Refleksi : Selama ini TNI bercitra tidak baik di Puncak Jaya?  

http://regional.kompas.com/read/2011/03/18/19435113/TNI.Berupaya.Perbaiki.Citra


TNI Berupaya Perbaiki Citra
Penulis: Josie Susilo Hardianto | Editor: I Made Asdhiana 
Jumat, 18 Maret 2011 | 19:43 WIB


 KOMPAS/RADITYA MAHENDRA YASA Sejumlah perwira TNI memberikan penghormatan saat 
memperingati Hari Infanteri di Lapangan Kodam IV/Diponegoro, Kota Semarang, 
Jawa Tengah, Minggu (19/12/2010). 
JAYAPURA, KOMPAS.com - Di sela-sela rapat pimpinan jajaran Kodam XVII 
Cendrawasih, Jumat (18/3/2011), Panglima Kodam XVII Cendrawasih Mayjen Erfi 
Triasunu mengungkapkan rencana gelar bakti TNI pada Mei mendatang. Gelar bakti 
TNI itu akan dipusatkan di Puncak Jaya, Papua selama enam bulan.

Dengan terbuka, Erfi mengatakan, dalam kegiatan kali ini, jajarannya tidak lagi 
menggunakan kata operasi, tetapi gelar bakti. Hal itu menurutnya merupakan 
bagian dari upaya untuk membangun komunikasi yang lebih positif dengan 
masyarakat.

Dalam jumpa pers yang di markas Kodam XVII Cendrawasih itu, Erfi mengatakan, 
fokus dari gelar bakti itu adalah membangun infrastruktur fisik seperti jalan 
serta pelayanan masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan.

Upaya itu tuturnya sengaja dilakukan untuk membangun komunikasi yang lebih baik 
dengan masyarakat dan membangun kembali rasa kepercayaan serta memperbaiki 
citra TNI.

Sebagaimana diberitakan, di kawasan itu kerap terjadi konflik dan kekerasan 
yang melibatkan anggota TNI. Terakhir adalah kasus penyiksaan oleh sejumlah 
oknum TNI terhadap warga yang kemudian tersiar melalui dunia maya serta 
penembakan terhadap Pendeta Kideman Gire pada April tahun lalu. Saat ini kasus 
itu telah dilimpahkan ke Oditur Militer.

Mayjen Erfi Triasunu berharap dengan langkah-langkah itu, selain menjaga dan 
meningkatkan kemampuan dasar prajurit, upaya tersebut diarahkan untuk menekan 
pelanggaran dan arogansi prajurit. "Supaya tidak ada lagi kekerasan oleh aparat 
militer, tidak ada arogansi prajurit, dan mengedepankan kasih dan damai, serta 
bersama-sama masyarakat Papua membangun suasana aman," kata Erfi Triasunu.

Ia sendiri tidak ingin lagi menggunakan ungkapan separatis, tetapi mereka yang 
berbeda pendapat. Untuk itu tuturnya, perlu dilakukan terobosan-terobosan yang 
lebih komunikatif. "Membuat langkah-langkah yang memanusiakan. Karena mereka, 
intinya adalah menuntut keadilan dan kesejahteraan," tuturnya.

Dalam upaya itu, tentu saja TNI akan melibatkan banyak pihak termasuk 
Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya dan kalangan swasta. Ia mengakui usaha 
memperbaiki citra itu tidak mudah dan memerlukan waktu. "Dalam gelar bakti itu, 
TNI akan menurunkan sekitar 200 personel. Diantara mereka ada sejumlah anggota 
TNI yang dilatih untuk menjadi guru. Ada 20 orang yang sedang ditatar untuk 
itu," kata Erfi Triasunu.

Dihubungi terpisah, Direktur Imparsial Poengky Indarti menyambut baik upaya 
itu. Apa yang tengah dipersiapkan oleh jajaran Kodam XVII Cendrawasih 
menurutnya merupakan bagian dari operasi militer selain perang. "Itu langkah 
baik, bahwa TNI sudah melakukan evaluasi atas tindakan mereka selama ini, 
khususnya kasus penyiksaan yang dilakukan di Puncak Jaya," kata Poengky Indarti.

Namun, menurutnya, pilihan kegiatan untuk menciptakan citra baik bagi TNI 
berupa gelar bhakti selama enam bulan di Puncak Jaya adalah pilihan yang keliru.

"Mengapa kami menyebut hal ini adalah pilihan yang keliru? Alasannya adalah, 
tindakan perbaikan citra seharusnya dilakukan dengan melihat konteks 
permasalahan dan situasi di Papua. Masyarakat Papua, apalagi masyarakat yang 
mendiami wilayah Puncak Jaya, sudah sangat benci dan tidak percaya dengan 
aparat TNI," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Poengky, sebaiknya harus ada perubahan sikap dan 
perilaku semua aparat TNI yang bertugas di Papua, tidak hanya yang bertugas di 
Puncak Jaya, melainkan di seluruh Papua.

"Perubahan sikap dan perilaku itu dengan cara tidak mempersepsikan atau 
menstigma orang-orang Papua sebagai kelompok separatis, bersikap rendah hati 
dan menghilangkan arogansi sebagai militer yang selama ini kerap dilakukan, 
tidak melakukan tindakan-tindakan yang bersifat melawan hukum, misalnya tidak 
melakukan kekerasan dan tidak membekingi bisnis," papar Poengky.

Selain itu, untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang harus ada 
kebijakan dan keputusan politik negara yang mendasarinya. Artinya, tutur 
Poengky, harus ada Keputusan Presiden sebagai otoritas sipil tertinggi dan 
harus disetujui oleh DPR RI. Hal ini sebagai bentuk kontrol sipil atas militer 
dan untuk pertanggungjawaban sekaligus monitoring pelaksanaan operasi. Jika 
operasi dijalankan tanpa adanya perintah dari otoritas politik tertinggi maka 
bisa dikatakan bahwa operasi tersebut adalah ilegal.

Menurutnya, masyarakat akan lebih menyambut baik kalau dokter yang didatangkan 
adalah dokter sipil yang ditugaskan oleh Kementrian Kesehatan, ketimbang oleh 
TNI. Demikian pula dengan guru yang didatangkan, akan sangat baik kalau 
Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional yang mengirimkan 
tenaga guru, bukan anggota TNI yang akan merangkap profesi sebagai guru. 
Menurut Poengky, selain dianggap tidak profesional, juga rentan untuk dituding 
sebagai "Indonesianisasi Papua".

"Usulan saya untuk TNI yang bertugas di Papua adalah sebaiknya memperbaikki 
citra dengan melakukan penghormatan dan penegakan hukum, termasuk segera 
menghukum anak buahnya jika melakukan kriminal, mempelajari budaya setempat, 
serta memperbanyak kesempatan kepada orang-orang asli Papua untuk dapat 
bergabung menjadi prajurit TNI," tambah Poengky. 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke