Refleksi: Pastilah mendidih darah si Jusfiq membaca wawncara
dibawah ini. Yg membuktikan dia anti HAM. Kalo kacungnya si item akan lgs 
menyela, "ah itu boong..." 


Maher Zain: Saya Tak Mau Merambah Musik Pop

“Sampai 3,5 tahun yang lalu, saya jauh dari agama. Jauh
dari Allah.” 

Nama Maher Zain mendadak disebut di mana-mana. Wajahnya yang
percampuran Eropa dan Lebanon
kerap muncul di televisi belakangan ini. Banyak yang berseru senang ketika
mendengar kabar pria pelantun lagu Palestine Will Be Free ini datang ke 
Indonesia.
Namun banyak juga yang bertanya-tanya, "Memang siapa sih Maher Zain?"



Untuk mengenal lebih dekat penyanyi yang baru saja merilis album baru berjudul
Thank You Allah ini, Yahoo! Indonesia sempat berbincang dengan Maher Zain di
sela kegiatannya yang padat di Jakarta. Kebetulan wawancara digelar hanya
selang beberapa menit setelah diumumkannya berita kematian Osama bin Laden. 



"Baru saja saya lihat beritanya di televisi. It's sad but good. Di
satu sisi, dia seorang muslim. Dia saudara kita. Tapi apa yang dia lakukan itu
salah. Islam tak pernah mengajarkan kita untuk membunuh orang-orang yang tak
bersalah," ujar Maher.



Ternyata banyak yang orang belum tahu tentang pria kelahiran Lebanon, 16
Maret 1981 ini. Ternyata dia belum empat tahun memeluk agama Islam, dan
sebelumnya ia pernah bekerja dengan produser musik Lady Gaga.



Simak perbincangan lengkap Yahoo! Indonesia dengan Maher Zain di bawah
ini.





Apakah Anda sudah menekuni dunia nyanyi sejak kecil?

Sebenarnya saya baru mulai menyanyi sekitar 3,5 tahun yang lalu. Sebelumnya
saya sudah bergerak di industri musik, tapi sebagai produser, bukan penyanyi.
Sesekali saya nyanyi juga, tapi biasanya hanya untuk demo. Saya dulu kerja
dengan Red One (produser Lady Gaga, Jennifer Lopez, dll), saya banyak membantu
di produksi musik dia.

“Salah satu yang membuat saya terus melaju adalah karena
banyaknya penggemar yang bilang bahwa lagu saya mengubah hidup mereka. ” 



 

Lalu apa yang membuat Anda akhirnya beralih jadi
penyanyi lagu religi?

Sampai 3,5 tahun yang lalu, saya jauh dari agama. Jauh dari Allah. Tapi
alhamdulillah setelah itu saya memeluk Islam dan sadar bahwa banyak sekali yang
bisa saya bagikan kepada anak-anak muda seusia saya dan yang berada di situasi
yang sama dengan saya. Saya ingin bisa menginspirasi mereka. Karena itulah
akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan industri musik pop dan memilih
jalan ini.



Sejak kapan Anda memeluk Islam?

Akhir tahun 2007, tepatnya bulan Ramadhan. Sebelumnya saya sangat tersesat dan
serba bingung. Saya mulai mempertanyakan hal-hal seperti kenapa kita ada di
dunia ini? Apa yang harus kita lakukan di sini? Apa tujuan kita hidup? Saya
juga banyak berpikir tentang kematian, tentang kehilangan orang tua dan
saudara-saudara. Banyak sekali pikiran gila yang berkecamuk di benak saya, dan
saya yakin banyak juga orang yang mengalami hal seperti ini. Ditambah lagi saat
itu saya berada di lingkungan yang buruk, dikelilingi teman-teman yang buruk
pula. Alhamdulillah setelah saya memutuskan untuk memeluk Islam, saya mulai
mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sedikit demi sedikit saya
mulai memahami.



Saat baru sampai di bandara Soekarno-Hatta, Anda disambut puluhan
penggemar. Memang biasanya selalu seperti itu?

Tidak sama sekali. Itu terjadi juga di Malaysia,
tapi sejujurnya saya nggak berharap banyak waktu saya datang ke Indonesia. Jadi
sewaktu para penggemar menyambut kedatangan saya di bandara, saya sangat kaget.
Indonesia
mengagumkan sekali, fans di sini sangat suportif. Saya berterima kasih sekali
atas dukungan mereka.



