Persis. Itu sudah ada di sana. Tinggal butuh sedikit kecerdasan 
akal & emosi untuk meraihnya. Hati yang senang adalah pertanda hidup 
yang sehat. Orang yang dalam keadaan sakit berat bahkan menjelang ajal tapi 
masih bisa menunjukkan kegembiraan, adalah orang yang berjiwa sehat. Dia 
menyadari bahwa yang sakit hanyalah tubuhnya. Tubuh, material, yang memang 
terikat waktu. 

--- PAREWA <parewa70@...> wrote:

> Dan bagusnya Tuhan itu maha adil, "kebahagiaan hakiki itu ternyata 
> ada di dalam hati". Hak yang dimiliki semua orang yang tidak bisa 
> dirampas oleh siapapun dan apapun baik materi maupun imaterial. Dan 
> itu hanya bisa diperoleh dengan "mengabdi padaNya" dalam pemahaman 
> yg hanya bisa dipahami oleh mahluk2nya yg berakal (menggunakan 
> akal) dan bersih jiwanya. Dengan demikian, kehidupan ini --naik 
> turunnya-- tidaklah memberatkan
> 
> --- ajeg <ajegilelu@...> menulis:
> 
> > Di tanah Jawa ada filosofi yang mengibaratkan hidup ini 
> > seperti orkestra gamelan yang 'bertalu-talu menuju gong'. 
> > Daerah lain yang juga mengenal nada pentatonik pasti gampang 
> > memahami ini. Bukan cuma dalam urusan hidup manusia saja 
> > tapi juga meluas sampai ke urusan alam semesta. 
> > 
> > Maksudnya, dengan filosofi ini orang juga terbantu untuk 
> > memahami bahwa yang digembar-gembor sebagai big bang itu 
> > ya ibaratnya cuma sepentungan gong dalam sebuah komposisi. 
> > 
> > Bagi yang mengalami jaman mesin tik, bisa juga berfilosofi 
> > hidup ini bagaikan orkestra mesin tik; ketak-ketik-ketak-ketik 
> > ting! Sreet...baris baru, ketak-ketik.. dan begitulah 
> > seterusnya. 
> > 
> > --- PAREWA <parewa70@...> wrote:
> > 
> > > Jumat malam kami tiba lagi didusun kecil kampung kami, seperti 
> > > hari yang sudah-sudah. Deretan gunung itu masih yang dulu-dulu 
> > > jua. Walau disana sini telah banyak perubahan, saya bersyukur 
> > > keindahan alam dusun kami masih alami. Diam-diam saya berdoa 
> > > agar dusun cantik itu tidak pernah menarik hati kaum kapitalis 
> > > menancapkan taring rakusnya. Lalu, layaknya ‘Belanda minta 
> > > tanah’ merubah sawah2 menjadi mal dan vila yang entah kapan 
> > > pula akan disinggahi oleh pemiliknya.
> > > 
> > > Usai shalat subuh di surau tuo tak jauh dari rumah, saya 
> > > bertandang ke rumah-rumah sanak saudara dan kawan-kawan semasa 
> > > bujang. Tak lupa pula sekedar bercakap-cakap ringan dengan 
> > > segala orang yang kami temui dijalan. Inilah rahasia hidup 
> > > sehat sebenar-benarnya: shalat subuh lalu jalan kaki keliling 
> > > dusun, bertandang dan bertegur sapa dengan siapa saja. Badan 
> > > bugar, jiwa sehat, hati senang, dan pikiran jadi lawas. 
> > > 
> > > Secara demikian, tak kan berguna push up dan joging sembari 
> > > lirik kiri lirik kanan mengharapkan sekedar anggukan orang untuk
> > > menjadi sehat. Ah, diri yg melayang-layang bak debu ditengah 
> > > keramaian. Tak ada apa-apa dan tak ada siapa-siapa!. Hampa. 
> > > Yang tersisa selanjutnya adalah: terus menerus memproduksi 
> > > kata-kata untuk menipu diri sendiri. Mencoba membangun bahagia 
> > > khayali lalu meyakinkan orang bahwa “saya bahagia”. 
> > > Alih-alih menjadi sehat, malah pantat melawas dan jiwa 
> > > meranggas bak pohon lama tak disiram hujan.
> > > Karenanya jiwa yang sepi dan beku macam begitu lama-lama akan 
> > > bertukar akal pula, jadi gila dan tak ada obatnya.
> > > 
> > > Menjelang matahari tepat dipuncak
> > > ubun-ubun kepala, saya pulang ke rumah. Baru saja melangkahkan 
> > > kaki menginjak anak tangga pertama rumah panggung kami segera 
> > > saja tercium aroma pangek ikan yang membangkitkan selera. 
> > > Dendeng batokok balado dan rendang kering itam kesukaan saya 
> > > pastilah juga sudah terhidang. Seminggu sekali pulang kampung 
> > > memang moment2 ‘melepas selera’ inilah yang paling saya 
> > > tunggu. Rasa-rasanya kerja keras selama lima hari di kota besar 
> > > yang penuh asap kendaraan dan sumpah serapah itu terbayar tunai 
> > > sudah. 
> >  
> 



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke