Ref: Kakek Subiantoro ini bisa djiadikan reklame  yang berguna bagi perusahaan 
rokok. Perushaan rokok akan sangat gembira dan berterimakasih kepada  kakek 
Subiantoro ini, karena  membuktikan  propanganda anti rokok tidak benar. 
hehehe. 

Kalau  perokok berantai [chain smoker] biasanya pucat mukanya, tetapi dari 
gambar ini, tidak kelihatan muka kakek pucat. Kekecualian selalu ada, tetapi  
bukan patokan.

Apakah  tidak keliru ditulis tgl. lahirnya pada KTPnya. 


http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/05/31/brk,20110531-338020,id.html

Kakek Ini Bisa Menghabiskan 148 Batang Rokok Sehari 
Selasa, 31 Mei 2011 | 20:44 WIB


  
Pemilik Paseban Agung Sonyoruri, Citro Sridono Sasmito alias Subiantoro, 109 
tahun, warga Desa Papringan Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 
TEMPO/David Priyasidharta


TEMPO Interaktif, Lumajang -Citro Sridono Sasmito alias Subiantoro, namanya. 
Pemilik Paseban Agung Sonyoruri, ini kini telah berusia 109 tahun. Dengan usia 
setua itu warga Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini 
setiap harinya menghabiskan 148 batang rokok kretek setiap harinya. 



Kebiasaan menghabiskan ratusan batang rokok ini sudah di mulai bapak dua anak 
dan kakek tiga cucu ini sejak puluhan tahun lalu.



Saat Tempo mengunjungi rumahnya di Desa Papringan, ruang tidur di dalam 
padepokan Mbah Citro --begitu ia biasa dipanggil masyarakat setempat--ini, 
tergelatak belasan pak rokok kretek yang masing-masing berisi 16 batang. 
"Setiap hari saya habis 8 pak rokok," kata spiritualis ini kepada wartawan, 
Selasa, 31 Mei 2011, sore. 



Duduk di lantai bersama Hari Aji, 65 tahun, orang dekatnya dan juga seorang 
perupa Surabaya ini, Mbah Citro cukup bersemangat saat diajak ngobrol masalah 
hari lahir Pancasila. 



Meski usianya sudah 109 tahun, namun tubuhnya masih terlihat bugar dan enerjik. 
"Dia cukup senang disebut si raja rokok," Hari Aji. 



Sehari-harinya, Hari menambahkan, Mbah Citro ini sebenarnya kurang begitu 
menyukai nasi. "Dia lebih suka makan umbi-umbian," katanya. 



Di usianya yang sudah senja ini, kata Hari, Mbah Citro juga masih sering 
bepergian. "Kalau sudah punya uang, dia pasti pergi kemana dia suka. Tiba-tiba 
telepon saya kalau sudah berada di Jawa Tengah atau dimana," kata Hari. 



Mbah Citro, lahir di Magetan, 21 Agustus 1902. Bapaknya bernama, Surya Adi 
Wijaya, seorang guru politik pada zaman penjajahan Belanda dulu. Mbah Citro ini 
mengaku kenal dengan Bung Karno. "Saya biasa memanggilnya Kusno. Dan dia 
manggil saja Bianto," kata Mbah Citro. 



Ia mengaku kenal pertama kali dengan Soekarno saat berumur 1921 tahun. "Saya 
dikenalkan bapak saya," kata Mbah Citro.



DAVID PRIYASIDHARTA

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to