Sempat jalan-jalan di Jakarta?

Sayangnya tak ada waktu. Saya hanya sempat pergi ke sebuah pegunungan, saya
lupa namanya, saat syuting sinetron Pesantren dan Rock n Roll. Itu pengalaman
pertama saya berakting. Saya tak sabar melihat hasilnya.



Siapa inspirasi Anda dalam bermusik?

Passion bermusik sepertinya datang dari ayah saya, karena dia dulu juga seorang
penyanyi. Keluarga ibu juga beberapa ada yang penyanyi. Tapi selama di dunia
musik, saya belajar banyak dari Red One.



Apakah Anda berniat untuk merambah musik pop juga?

Insya Allah tidak. Lagi pula, apa yang dimaksud dengan musik pop? Apakah yang
bisa untuk bergoyang? Apakah yang seperti lagunya Lady Gaga? Bagi saya, musik
adalah musik. Jika musikmu bagus, pesannya akan sampai ke pendengar.



Sebagai penyanyi lagi religi, Anda termasuk orang yang religius juga
kah?

Absolutely. Tapi apa sih definisi religius itu? Salat, puasa, tentu
saya jalankan. Tapi bagi saya Islam adalah jalan hidup. Bukan sesuatu yang saya
jalankan sebagai sampingan. Islam is the way I'm living. Berbuat
baiklah pada sesama, hormati semua orang, jangan pernah sakiti orang tuamu
bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang
baik. This is what Islam is for me and I'm trying to live it everyday.



Anda tinggal di Swedia. Sulitkah jadi seorang muslim di Swedia?

Nggak juga. Tentu saja agak lebih sulit dibandingkan muslim yang tinggal di 
Indonesia atau
negara lain yang mayoritasnya pemeluk Islam. Tapi alhamdulillah Islam sudah 
mulai
berkembang di Swedia. Anak-anak muda muslim di sana
sudah bisa memberi gambaran seperti apa Islam yang sesungguhnya dan orang-orang
di sana pun
sudah bisa melihatnya. Tentunya masih ada yang berpandangan negatif, tapi kami
berusaha selalu mentolerir.



Apakah album Anda juga dijual di negara-negara yang mayoritasnya bukan
muslim?

Saya rasa album saya bisa ditemukan di mana-mana. Bedanya, di banyak negara
Barat, album saya tak akan ada di mall atau di toko CD besar, tapi hanya bisa
diorder di iTunes, Amazon.com, atau di toko buku Islami.



Apa yang ingin Anda sampaikan lewat musik Anda?

Misi saya adalah membawa pesan perdamaian dan harapan, jadi inspirasi bagi
pendengar untuk jadi lebih baik, dan menunjukkan karakter baik Islam. Salah
satu yang membuat saya terus melaju adalah karena banyaknya penggemar yang
bilang bahwa lagu saya mengubah hidup mereka. Banyak yang menangis mendengar
lagu Insha Allah, Open Your Eyes, dan Thank You Allah, dan mereka bilang,
"You don't understand how this song changed my life." Inilah
yang membuat saya terus melakukan apa yang saya lakukan. 



Bagaimana rasanya berduet dengan Fadly Padi?

Fadly is a very nice guy, orangnya sangat rendah hati. Dia di sini
seorang bintang, tapi saat bertemu saya dia bilang bahwa dia penggemar saya 
juga.
Saya belum pernah dengar lagu Padi sebelumnya, tapi kemarin saya sempat lihat
video klip lagu religi yang Fadly nyanyikan, dan satu lagu yang jadi soundtrack
Upin Ipin.



Anda juga sempat menyanyikan sepenggal lirik dalam Bahasa Indonesia.
Sulitkah?

Nggak terlalu sulit. Saya sudah pernah diminta menyanyi dalam bahasa Inggris,
Perancis, Arab, Turki, Urdu,
 Malaysia, dan
Bahasa Indonesia. Trik saya adalah menulis lirik bahasa tersebut sesuai dengan
cara pengucapannya dalam bahasa Swedia, baru setelah itu saya nyanyikan. Nah,
masalahnya, saya baru dapat lirik berbahasa Indonesia ini saat sudah dalam
perjalanan ke studio. Saya hanya punya waktu latihan selama 30 menit. Untungnya
di studio ada Fadly dan orang-orang Sony Music yang membantu.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke