam sendiri
adalah terdefinisi sebagai kepercayaan dan agama, dan permasalahan utama bagi
saya saat ini adalah Islam tidak mampu menjelaskan secara realitas tentang alam
raya yang luas. Secara ajaran, maka perspektive Islam adalah perspektive sempit
terhadap cara pandang dunia. Islam lahir di abad ke 6, sehingga per ideologis
maka kita memberangkatkan perspektive kita berawal dari abad ke 6, dan tradisi
arab. Islam tidak mampu menganalisa gejala alam,selain dikatakan sebagai berawal
dari Tuhan, islam tidak bisa menganalisis gejala ekonomi, gejala politik, hukum
perubahan, dan lain sebagainya.

Disinilah pentingnya Marxisme, …Marxisme adalah ilmu dasar, ilmu paling
mendasar, ia didasarkan pada fisika sebagai fundament ilmu pengetahuan, ia
didasarkan kepada natural sains sebagai cara pandang alam dunia yang luas dan
universal, dan dari pemandangan marxisme yang mendasar ini maka anda akan dapat
melakukan analisa berbagai gejala seperti agama, politik, ekonomi dan lain
sebagainya.

Per ajaran, agama mengkonsepsikan bahwasanya manusia secara primer adalah mahluk
tuhan

Per ajaran, marxisme mengkonsepsikan bahwasanya manusia secara primer adalah
mahluk alam, akibat manusia mahluk alam, maka manusia mempunyai kebutuhan untuk
makan, sehingga kebutuhan makanlah yang primer.

Mana yang benar dan realistis?

Bisakah manusia tanpa tuhan bisa hidup?

Jawabnya: bisa

Premis: Di dunia ini ada orang yang bertuhan dan ada yang tidak bertuhan

Bisakah manusia tanpa makan bisa hidup?

Jawabnya: tidak bisa

Premis: Di dunia ini semua orang butuh makan

Jadi marxisme-lah yang secara kenyataan/kasunyatan benar. Dalam menganalisa
gejala primer manusia, maka marxismelah yang benar.

Dari kebenaran analisa gejala primer ini, maka anda bisa menganalisa
gejala-gejala sekunder atau tertier manusia seperti agama, politik, budaya dan
ekonomi.

Jadi dalam struktur ideologi marxisme, maka secara primer manusia adalah mahluk
ekonomi/butuh makan, dan agama, politik, budaya, merupakan gejala lanjutan atau
gejala yang muncul/timbul akibat gejala primer, atau secara struktur, masalah
seni, budaya, ekonomi, terletak di struktur atas, sedangkan kebutuhan
materi/makanan merupakan struktur mendasar.

Jadi ketika anda menggunakan marxisme sebagai alat analisa, maka anda akan
mendapatkan seluruh gambaran gejala-gejala sekunder yang muncul, atau ketika
anda berperspektive marxisme, maka anda akan mampu menjelaskan apa itu politik,
apa itu ekonomi, apa itu agama, apa itu budaya, anda akan dapatkan gambaran
lengkap tentang manusia dan alam raya, karena marxisme mempelajari dari hakekat
ilmu dasar/primer yaitu materi, dan kemudian mempelajari gejala sekundernya atau
gejala-gejala akibat yang ditimbulkan dari gejala primer materi sebagai gejala
sebab utama.

Gejala pikiran, politik, ekonomi, budaya, tak lepas dari hukum-hukum
fisika/hukum alam,

jelasnya adalah:

saya bisa hidup tanpa agama islam,

tapi saya tidak bisa beragama islam tanpa hidup….

jadi mana lebih penting? mana yang primer?

beragama dulu atau hidup dulu?

catatan:

orang islam sendiri mengatakan bahwa agama islam adalah bajunya hidup, artinya
juga bahwa agama hanyalah sebagai baju, artinya kalau hanya sebagai baju maka
anda juga boleh tanpa baju dan tentu boleh juga mengganti baju.

+++

Sub Judul:

Revolusi hidup

Kini sudah jelaslah bahwa dengan analisa marxisme, maka kita bersperspektive
budaya dan agama sebagai sub-struktur-budaya, budaya dan agama hanyalah cara
kerja atau mekanisme manusia dalam hidup saja. Budaya dan agama merupakan BAGIAN
dari cara manusia untuk hidup. Tanpa ada manusia hidup, maka tidak ada budaya
dan agama manusia. Budaya dan agama merupakan cara manusia ADAPTASI dengan
alamnya saja. Disini yang primer adalah alam semesta, dan gejala susulannya atau
gejala yang ditimbulkannya adalah budaya dan agama.

