Sedap. Sore-sore dengerin anak muda nyanyi lagu klasik begini + baca ulasan reza sembari ngudap timus didorong teh panas.. wuaa...hidup yang indah berasa tambah gumbira...
Kenyang lahir-batin itu penting. --- "rezameutia" <rezameutia@...> wrote: > Lagu 'Tombo Ati', lagu 'Gundul-Gundul Pacul' sudah kita ketahui > bersama bahwa kedua lagu tersebut di tulis oleh Wali Songo pada > saat menyiarkan agama Islam di Jawa. Saya baru saja selesai baca > buku "Sang Pencerah (Kisah KH Ahmad Dahlan)". > > Didalam buku "Sang Pencerah" tersebut ternyata ditulis bahwa lagu > populer anak-anak "Lir Ilir" diciptakan oleh Sunan Kali Jaga dan > merupakan lagudalam menyiarkan agama Islam dan mempunyai makna yang > sangat mendalam. > > > http://www.youtube.com/watch?v=yr_2gBoHiU4&feature=related > > Lir ilir > Written by Sunan Kali Jaga > > Lir ilir lir ilir > > Tandure wong sumilir, tak ijo royo royo > Tak senggo panganten anyar > Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi > Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotira > > Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir > Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore > Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane > > Yo suraka surak hiyo > > ======== > > "Lir ilir lir ilir" > > 'Bangun, bangunlah' > Apa maksudnya yang dibangunkan? > Ruh? Kesadaran? Pikiran? > Tapi, lir ilir yang dikatakan mengandung angin semilir bisa juga > ditafsirkan sebagai imbauan lembut untuk berdzikir. > > "Tandure wong sumilir tak ijo royo royo" > > Jika dzikir sudah dikerjakan, maka akan menghasilkan kehidupan yang > indah dan nyaman seperti pohon hijau yang rindang, yang bermanfaat > sebagai tempat berteduh banyak makhluk Allah di muka bumi. > > "Tak senggo panganten anyar" > > Yang dimaksudkan Sunan Kali Jaga saat menuliskan kata-kata > "pengantin baru" ini adalah raja-raja di Jawa yang baru memeluk > agama Islam, setelah sebelumnya leluhur mereka biasanya memeluk > agama Hindu atau Buddha. > > Dengan berpindahnya keyakinan seorang raja menjadi pemeluk Islam, > biasanya juga akan diikuti dengan perpindahan keyakinan rakyatnya > secara besar-besaran sehingga bisa terlihat seperti pohon hijau > yang rimbun, ijo royo-royo. > > "Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi" > > Penggembala adalah seseorang yang selalu mengarahkan hewan-hewan > gembalanya agar tidak tersesat, layaknya seorang imam yang > berkewajiban untuk selalu membimbing makmumnya di jalan yang benar, > betapa pun sulitnya jalan itu. > > Jika kata "cah angon" itu dilihat sebagai seruan lembut kepada para > imam, bisa saja dalam bentuk para kiai, raja-raja, atau kaum > terpelajar yang merasa punya kewajiban untuk terus mengarahkan > rakyat sebagai makmumnya, kalimat "penekno blimbing kuwi" menjadi > sangat kuat maknanya karena belimbing adalah buah berwarna hijau > dengan lima (5) sisi buah yang bisa dianggap sebagai simbol dari > lima rukun Islam. > > Sedangkan "penekno" merupakan ajakan kepada raja-raja Jawa untuk > mengimbau masyarakat agar mengikuti jejak mereka untuk memeluk dan > menjalankan syariat Islam. > > "Lunyu lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro" > > bahwa meskipun cukup sulit untuk memperoleh "blimbing kuwi" itu, > jika bisa didapat akan sangat membantu untuk memudahkan mencuci > pakaian. Tidak sulit memahami kalimat ini, jika pengertian tentang > "blimbing kuwi" sebagai lima rukun Islam, karena jika seseorang > sudah berpegang pada rukun Islam, maka akan mudah baginya untuk > membersihkan hati, pikiran, ketakwaan, sebagai bagian dari > "pakaian" yang digunakan sehari-hari. Sebab jika tidak dibersihkan > secara rutin dan sungguh-sungguh, pakaian itu bisa cepat lusuh dan > terlihat buruk di mata orang lain. > > "Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir" > > bahwa pakaian-pakaian yang sudah lusuh harus segera dipinggirkan, > bukan dengan maksud untuk dibuang, melainkan untuk dijahit kembali, > diperbaiki agar secepatnya terlihat indah lagi. > > "Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore" > > "benahilah pakaianmu untuk menghadap nanti sore" sangat jelas > maksudnya sebagai penanda waktu menyangkut kematian. Dengan > demikian, seorang Muslim sudah selayaknya harus membenahi pakaian > iman dan takwanya sebelum kematian datang "di waktu sore", atau > ujung umur seseorang yang diperkenankan Allah Swt. > > "Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane" > > Tembang itu ditutup dengan imbauan yang sangat menyejukkan hati > bahwa segalanya harus segera dilakukan "Mumpung padhang rembulane, > mumpung jembar kalangane" yang bermakna "mumpung terang > rembulannya, mumpung banyak waktu luang". Karena jika sinar > rembulan sudah redup, alam semesta gelap, dan tak ada lagi waktu > luang untuk berbenah, sia-sia saja seluruh keinginan untuk > memperbaiki pakaian takwa jika waktunya sudah tidak memungkinkan. > > "Yo surako surak hiyo" > > Seluruh lagu akhirnya ditutup dengan kata-kata riang gembira "yo > surako surak hiyo" yang berarti sambutlah seruan ini dengan sorak > sorai dan keceriaan untuk menjalankan syariat Islam dalam kehidupan > sehari-hari. > > > ========= ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/