Disini nampak jelas bahwa agama islam merupakan budaya dan cara adaptasi bangsa
arab dalam adaptasi dengan alam geografis arab

Agama hindu dan buddha nampak jelas merupakan budaya dan cara adaptasi orang
india dengan alam geografisnya

Namun budaya itu juga berubah sesuai dengan pengetahuan manusia yang juga
berubah dan lebih mendalam dalam memahami hakekat cara kerja alam semesta.

Disini marxisme mampu menganalisa bahwa agama yang menjadi sub-struktur budaya,
yang mana budaya adalah merupakan proses adaptasi manusia dengan alam, maka
agama dan budaya bisa direvolusi atau cara adaptasi manusia dengan alamnya bisa
dirubah, diefisienkan, dicari mekanisme yang paling jitu dan tepat, demikian
terus menerus sesuai perkembangan zaman.

Saya kira, kemajuan ekonomi Tiongkok per oktober 2010, tak lepas dari pengaruh
revolusi budaya yang dilakukan oleh pemimpin Mao, revolusi budaya tepatnya mampu
mendudukan masalah atau memberikan gambaran yang tepat bagi orang Tiongkok
terhadap alam semestanya. Dengan analisa marxisme, maka jelaslah sudah bahwa
yang real dan primer maka manusia adalah mahluk ekonomi, dan bukan mahluk
religius. Manusia sebagai mahluk spiritual itu bisa dibangun apabila kebutuhan
primernya sebagai manusia telah tercukupi terlebih dahulu.

Saya kira, kebangkitan negeri Tiongkok per oktober 2010, akibat mereka mampu
melakukan usaha yang fokus terhadap kebutuhan primer manusia, mereka mampu
melakukan simplifikasi terhadap gejala-gejala sekunder dan hampir mengabaikan
gejala-gejala sekunder (sebagai contoh: manusia sebagai mahluk spiritual),
sehingga perhatiannya yang penuh terhadap gejala primer (ekonomi), itu mampu
menjadi realitas.

Kita di Indonesia hanya bisa menyaksikan hegemony negeri tiongkok per oktober
2010, dan tidak melakukan analisis mengapa mereka bisa bangkit seperti itu.

Saya kira manusia mempunyai fokus dalam hidupnya, ketika manusia di Indonesia
fokus terhadap budaya, dan terutama peninggalan Soekarno dianggap sebagai ajimat
sakti, yaitu pancasila, dimana pancasila merupakan hasil Soekarno melakukan
analisis budaya indonesia, dan inilah tepatnya apa yang dilakukan oleh Soekarno,
dia memilih meletakan ideologi yang per prinsipil adalah melanjutkan tradisi
kuno kerajaan-kerajaan Indonesia, jadi Pancasila boleh disebut sebagai 5 pasal
ajimat sakti yang ditarik oleh Soekarno dari analisis budaya BANGSA Indonesia,
dari sini artinya Soekarno memilih meletakan ideologi yang mewariskan
budaya/mekanisme kerajaan wilayah Indonesia kuno untuk DILESTARIKAN oleh manusia
Indonesia masa depan.

Disini permasalahan utama adalah, Soekarno memilih mewariskan budaya/melanjutkan
budaya, sedangkan analisis saya adalah, ketua Mao di Tiongkok dan juga VI Lenin
di Soviet memilih memangkas dan merevolusi budaya, budaya diefisienkan, budaya
dirubah sesuai perkembangan zaman.

Jadi per kata-kata Soekarno memang benar, revolusi adalah menjebol dan
membangun, tapi apa yang dijebol?

Apakah hanya bertujuan mengganti kekuasan saja? Jelas ini bukan hal yang
prinsipiil atau fundamental

namun mestinya yang dijebol dan dibangun ulang itu adalah budaya/mekanisme
manusia dalam hidup, jadi disini nampak jelas suatu KONTRADIKSI seorang Soekarno
dimana dia mengatakan REVOLUSI, di sisi lain dia MEMILIH MELESTARIKAN budaya
Indonesia (baca saja tentang PANCASILA, menurut PENGAKUAN seorang Soekarno,
Pancasila merupakan suatu kesimpulan yang ditarik dari budaya leluhur bangsa
Indonesia), dan tidak melakukan PEMBAHARUAN/PERUBAHAN budaya bangsa Indonesia.
Selanjutnya disini nampak jelas, apabila Soekarno berbicara Revolusi, di sisi
lain dia sendiri memilih MENERUSKAN dan tidak MENGGANTI SYSTEM BUDAYA, so ini
suatu ironi kontradiksi yang pilu.

Jadi nampak jelas, ketika saya mencoba evaluasi terhadap apa yang ketua Mao
lakukan, dan VI Lenin lakukan,bahwa PILIHAN itu adalah MENERUSKAN YANG TELAH ADA
atau MENERUSKAN BUDAYA LELUHUR, atau MENGGANTI/MERUBAH SYSTEM yang ada….

ini suatu hal yang prinsipiil, dan REVOLUSI lebih tepat sebagai
pembaharuan/penggantian/perubahan/merevisi system, dan bukan MENERUSKAN system
secara dogmatis.

Jadi secara prinsipiil juga benar bahwa revolusi atau perubahan system memang
harus dilakukan terus menerus/permanent karena zaman juga berubah,

dan memang seorang REVOLUSIONER itu hendaknya orang yang MENCARI jalan sendiri
dan bukan orang YANG MENERUSKAN SYSTEM WARISAN BUDAYA LELUHUR yang telah ada.

jadi jelaslah sudah, apabila dikocok ulang terhadap ideologinya soekarno, dan
apabila saya ditanya?

siapakah saya?

yang primer dan yang terutama adalah, saya harus menjadi seorang marxis terlebih
dahulu, karena pengetahuan marxis adalah pengetahuan general tentang alam
semesta secara universal, marxisme mampu menjelaskan apa itu politik, apa itu
agama, apa itu pancasila sebagai konten budaya lokal.

setelah itu baru, saya seorang nasionalis atau pancasilais, dan setelah itu baru
saya, kalaupun boleh disebut beragama islam.

jadi secara urutan adalah

- Marxisme/Natural Sains.

- Nasionalisme

- Agama

disini saya meletakan cara berpikir deduktif, atau marxisme adalah skup luas
alam semesta, lalu menyempit kepada konten lokal pancasilais, dan sebenarnya
agama tidak saya butuhkan.

Disini saya kira Soekarno dan rata-rata manusia Indonesia melakukan suatu
fundament pemikiran yang persis terbalik, Soekarno pernah menawarkan pancasila
sebagai ideologi universal….namun Pancasila sendiri adalah gejala sekunder dan
bukan gejala primer….

ayuh kita lihat…

Apakah manusia tanpa pancasila bisa hidup?

Jawabnya: tentu bisa dan banyak jumlahnya malahan….

Apakah manusia tanpa kebutuhan makan bisa hidup?

Jawabnya: tentu tidak bisa…

artinya, kita juga bisa berpancasila setelah kebutuhan yang primer telah
terpenuhi. Artinya kita bisa berpancasila dan beragama dengan baik setelah
gejala primer terpenuhi.

Kita bisa menjadi mahluk pancasila dan mahluk agama, APABILA kita telah menjadi
mahluk marxisme/Natural Sains.

jadi…berpancasila dan beragama tanpa bermarxisme, maka anda akan terjebak
kedalam wawasan sempit, wawasan konten lokal, wawasan sebuah budaya kuno yang
berasal dari wilayah yang disebut sebagai wilayah Indonesia. Jadi beragama islam
hanya akan melihat alam semesta dari perspektive islam, berpancasila hanya akan
mengakibatkan memandang alam semesta dari perspektive budaya metafisik kerajaan
kuno yang saat ini wilayahnya disebut sebagai Indonesia, namun
ber-natural-sains, anda akan mampu melihat mekanisme alam raya bekerja secara
riil dan universal.

Jadi Soekarno mengenalkan kita 3 protokol, yaitu Nasionalisme, agama, marxisme.
Apabila kita mau melanjutkan protokolnya Soekarno, maka yang dibutuhkan adalah
kita menempatkannya saja dengan tepat….

konstektualnya adalah sebagai berikut

Yang Pertama, saya adalah mahluk ALAM SEMESTA (Marxisme/Natural Sains)

Yang Kedua, saya adalah manusia yang tinggal di wilayah Indonesia, untuk itu
konten/identitas lokalnya adalah Pancasila

Yang Ketiga, saya mungkin tinggal di jawa, sunda, sulawesi, sumatra, maka akan
mempunyai konten lokal yang lebih menyempit lagi.

Jadi identitas GENERAL atau PROTOKOL GENERAL saya adalah MARXISME/Natural Sains,
setelah itu saya punya protokol lokal yang disebut Pancasila.

Ketika saya berkomunikasi dengan manusia luar negeri, maka saya menggunakan
protokol GENERAL alam semesta, pasti kompatibel…

dan Pancasila secara spesifik adalah protokol untuk komunikasi dengan manusia
lokal yang disebut sebagai manusia berpikiran pancasila saja, dan budaya jawa
secara spesifik adalah CARA ORANG JAWA dalam ADAPTASI dengan alam semestanya.

Disini dalam ilmu komputer, Microsoft dan IBM mengembangkan protokol LAN (Local
Area Network) yang disebut sebagai Netbeui dan Netbios, namun Internet mempunyai
protokol general yang disebut sebagai TCP/IP. Protokol LAN, bisa dijalankan
diatas protokol GENERAL yang disebut sebagai TCP/IP.

Jadi setelah Soekarno jatuh, memang tidak banyak orang mengerti tentang
materialisme/marxisme. Banyak orang bisa berbicara a,b,c,d,e tentang Pancasila,
namun tidak mengerti permasalahan atau tidak mengerti lokasi Pancasila itu
dimana, tidak mengerti apa itu budaya jawa, apa itu budaya sunda.

Jadi orang yang bisa berbicara banyak tentang Pancasila, menganggap Pancasila
sebagai identitas primer, jelas ini pemikiran yang salah,

Pancasila tepatnya adalah gejala sekunder, atau gejala lanjutan YANG TIMBUL
AKIBAT dari budaya/cara adaptasi manusia kuno yang menempati/mendiami suatu
wilayah yang saat ini disebut sebagai wilayah Indonesia.

+++

Sub judul:

Permasalahan utama: Agama dan Pancasila sebagai jimat.

Manusia Indonesia memang suka bermain kultus. Agama dan Pancasila yang merupakan
gejala sekunder-pun dianggap sebagai jimat yang jegler….turun dari langit.

Agama dan Pancasila-pun dianggap sebagai wangsit…dan memang hobby orang
Indonesia itu berwangsit ria.

tapi saya telah membaca tentang Materialisme/natural sains, dan setelah membaca
ini saya mengerti bagaimana mekanisme/cara kerja alam semesta secara
umum/GENERAL.

Setelah itu baru saya akan melakukan selidik terhadap budaya/konten lokal.

Saya tidak akan mengatakan bahwa Agama dan Pancasila sebagai jimat tersakti,
karena keduanya adalah gejala sekunder dari sebuah produk lokal, dimana Islam
per perspektive marxisme merupakan budaya/konten lokal arab, dan Pancasila
merupakan budaya/konten lokal bangsa Indonesia.

+++

Sub judul:

Tentang metafisik

Metafisik merupakan bahan diskusi lama semenjak para filsuf yunani kuno seperti
Scorates.

Permasalahan utama dari metafisik ini adalah, ia tidak dapat
diketahui/diselidiki CARA KERJANYA oleh manusia.

Jadi metafisik ini seperti dongeng, dia bukan reality, yang real dan bisa
diselidiki oleh manusia hanyalah fisikal/material world.

Fisikal/materi/partikel ini secara real bisa diselidiki CARA KERJA-nya oleh
manusia, sehingga dari PENGETAHUAN CARA KERJA physical/partikel ini manusia
lebih mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam terhadap alam semesta, dan
manusia bisa melakukan inovasi-inovasi produksi dalam konteks manusia sebagai
mahluk ekonomi.

Kalaupun saya boleh mengutip Prof. Hawking, maka para MATERIALIS/FISIKA ini yang
akan menang dalam berkompetisi, mereka BEKERJA, penuh perhatian dalam hal
menyelidiki BAGAIMANA ALAM SEMESTA BEKERJA SECARA REAL. Fisika adalah ilmu
fundamental yang RIIL/KENYATAAN.

Sedangkan para penikmat takhyul duduk saja, mereka tidak bekerja, tidak ingin
mengetahui secara RIIL tentang BAGAIMANA ALAM SEMESTA ini bekerja.Mereka
terjebak kedalam pengetahuan metafisik, yang menjawab bahwa segala sumber
hakekat permasalahan utama alam semesta berasal dari gejala tunggal
SUPERNATURAL.

Jelas permasalahannya bahwa SUPERNATURAL/metafisik merupakan suatu jawaban YANG
TIDAK BISA DIKETAHUI MEKANISME KERJANYA.

+++

Sub Judul:

Apa fungsi Materialisme/Natural Sains dan apa masalahnya…

Saya telah berusaha menunjukan dengan tepat, kepada ilmu apa anda akan
mengetahui dan memahami tentang alam semesta, tentu tepatnya kepada NATURAL
SAINS. Permasalahan adalah NATURAL SAINS tidak berbicara masalah moral,

so…

sebaiknya pemahaman Natural Sains sebagai World View ini berada pada
pemimpin-pemimpin bangsa saja, karena kalau world view ini berada di tangan
orang yang salah, maka memang akibatnya bisa fatal.

Disini saya ingin menunjukan sesuai dengan porsinya…

apabila anda ingin mengetahui tentang cara kerja alam semesta, maka pelajarilah
NATURAL SAINS.

dengan mengetahui cara kerja natural sains maka anda akan mengerti apa yang
diinginkan, misal ingin membawa Indonesia unggul secara ekonomi (dan bukan
secara SPIRITUAL), maka anda akan mengerti langkah-langkah sesuai dengan hal-hal
yang telah saya tulis….

tapi kita belajar sejarah, Natural Sains sebagai world view pernah mengakibatkan
perang dunia kedua, dimana Joseph Stalin dan Adolf Hitler bertempur,
masing-masing ingin menjadi bangsa unggulan.

so…saya ingin mengatakan…

per analisa saya, Joseph Stalin dan Adolf Hitler itu mengerti tentang bagaimana
alam raya bekerja, sehingga ide-ide mereka juga ide-ide gila tanpa moral.

Tapi disini saya hendak menulis tentang ketepatan/kejituan petunjuk tentang alam
raya…saya tidak sedang berbicara masalah moral…

sehingga yang dilakukan oleh Charles Darwin memang tepat, ia tidak segera
menerbitkan pemikirannya tentang evolusi…

Evolusi harus ditempatkan di ranah yang tepat, atau misal saya ditanya…

mana konsep kerja alam semesta yang riil dan benar? maka saya jawab NATURAL
SAINS/Evolusi/Materialisme/Fisikalisme

tapi orang tidak harus benar untuk hidup….orang hidup mungkin hanya butuh
kebahagiaan….bahagia belum tentu harus benar….

dan juga benar belum tentu bahagia…(keputusan saya thd pengkristianan anak saya
adalah keputusan yang bertujuan agar dirinya bahagia dan tidak perlu ia mengerti
tentang hakekat kerja alam semesta)

maka anda boleh memilih …

mencari kebahagiaan?

mencari kebenaran?

atau mencari keduanya?

ini semua pilihan….

disini saya menulis dengan penuh kesadaran, saya sedang menulis dalam
ranah/wilayah apa….

namun para Charlatan (penjual konsep), jelas bukan merupakan orang yang sadar,
mereka tidak pernah tahu mereka sedang berbicara dalam masalah apa….

(Para Charlatan jelas otaknya penuh korsleting pemikiran, pikirannya campur
aduk, mereka tidak mampu mengurutkan domain pemikiran, mereka tidak cerdas dalam
menyusun struktural pikiran-mana yang fundament-mana yang sekunder, mereka tidak
mampu memilah-milah pemikiran….)

disini tepatnya saya akan memilah/memisahkan tentang BENAR dan BAIK

yang BENAR (per definisi logika–>'logika digunakan untuk mencari kebenaran dan
bukan kebaikan' dan empirical) adalah konsep NATURAL SAINS.

yang BAIK adalah konsep SUPERNATURAL. (meski konsep supernatural tidak menjamin
manusia untuk menjadi baik)

so selanjutnya silakan bagi yang ingin menyebarkan agama, tapi hendaknya tahu
tujuan menyebarkan agama itu untuk apa, dan bisa mengatasi masalah yang timbul
karenanya…

Sekian….



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to